LATAR BELAKANG Hubungan antara body image dan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja.
2
yang lebih singkat akan membuat minimnya informasi yang diterima oleh individu.
Pembelian impulsif tentu akan memberikan berbagai dampak kepada individu dan lingkungan. Neufeldt dalam Zebua dan Nurdjayadi, 2001
menyatakan bahwa kecenderungan pembelian impulsif menggambarkan tindakan yang irasional sehingga secara ekonomis dapat menimbulkan
pemborosan dan ketidakefisian biaya. Robert dan Jones 2001, dalam Naomi dan Lin, 2010 turut menambahkan bahwa dampak dari pembelian impulsif
yaitu disposisi sebuah produk, yang berarti pembuangan produk yang dilakukan oleh konsumen telah berlebihan sehingga lingkungan hidup harus
menerima buangan pemakaian produk yang cukup tinggi. Fenomena pembelian impulsif terjadi pada semua lapisan masyarakat,
meskipun dengan kadar yang berbeda-beda. Hampir tidak ada golongan yang luput dari hal tersebut Dahlan, 1978, dalam Ira, 2008. Beberapa peneliti
telah melakukan penelitian terkait hubungan antara rentang usia dan kecenderungan pembelian impulsif. Wood dalam Ghani, 2011 menemukan
bahwa kecenderungan pembelian impulsif meningkat pada usia antara 18-39 tahun dan setelah itu akan cenderung menurun. Hasil penelitian oleh Lin
Lin 2005 yang menggunakan subjek dalam rentang usia 15-19 tahun menunjukkan bahwa remaja pada usia 19 tahun lebih impulsif dalam perilaku
membeli dibanding usia lain. Di Indonesia, beberapa peneliti menemukan bahwa kecenderungan
pembelian impulsif terjadi pada usia remaja. Survei yang dilakukan oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Deteksi Jawa Pos menemukan bahwa 20,9 dari 1.074 responden yang berstatus sebagai pelajar yang berdomisili di Jakarta dan Surabaya mengaku
pernah menggunakan uang spp-nya untuk membeli barang incarannya ataupun hanya untuk bersenang-senang Jawa Pos, 2003. Studi lain yang
turut mendukung yaitu penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Universitas Padjajaran Bandung, menunjukkan bahwa seluruh responden dengan usia
kategori remaja 18-20 tahun pernah melakukan pembelian impulsif dimana keputusan membeli tiba-tiba muncul ketika berada di dalam toko Rangga,
2014. Remaja merupakan jembatan antara individu dari masa anak-anak ke
masa dewasa. Ali dan Asrori 2005menjelaskan bahwa tugas perkembangan remaja difokuskan pada upaya meninggalkan pola pikir, sikap dan perilaku
kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Pada masa remaja akan terjadi perkembangan
yang cukup pesat baik secara fisik, psikologis dan sosial. Akan tetapi, remaja memiliki emosi yang kurang stabil, dimana remaja cenderung akan berpikir
secara abstrak dan tergesa-gesa Santrock, 2003. Remaja yang tidak mampu mengolah emosinya akan cenderung melakukan perilaku atau pengambilan
keputusan yang dapat merugikan bagi dirinya sendiri. Kematangan emosi yang belum stabil pada remaja akan membuat remaja mudah terpengaruh oleh
iklan produk, kurang berpikir hemat, kurang realistis dan cenderung impulsif
Johnstone, dalam Sitohang, 2009.
4
Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku pembelian yang cenderung impulsif dengan suasana hati konsumen atau
keadaan emosional Muruganatham dan Bhakat, 2013. Pembelian yang cenderung impulsif sering dikaitkan dengan memperbaiki mood seseorang.
