Uji Organoleptik Hasil Pengamatan Terhadap Tepung Kelor

10. Uji Organoleptik

a. Warna

Berdasarkan hasil analisis ragam uji scoring untuk tepung daun kelor dengan perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan diperoleh hasil bahwa hubungan antara total skoring kesukaan panelis terhadap warna tepung daun kelor. Tabel 12. Nilai rata-rata tingkat kesukaan warna tepung kelor Perlakuan Suhu Pengeringan o C Lama Pengeringan jam Rata-rata skoring 50 60 70 4 5 6 4 5 6 4 5 6 4,47 4,2 4,14 4,27 4,67 4,4 4 3,9 3,8 Berdasarkan Tabel 12. menunjukkan bahwa pada perlakuan suhu pengeringan 70 o C, dan waktu pengeringan 6 jam merupakan perlakuan yang memiliki peringkat terendah yaitu 3,8, sedangkan perlakuan suhu pengeringan 60 o C, dan waktu pengeringan 5 jam merupakan perlakuan yang paling disukai dan memiliki peringkat tertinggi yaitu 4,67. Karena pada suhu yang rendah warna hijau tepung kelor lebih bagus bila dibandingkan dengan warna tepung kelor pengeringan suhu tinggi yang lebih terlihat hijau kecoklatan, hal ini disebabkan karena Semakin lama waktu pengeringan yang digunakan, maka klorofil yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. terkandung dalam daun kelor akan menurun, ini disebabkan karena terjadinya oksidasi pigmen-pigmen yang ada pada daun kelor, terutama pigmen klorofil dan karoten. Hal ini sesuai dengan pernyataan Buckle, et.all 1987 bahwa pengeringan mempunyai beberapa kelemahan seperti terjadi perubahan warna, tekstur, rasa, dan aroma. Waktu terlalu lama dan suhu pengeringan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan bahan gosong coklat. Menurut Winarno 1997 pada hakekatnya klorofil merupakan senyawa yang tidak stabil sehingga sulit untuk menjaga agar molekulnya tetap utuh dengan warna hijau yang tetap seperti semula.

b. Aroma

Berdasarkan hasil analisis ragam uji skoring untuk tepung daun kelor dengan perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan diperoleh hasil bahwa hubungan antara total skoring kesukaan panelis terhadap bau tepung daun kelor Nilai rata – rata tingkat kesukaan warna tepung daun kelor dari perlakuan suhu pengeringan dengan waktu pengeringan dapat dilihat pada Tabel 13. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 13. Nilai rata-rata tingkat kesukaan aroma tepung kelor Perlakuan Suhu Pengeringan o C Waktu Pengeringan jam Rata-rata skoring 50 60 70 4 5 6 4 5 6 4 5 6 3,6 3,74 3,8 4,15 4,54 4,34 4,14 4,2 4,27 Berdasarkan Tabel 13. menunjukkan bahwa pada perlakuan suhu pengeringan 60 o C, dan waktu pengeringan 5 jam merupakan perlakuan yang memiliki peringkat tertinggi yaitu 4,54, sedangkan perlakuan suhu pengeringan 50 o C, dan waktu pengeringan 4 jam merupakan perlakuan yang paling tidak disukai dan memiliki peringkat tertinggi yaitu 3,6. Hal ini dikarenakan pada pengeringan dengan suhu rendah aroma langgu pada tepung kelor masih menyengat, aroma langu ini disebabkan karena adanya senyawa saponin, perlakuan pemanasan akan mengurangi seanyawa saponin dalam daun kelor, seperti yang disebutkan Duke 1983, perlakuan panas dalam keadaan basah atau pemisahan dengan ekstraksi alkohol dapat mengurangi saponin. Proses blanching pada daun kelor sebelum pengeringan juga dapat menghilangkan bau langu. Menurut Koeswara 1995, untuk menghilangkan bau dan rasa langu dilakukan dengan cara menggunakan air panas suhu 80 – 100 C saat penggilingan dengan blanching. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

C. Analisa Keputusan

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116

Analisis α-Tokoferol (vitamin E) Pada Minyak Biji Kelor (Moringa oleifera Lam.) Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

3 15 84

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH KOMBINASI DAUN KATUK DAN DAUN KELOR DENGAN VARIASI SUHU PENGERINGAN Aktivitas Antioksidan Teh Kombinasi Daun Katuk Dan Daun Kelor Dengan Variasi Suhu Pengeringan.

0 2 16

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BISKUIT TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DENGAN Uji Kadar Protein Dan Organoleptik Biskuit Tepung Terigu Dan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Dengan Penambahan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)

0 2 14

ANALISIS KADAR α-TOKOFEROL (VITAMIN E) DALAM DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam) DARI DAERAH PESISIR DAN PEGUNUNGAN SERTA POTENSINYA SEBAGAI ANTIOKSIDAN | Mubarak | KOVALEN 8236 27045 1 PB

0 3 11

TANAMAN KELOR (Moringa oleifera Lam)

0 0 30

Aktivitas Anti Artritis Ekstrak Hidroalkohol dari Bunga Moringa oleifera Lam. pada tikus Wistar

1 3 44

KADAR KLOROFIL DAN VITAMIN C DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam) DARI BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH

0 0 7

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP KADAR VITAMIN A , DAN VITAMIN C, SERTA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam) SKRIPSI

0 1 16

PENGARUH DRYING AGENT TERHADAP WAKTU PENGERINGAN, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN WARNA PADA MINUMAN SEDUHAN DAUN KELOR (Moringa oleifera)

0 0 12