Subjek Penelitian Pelaksanaan Penelitian Deskripsi Subjek

kumpulan pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu Azwar, 2005. Skala penelitian ini menggunakan metode Summated Rating yang merupakan penskalaan model Likert. Model penskalaan ini merupakan metode dengan suatu pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya Gable dalam Azwar, 2005.Adapun skala dalam penelitian ini adalah Skala Body Image dan Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif.

1. Skala Body Image

Skala body image terdiri dari tiga aspek yaitu aspek afektif, kognitif dan perilaku.Skala ini terdiri dari 24 item yangterbagi kedalam tiga aspek tersebut.Setiap item terbagi atas pernyataan favorable dan unfavorable. Tabel 1. Skala Body Image Try Out No. Aitem Aspek Favorable Unfavorable Total Bobot Afektif 4,2,3,1 15,13,16,14 8 33,33 Kognitif 20,17,19,18 5,8,6,7 8 33,33 Perilaku 12,9,11,10 22,24,21,23 8 33,33 Total 24 100 Dalam penelitian ini, subjek akan diminta untuk memberikan tanda pada empat alternative jawaban, yaitu “Sangat Tidak Sesuai” STS. “Tidak Sesuai” TS, “Sesuai” S dan “Sangat Sesuai” SS. Pada pernyataan favorable nilai tertinggi 4 untuk jawaban “Sangat Sesuai” SS, nilai 3 diberikan untuk jawaban “sesuai”S, nilai 2 diberikan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI jawaban “Tidak Sesuai”TS dan nilai 1 untuk jawaban “Sangat Tidak Sesuai”STS. Sedangkan pada pernyataan unfavorable, nilai nilai tertinggi 4 untuk jawaban “Sangat Tidak Sesuai”STS, nilai 3 diberikan untuk jawaban “Tidak Sesuai”TS, nilai 2 diberikan untuk jawaban “Sesuai”Sdan nilai 1 untuk jawaban “Sangat Sesuai” SS. Tabel 2. Skor Favorable Skala Body Image Jawaban Skor Sangat Sesuai 4 Sesuai 3 Tidak Sesuai 2 Sangat Tidak Sesuai 1 Tabel 3. Skor Unfavorable Skala Body Image Jawaban Skor Sangat Sesuai 1 Sesuai 2 Tidak Sesuai 3 Sangat Tidak Sesuai 4

2. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

Skala kecenderungan pembelian impulsif terdiri dua aspek, yaitu aspek afektif dan aspek kognitif.Skala ini terdiri dari 24 item yang masing-masing aspek terdiri dari 12 item.Setiap item terbagi atas pernyataan favorable dan unfavorable. Tabel 4. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Try Out No. Aitem Aspek Favorable Unfavorable Total Bobot Afektif 1,20,17,3, 19,2,18,4 9,25,28,12, 10,27,11,26 16 50 Kognitif 15,22,13,16, 24,21,14,23 6,29,32,8 31,7,5,30 16 50 Total 32 100 Dalam penelitian ini, subjek akan diminta untuk memberikan tanda pada empat alternatif jawaban, yaitu “Sangat Tidak Sesuai” STS. “Tidak Sesuai” TS, “Sesuai” S, dan “Sangat Sesuai” SS. Pada pernyataan favorable nilai tertinggi 4 untuk jawaban “Sangat Sesuai” SS, nilai 3 diberikan untuk jawaban “sesuai”S, nilai 2 diberikan untuk jawaban “Tidak Sesuai”TS dan nilai 1 untuk jawaban “Sangat Tidak Sesuai”STS. Sedangkan pada pernyataan unfavorable, nilai nilai tertinggi 4 untuk jawaban “Sangat Tidak Sesuai”STS, nilai 3 diberikan untuk jawaban “Tidak Sesuai”TS, nilai 2 diberikan untuk jawaban “Sesuai”S dan nilai 1 untuk jawaban “Sangat Sesuai” SS. Tabel 5. Skor Favorable Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Jawaban Skor Sangat Sesuai 4 Sesuai 3 Tidak Sesuai 2 Sangat Tidak Sesuai 1 Tabel 6. Skor Unfavorable Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Jawaban Skor Sangat Sesuai 1 Sesuai 2 Tidak Sesuai 3 Sangat Tidak Sesuai 4

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Suatu tes atau instrument pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.Sedangkan, tes yang menghasilkan daya yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah Azwar, 2009. Skala penelitian dikatakan memiliki validitas tinggi apabila skala tersebut menjalankan fungsi ukurnya dan akurat. Begitu juga sebaliknya, skala penelitian dikatakan memiliki validitas rendah apabila skala tersebut menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuranAzwar, 2010. Penelitian ini menggunakan kategori validitas isi atau content validity yang diselidiki melalui analisis rasional terhadap isi tes serta didasarkan penilaian judgement yang bersifat subjektif Azwar, 2010. Validitas ini diselidiki dengan bantuan dari dosen pembimbing sebagai experts judgement. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian aitem dalam tes dengan aspek-aspek yang hendak diungkap serta kesesuaian blue print dengan tujuan memilih aitem yang representatif.

2. Seleksi Aitem

Seleksi aitem dilakukan setelah tryout.Pelaksanaan tryout dimulai dari tanggal 12-14 Desember 2015.Tryout dilaksanakan dibeberapa tempat yaitu Universitas Sanata Dharma, beberapa SMP dan SMA di Yogyakarta. Tryout diberikan kepada 69 remaja. Berdasarkan hasil tryout didapatkan 60 data subjek remaja yang memenuhi kriteria dan 9 data subjek lainnya tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi kriteria penelitian. Seleksi aitem berfungsi untuk melihat aitem mana yang memiliki daya beda dan aitem yang memiliki skor rendah. Seleksi aitem dapat dilakukan dengan melihat daya diskriminasi setiap aitem yang ada.Daya diskriminasi diperoleh dengan mengkorelasikan antara skor aitem dengan skor aitem total. Prosedur pengujian konsistensi aitem-total akan menghasilkan koefisien korelasi aitem-total rix. Secara teknis, pengujian konsistensi aitem dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara skor subjek pada aitem yang bersangkutan dengan skor total tes Azwar, 2003. Besar koefisien korelasi aitem-total dari nol 0 sampai 1.00.skor yang semakin mendekati nilai 1.00 memiliki daya diskriminasi yang tinggi. Sedangkan, skor yang mendekati nilai nol 0 maka aitem tersebut akan memiliki daya diskriminasi yang rendah Azwar, 2010. Pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem-total memiliki batasan rix ≥ 0,30. Maka aitem yang mencapai koefisien korelasi aitem-total dapat dikatakan memuaskan. Sedangkan, aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem-total kurang dari 0,30 berarti aitem yang berdaya diskriminasi yang rendah. Jika jumlah aitem yang lolos kurang memenuhi jumlah yang diharapkan oleh peneliti, maka skor korelasi aitem-total dapat diturunkan hingga 0,25 Azwar, 2009.Pengujian menggunakan program SPSS 16 for windows. Pada skala body image terdapat 24 aitem yang terbagi dalam tiga aspek dengan masing-masing memiliki aitem favorable dan unfavorable. Pada penelitian ini, peneliti memilih menggunakan nilai rix 0,25 dikarenakan apabila menggunakan rix 0,30 maka akan semakin banyak aitem yang gugur.. Aitem-aitem ini kemudian diseleksi dengan melihat rix- nya. Aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0,25 dikategorikan sebagai aitem yang baik, sedangkan aitem yang memiliki nilai rix 0,25 dikategorikan sebagai aitem yang kurang baik, sehingga digugurkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hasil dari pengujian data skala body image menunjukkan bahwa terdapat 20 aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0,25, sedangkan aitem yang memiliki nilai rix 0,25 adalah 11, 21, 22 dan 24. Jadi dalam skala body image terdapat empat aitem yang gugur. Peneliti memilih untuk tidak menjaga komposisi antar aspek. Hal tersebut dikarenakan ketika komposisi disamakan, reliabilitas yang didapat akan lebih rendah yaitu 0,832 dibanding ketika tidak menjaga komposisi, yaitu sebesar 0,879.Data rentang rix item yang paling rendah yaitu 0,268 dan yang paling tinggi yaitu 0,773. Tabel 7. Skala Body Image No. Aitem Aspek Favorable Unfavorable Total Bobot Afektif 3,4,6,14 7,9,12,16 8 40 Kognitif 1,5,17,19 8,10,15,18 8 40 Perilaku 2,11,13 20 4 20 