Hal ini didukung oleh Sneath, Lacey dan Kennet 2009 yang berpendapat bahwa perilaku pembelian impulsif dianggap sebagai upaya untuk
meningkatkan mood akibat individu mengalami depresi. Faktor internal lain dari pembelian impulsif yaitu citra diri, faktor demografi seperti usia dan
jenis kelamin, dan harga diri Verplanken, 2005. Loudon dan Bitta 1993 menyatakan bahwa perilaku pembelian impulsif dipengaruhi oleh demografi,
karakteristik sosial ekonomi, kepribadian dan konsep diri. Selain itu, pembelian impulsif juga dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Faktor eksternal merupakan rangsangan yang ditempatkan dan dikendalikan oleh pemasar dalam upaya untuk memikat konsumen dalam perilaku
pembelian.Chen 2001 memaparkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku pembelian impulsif adalah promosi yang intensif,
display toko, iklan produk, desain produk dan suasana toko. Secara khusus penelitian yang dilakukan oleh Engel 1994
memaparkan bahwa perbedaan perilaku yang terjadi pada konsumen adalah karena perbedaan konsep diri konsumen. Hal tersebut diperkuat oleh studi
yang dilakukan oleh Sitohang 2009 yang menyatakan bahwa pembelian impulsif pada remaja berkaitan dengan karakteristikpsikologis yaitu konsep
diri mereka sebagai remaja. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Konsep diri merupakan cara seseorang untuk melihat diri sendiri, pada saat yang sama seseorang juga menganggap orang lain mempunyai gambaran
yang sama Stanton, 1984. Brooks dalam Rakhmat, 2008 mendefinisikan bahwa melalui konsep diri individu dapat memperoleh gambaran tentang
dirinya secara utuh. Baik yang bersifat fisik, sosial dan psikologis diperoleh melalui pengalaman dan interaksi individu dengan orang lain. Gambaran diri
berkaitan dengan citra tubuh atau body image yang dimiliki oleh remaja. Stuart dan Sundeen 1995 menyatakan bahwa salah satu bagian dari konsep
diri adalah body image. Menurut Honigman dan Castle 2007, citra tubuh atau body image
adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya. Hal ini mencakup tentang cara seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian
atas yang dipikirkan dan dirasakan pada ukuran dan bentuk tubuhnya. Gardner dalam Faucher, 2003 mendefinisikan citra tubuh sebagai gambaran
yang dimiliki seseorang dalam pikirannya tentang penampilan misalnya ukuran dan bentuk tubuhnya, serta sikap yang dibentuk seseorang terhadap
karakteristik-karakteristik dari tubuhnya. Jadi terdapat dua komponen dari citra tubuh, yaitu komponen perseptual bagaimana seseorang memandang
tubuhnya sendiri dan komponen sikap bagaimana seseorang merasakan tentang penampilan atau tubuh yang dipersepsinya.
Citra tubuh atau body image merupakan sikap individu terhadap tubuhnya sendiri, termasuk penampilan fisik, struktur dan fungsinya. Monk
1998 menyatakan bahwa body image berkaitan dengan perubahan fisik yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
cukup dramatis dan terjadi saat memasuki usia remaja. Body image merupakan pusat definisi diri remaja, karena mereka telah disosialisasikan
untuk percaya bahwa penampilan merupakan dasar penting untuk evaluasi diri dan evaluasi oleh orang lain Thompson, Heinberg, Altabe, Tantleff-
Dunn, 1999. Body image juga akan menentukan cara seseorang menilai dirinya, positif atau negatif. Kalau seseorang menilai dirinya positif, maka
seseorang itu juga yakin akan kemampuan dirinya dan menerima apapun keadaan pada dirinya. Sebaliknya, orang yang dengan citra tubuh negatif
maka akan cenderung tidak yakin dengan kemampuannya dan cenderung tidak menerima atau menolak keadaan fisik dirinya Sloan, 2002.
Ketika remaja tidak yakin dengan kemampuannya dan cenderung menolak keadaan fisiknya maka remaja akan mempersepsikan dirinya kurang
ideal karena penampilannya menimbulkan kesan tidak baik pada orang lain termasuk lawan jenis. Tidak jarang remaja akan merasa stres, sedih dan
mengalami peningkatan kecemasan karena penampilannya dianggap kurang ideal Becker, 2001. Persepsi remaja yang mengganggap penampilannya
kurang ideal mendorong dirinya untuk melakukan pembelian secara impulsif Helga, Dittmar, Beattie Friese, dalam Gani, 2005
. Remaja cenderung melakukan pembelian secara impulsif sebagai upaya meningkatkan
penampilan. Sitohang 2009 menambahkan bahwa remaja menghabiskan banyak uang dan waktu serta usaha yang sungguh-sungguh untuk membuat
penampilannya lebih baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7