Pembahasan Hubungan antara body image dan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin positif body image individu maka kecenderungan pembelian impulsif akan semakin rendah. Demikian pula
sebaliknya, semakin negatif body image maka kecenderungan pembelian impulsif akan semakin tinggi.
Ketika usia memasuki masa remaja, seseorang akan menjadi sangat memperhatikan tubuhnya dan mulai untuk membangun body image
mereka Santrock, 2003. Saat remaja merasa tidak puas dengan keadaan tubuhnya maka berbagai cara tentu akan dilakukan untuk menunjang
penampilan tubuhnya. Cara tersebut dilakukan untuk menjaga dan memperbaiki hal yang menurut mereka kurang menarik dari penampilan
dirinya. Berbagai upaya yang dilakukan oleh remaja akan cenderung mendorong dirinya untuk melakukan pembelian secara impulsif Gani,
2005. Bahkan remaja akan rela menghabiskan banyak uang dan waktu serta usaha yang sungguh-sungguh demi menunjang penampilannya
Sitohang, 2009. Subjek dengan body image negatif akan cenderung tidak yakin
dengan kemampuannya dan cenderung tidak menerima atau menolak keadaan fisik dirinya. Begitu pula sebaliknya, subjek yang menilai dirinya
positif akan merasa yakin dengan kemampuan dirinya dan menerima apapun keadaan pada dirinya Sloan, 2002dalam Romansyah 2012. Hal
ini menunjukkan semakin subjek memandang tubuhnya secara positif yang berarti menerima keadaan tubuhnya maka akan menyebabkan
kecenderungan untuk melakukan pembelian barang akan lebih didasari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh perencanaan dan pertimbangan yang lebih matang. Hal ini terjadi karena subjek sudah merasa puas dengan keadaan tubuhnya sehingga akan
cenderung tidak mudah terpengaruh oleh berbagai bentuk promosi yang kreatif dan inovatif dari suatu barang. Remaja akan cenderung memiliki
alasan untuk membeli secara impulsif karena tertarik bentuknya, warnanya atau berkaitan dengan identitas Astasari dan Sahrah, 2011.
Dari penelitian ini, subjek memiliki body image yang tergolong tinggi atau positif. Hal ini dilihat dari data yang menunjukkan bahwa mean
empiris lebih besar dibandingkan mean teoritik 56,2929 50 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Data tersebut menunjukkan terdapat perbedaan
yang signifikan antara mean teoritik dan mean empiris pada variabel body image. Nilai mean empiris yang lebih besar dibandingkan nilai mean
teoritik menunjukkan bahwa subjek penelitian termasuk orang yang cenderung memandang dirinya positif. Subjek yang memandang dirinya
positif akan lebih menghargai keadaan dirinya Berscheid, dalam Papalia dan Olds, 2008. Subjekakan cenderung menilai dirinya sebagai orang
dengan kepribadian cerdas, asertif dan menyenangkan. Hal ini juga berarti subjek merasa puas dan percaya diri dengan penampilan tubuhnya saat ini
sehingga subjek tidak merasa minder bahkan ketika bertemu dengan lawan jenis.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa subjek memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang tergolong rendah. Hal ini dilihat
dari data yang menunjukkan bahwa mean empiris lebih rendah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibandingkan mean teoritik 49,6571 60 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Data tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan antara mean teoritik dan mean empiris pada variabel kecenderungan pembelian impulsif. Kecenderungan pembelian impulsif
yang rendah menunjukkan bahwa pembelian barang yang dilakukan oleh subjek cenderung telah didasari dengan perencanaan dan pertimbangan
yang matang. Selain itu, kecenderungan pembelian impulsif yang rendah dapat
dipengaruhi waktu yang dimiliki oleh subjek untuk memahami kualitas dan kuantitas produk Lee dan Kacen, 2008 dalam Cinjarevic 2010.
Semakin lama subjek memiliki waktu untuk melihat produk dan menganalisisnya maka akan semakin banyak pula informasi yang
didapatkan oleh subjek, sehingga kecenderungan pembelian impulsif pun akan rendah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN