14 informasi secara bertahap untuk meningkatkan pemahaman akan suatu masalah
atau topik Kuhlthau, dkk, 2007: 2. Pendapat ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa inkuiri terbimbing adalah pembelajaran inkuiri yang
memberikan petunjuk siswa secara bertahap melalui pertanyaan-pertanyaan yang membimbing dalam proses menemukan sendiri jawaban atau pemecahan suatu
masalah.
5. Langkah-langkah Metode Inkuiri
Langkah-langkah inkuiri menurut pendapat tiga ahli adalah sebagai berikut. Sanjaya 2006: 194 menyampaikan enam rangkaian kegiatan dalam inkuiri,
yaitu: penjelasan dan pengarahan oleh guru atau orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis atau jawaban sementara, mengumpulkan data, menguji
hipotesis, dan menarik kesimpulan. Trianto 2009a: 114 mengemukakan langkah- langkah kegiatan inkuiri antara lain merumuskan masalah, melakukan observasi,
menganalisis, dan menyajikan hasil. Ada lima langkah pembelajaran inkuiri yang
dikemukakan oleh Komalasari 2010: 74, yaitu: merumuskan masalah, melakukan observasi, menganalisis, menyajikan hasil, mengkomunikasikan hasil,
melakukan refleksi dari hasil kegiatannya, memajang hasil. Pendapat para ahli memiliki kesamaan dalam langkah-langkah inkuiri dan pendapat tersebut saling
melengkapi. Berdasarkan pendapat para ahli, diperoleh tujuh langkah pembelajaran inkuiri, yaitu: orientasi, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan refleksi.
6. Manfaat Metode Inkuiri
Metode inkuiri memiliki lima manfaat bagi siswa Kuhlthau dkk, 2007: 6. Pertama, siswa dapat membangun keterampilan sosial, bahasa, dan membaca.
Kedua, inkuiri memberikan kesempatan pada siswa untuk merumuskan pemahamannya sendiri. Ketiga, inkuiri memberi kesempatan siswa untuk bebas
dalam belajar dan mencoba. Keempat, inkuiri memberikan motivasi dan keterlibatan siswa yang tinggi. Kelima, inkuiri mengajak siswa untuk belajar
dengan menggunakan langkah-langkah dan mengembangkan keterampilannya.
15 Metode inkuiri juga bermanfaat bagi guru Kuhlthau dkk, 2007: 7. Pertama,
guru dapat berbagi tanggung jawab dengan siswa. Kedua, guru dapat berbagi keahlian dengan siswa. Ketiga, guru dapat mengajarkan sekaligus kemampuan
memahami materi dengan sumber informasi. Keempat, inkuiri memberikan inspirasi dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang kreatif. Kelima, guru
memperoleh pengalaman
meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan
penggunaan metode yang sesuai dengan kurikulum.
2.1.1.6 Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan
prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan Susanto, 2013: 167. Siswa mengamati objek nyata yang ada di alam untuk
mendapatkan atau mengumpulkan informasi sebagai dasar membangun pengetahuannya akan segala hal yang ada di alam semesta. Selain itu, siswa juga
melakukan langkah-langkah kegiatan dalam belajar IPA untuk mengolah informasi tersebut. Setelah diolah dengan langkah-langkah tertentu, siswa mampu
menarik kesimpulan dan menjelaskan hasil simpulan yang ia peroleh. Liem 2007: XV mendefinisikan IPA sebagai proses sekaligus produk.
Karena itu pembelajaran IPA lebih tepat apabila menggunakan aktivitas-aktivitas belajar yang banyak dari pada hanya studi terhadap fakta-fakta. Melalui aktivitas-
aktivitas yang dilakukan siswa berarti mereka melakukan proses belajar. Kemudian selama siswa terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, mereka dapat
memperoleh sesuatu yang berguna atau bisa disebut sebagai sebuah produk. Produk merupakan hasil dari proses suatu aktivitas yang melibatkan siswa.
Jacoboson dan Bergman dalam Susanto, 2013: 170 mengemukakan lima karakteristik IPA. Karakteristik IPA tersebut adalah 1 IPA merupakan kumpulan
konsep, prinsip, hukum, dan teori; 2 proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk penerapannya; 3 sikap keteguhan
hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia alam; 4 IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau beberapa saja; dan 5
keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang objektif.
16 Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dalam BNSP 2006: 171-172
ialah 1 memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, 2 mengembangkan pemahaman konsep-konsep IPA yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, 3 mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran bahwa ada hubungan saling memengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat, 4 mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan, 5
meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam, 6 meningkatkan kesadaran untuk menghargai
alam ciptaan Tuhan, dan 7 memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. Susanto
2013: 172 menyatakan bahwa metode inkuiri dianggap sebagai metode yang paling tepat dalam pembelajaran IPA.
2.1.1.7 Pencemaran Air
Penelitian ini menggunakan kompetensi inti IPA kelas V “4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia”. Kompetensi dasar yang digunakan yaitu “4.5 Menyajikan hasil laporan tentang permasalahan akibat terganggunya keseimbangan alam akibat
ulah manusia, serta memprediksi apa yang akan terjadi jika permasalahan tersebut tidak diatasi.” Materi dibatasi pada pencemaran air dan berikut bagan materi.
Gambar 2.1 Bagan Materi Pembelajaran Manfaat Air untuk Manusia
Pencemaran Air Sungai yang Tercemar
Penyebab Ciri-ciri
Bahan Pencemar
Akibat Cara Mencegah
dan Mengatasi
17
1. Manfaat air untuk manusia