Total 20 100 Pada skala kecenderungan pembelian impulsif terdapat 32 aitem yang terbagi dalam tiga aspek dengan masing-masing memiliki aitem favorable dan unfavorable. Pada penelitian ini, peneliti memilih menggunakan nilai rix 0,25 dikarenakan apabila menggunakan rix 0,30 maka akan semakin banyak aitem yang gugur.. Aitem-aitem ini kemudian diseleksi dengan melihat rix-nya. Aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0,25 dikategorikan sebagai aitem yang baik, sedangkan aitem yang memiliki nilai rix 0,25 dikategorikan sebagai aitem yang kurang baik, sehingga digugurkan. Hasil dari pengujian data skala PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kecenderungan pembelian impulsif menunjukkan bahwa terdapat 28 aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0,25, sedangkan aitem yang memiliki nilai rix 0,25 adalah 1, 2, 18 dan 19. Kemudian untuk menjaga komposisi maka peneliti memutuskan untuk menggugurkan nomor 6, 13,16 dan 32 dari skala kecenderungan pembelian impulsif. Jadi dalam skala body image terdapat empat aitem yang gugur dan empat aitem yang digugurkan. Total aitem yang digunakan dalam skala ini adalah 24 aitem dengan rentang rix item yang paling rendah yaitu 0,261 dan yang paling tinggi yaitu 0,783. Tabel 8. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif No. Aitem Aspek Favorable Unfavorable Total Bobot Afektif 10,11,12,13 3,5,6,8,16,17,21,24 12 50 Kognitif 1,15,18,19,22,23 2,4,7,9,14,20 12 50 Total 24 100 3. Reliabilitas Reliabilitas merupakan penerjemahan kata dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memmiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel.Konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya Azwar, 2009. Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna pengukuran.Apabila pengukuran tidak reliabel maka skor yang dihasilkan juga tidak dapat dipercaya.Perbedaan skor yang terjadi di antara individu lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ditentukan oleh faktor eror daripada faktor perbedaan sebenarnya. Pengukuran yang tidak reliabel tidak akan konstan dari waktu ke waktu Azwar, 2010. Penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang bertujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam tes Azwar, 2010.Reliabilitas konsistensi internal menggunakan teknik yang berasal dari formula Alpha Cronbach.Keunggulan dari teknik Alpha Cronbach ini adalah mampu mendeteksi indikator-indikator yang tidak konsisten Malhotra, 2012. Pengambilan data dengan metode ini tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama karena pengambilan data cukup dilakukan satu kali Siregar, 2014. Teknik ini akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan analisis data SPSS 18.0 for windows Koefisien reliabilitas berada pada rentang nilai 0 sampai 1.Bila koefisien skala semakin mendekati nilai 1 maka dapat dikatakan bahwa skala itu memiliki koefisien reliabilitas yang baik Azwar, 2009. Skala body image diuji dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach dan diperoleh nilai α sebesar 0,879. Pada skala kecenderungan pembelian impulsif nilai Alpha Cronbach yang diperoleh setelah mengalami seleksi aitem adalah 0,930.

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian ini berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji ini perlu dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi normalitas sebaran Santoso, 2010. Jika nilai p 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol diterima.Hal ini berarti data yang diuji memiliki distribusi yang tidak berbeda dengan data yang normal, atau data yang diuji memiliki distribusi normal.Sebaliknya, jika nilai p 0.05 maka hipotesis nol ditolak.Hal ini berarti data yang diuji memiliki distribusi yang berbeda dari data normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang hendak dianalisis itu mengikuti garis lurus, sehingga peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya. Uji linearitas digunakan untuk melihat bagaimana kekuatan hubungan antara dua variabel dalam penelitian.Jika nilai sig. atau p 0.05 maka terdapat hubungan yang tidak linear atau hubungan antara dua variabel lemah Santoso, 2010.

