Rendemen Hasil Pengamatan Terhadap Tepung Kelor

2. Rendemen

Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 4 menunjukkan bahwa perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terdapat interaksi yang nyata p ≤0,05. Nilai rata-rata rendemen tepung daun kelor dari perlakuan suhu pengeringan dapat di lihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai rata – rata rendemen tepung daun kelor dari suhu pengeringan dan lama pengeringan. Suhu Pengeringan °C Waktu Pengeringan jam Rendemen Notasi DMRT 5 50 C 60 C 70 C 4 5 6 4 5 6 4 5 6 30,661 30,033 29,911 27,366 25,394 24,722 22,877 21,611 20,832 a b c d e f g h i 0,088 0,092 0,095 0,097 0,098 0,100 0,100 Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai rata-rata rendemen tepung daun kelor dengan perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan adalah berkisar antara 20,832 – 30,661 . Perlakuan suhu pengeringan 50°C dan waktu pengeringan 4 jam menunjukkan kadar rendemen yang paling tinggi yaitu 30,661 , sedangkan perlakuan dengan menggunakan suhu pengeringan 70°C dan waktu pengeringan 6 jam menunjukkan kadar rendemen yang paling rendah pada tepung daun kelor ini yaitu sebesar 20,832. Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terhadap rendemen pada tepung daun kelor dapat dilihat pada Gambar 7. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 7. Pengaruh suhu dan lama pengeringan terhadap rendemen tepung Daun Kelor Gambar 7 menunjukkan seiring dengan meningkatnya suhu pengeringan dengan lama pengeringan maka rendemen akan semakin menurun, hal ini disebabkan karena rendemen sangat berkaitan dengan kandungan air yang menguap akibat adanya pemanasan. Semakin besar perbedaan antara suhu media pemanas dengan bahan yang dikeringkan, semakin besar pula kecepatan pindah panas ke dalam bahan pangan sehingga penguapan air dari bahan akan lebih banyak dan cepat Setijahartini, 1980. Peryataan Dersosier,1988, bahwa semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu pengeringan yang digunakan untuk mengeringkan suatu bahan, maka air yang menguap dari bahan akan semakin banyak,dengan demikian maka bobot bahan menjadi berkurang dan menghasilkan rendemen yang rendah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Kadar Vitamin C

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116

Analisis α-Tokoferol (vitamin E) Pada Minyak Biji Kelor (Moringa oleifera Lam.) Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

3 15 84

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH KOMBINASI DAUN KATUK DAN DAUN KELOR DENGAN VARIASI SUHU PENGERINGAN Aktivitas Antioksidan Teh Kombinasi Daun Katuk Dan Daun Kelor Dengan Variasi Suhu Pengeringan.

0 2 16

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BISKUIT TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DENGAN Uji Kadar Protein Dan Organoleptik Biskuit Tepung Terigu Dan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Dengan Penambahan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

0 2 14

ANALISIS KADAR α-TOKOFEROL (VITAMIN E) DALAM DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam) DARI DAERAH PESISIR DAN PEGUNUNGAN SERTA POTENSINYA SEBAGAI ANTIOKSIDAN | Mubarak | KOVALEN 8236 27045 1 PB

0 3 11

TANAMAN KELOR (Moringa oleifera Lam)

0 0 30

Aktivitas Anti Artritis Ekstrak Hidroalkohol dari Bunga Moringa oleifera Lam. pada tikus Wistar

1 3 44

KADAR KLOROFIL DAN VITAMIN C DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam) DARI BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH

0 0 7

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP KADAR VITAMIN A , DAN VITAMIN C, SERTA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam) SKRIPSI

0 1 16

PENGARUH DRYING AGENT TERHADAP WAKTU PENGERINGAN, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN WARNA PADA MINUMAN SEDUHAN DAUN KELOR (Moringa oleifera)

0 0 12