2. Uji Hipotesis

Analisis penelitian ini menggunakan metode Product Moment Pearson, yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel dalam penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung dengan asumsi bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio Sugiyono 2008. Metode Product Moment Pearson dapat digunakan apabila uji normalitas telah terpenuhi. Namun, jika uji normalitas tidak terpenuhi maka uji hipotesis dapat dilakukan dengan teknik Spearman Rho Sarwono, 2006. Koefisien yang dihasilkan bernilai -1 hingga +1, yang menunjukkan hubungan tersebut positif atau negatif.Jika nilai sig. atau p 0.05, maka hipotesis nol ditolak atau yang berarti ada hubungan yang signifikan antar dua variabel.Sebaliknya, jika nilai sig. atau p 0.05, maka hipotesis nol diterima atau yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antar dua variabel Prasetyo, 2008. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan subjek remaja dengan kriteria rentang usia 12 sampai 21 tahun. Pengambilan data dilaksanakan dibeberapa tempat di Yogyakarta seperti SMP, SMA dan Kampus di Yogyakarta. Pengambilan data berdasarkan ketersediaan dan kemudahan memperoleh subjek penelitian. Pelaksanaan penelitian dimulai dari tanggal 16 Desember 2015 sampai 16 Januari 2016. Total subjek penelitian yang digunakan adalah 140 orang.

B. Deskripsi Subjek

Subjek penelitian ini adalah remaja yang terbagi dalam remaja awal, remaja tengah dan remaja akhir dengan rentang usia 12 hingga 21 tahun. Total subjek penelitian adalah sebanyak 140 orang. Berdasarkan hasil penyebaran skala maka didapatkan identitas subjek sebagai berikut : Tabel 9. Identitas Subjek Penelitian Kriteria Total Jenis Kelamin Laki-laki 45 orang 140 orang Perempuan 95 orang Rentang Usia 12-14 tahun 48 orang 140 orang 15-18 tahun 44 orang 19-21 tahun 48 orang

C. Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan data skala penelitian yang digunakan maka didapatkan hasil perhitungan mean teoritik body image sebagai berikut: Jumlah aitem : 20 Nilai minimum : 20 x 1 = 20 Nilai maksimum : 20 x 4 = 80 Rentang nilai : 20 – 80 Jarak : 80 - 20 = 60 Mean teoritik : min+max2 = 20 + 802 = 50 Mean teoritik kecenderungan pembelian impulsif : Jumlah aitem : 24 Nilai minimum : 24 x 1 = 24 Nilai maksimum : 24 x 4 = 96 Rentang nilai : 24 – 96 Jarak : 96 - 24 = 72 Mean teoritik : min+max2 = 24 + 962 = 60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 10.Deskripsi Data Variabel Body Image dan Kecenderungan Pembelian Impulsif Variabel N SD Teoritik Empiris Mean Teoritik Mean Empiris Min. Max. Min. Max. Body Image 140 6,13575 20 80 38 75 50 56,2929 Kecenderungan Pembelian Impulsif 140 8,35694 24 96 30 76 60 49,6571 Tabel 11. Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empiris Body Image One-Sample Test Test Value = 50 t df Sig. 2-tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Body Image 12.135 139 .000 6.29286 5.2676 7.3182 Pada tabel 11.hasil data dari uji t pada variabel body image menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil data tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empiris dari variabel body image. Data menunjukkan bahwa mean teoritik dari variabel body image sebesar 50, sedangkan mean empiris dari variabel body image sebesar 56,2929 dengan SD sebesar 6,13575. Data tersebut menunjukkan bahwa mean empiris lebih besar dibandingkan dengan mean teoritik, maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki body image yang tergolong tinggi atau positif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI