39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Bahan Baku
Hasil analisis bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tepung ini adalah daun kelor segar, meliputi kadara air, protein, vitamin C, aktivitas anti
oksidan, β-karoten, kalsium, khlorofil, fenol. Komposisi hasil analisis daun
kelor segar setelah dianalisa disajikan dalam tabel 2.
Tabel 2. Hasil analisis daun kelor segar
Parameter Hasil Analisa
Literatur
1
Literatur
2
Kadar air Protein
Vitamin C mgg DPPH
β-karoten μgg Kalsium mgg
Klorofil mgg Fenol ppm
73 4,3
35,12 20
48,72 487,44
0,213 5363,540
75 6,8
220 -
6,78 440
- -
82,6 6,4
22 -
- 2,48
- -
1 Fuglie 2001
2 Daftar komposisi bahan pangan 1995
Hasil analisa terhadap daun kelor segar didapatkan kadar air sebesar 73 , protein sebesar 4,3, DPPH 20, vitamin C sebesar 35.12 mg,
β-karoten 48,72, kalsium sebesar 4877,44 mg, klorofil sebesar 0,213mg, dan fenol
5363,540ppm . Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa kadar air, dan kalsium mempunyai nilai yang hampir sama dengan literatur. Protein, vitamin C,
mempunyai nilai yang lebih kecil, sedangkan betakaroten mempunyai nilai yang lebih tinggi dari literature yang ada Fuglie,2001
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
B. Hasil Pengamatan Terhadap Tepung Kelor
1. Kadar Air
Berdasarkan hasil analisis ragam kadar air lampiran 3 menunjukkan bahwa antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terdapat
interaksi yang nyata p ≤0,05. Nilai rata-rata kadar air tepung daun kelor dari
perlakuan suhu pengeringan dapat di lihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Nilai rata – rata kadar air tepung daun kelor dari suhu pengeringan dan lama pengeringan
.
Suhu Waktu
jam Kadar air
Notasi DMRT 50
C
60 C
70 C
4 5
6
4 5
6
4 5
6 15,431
14,315 13,756
12,444 11,029
10,128
10,059 9,676
8,533 e
e e
d c
b
b b
a 0,516
0,513 0,510
0,504 0,497
0,488
0,474 0,451
Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar air tepung daun kelor dengan perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan adalah berkisar
antara 15,431 – 8,533 . Perlakuan suhu pengeringan 50°C dan waktu pengeringan 4 jam menunjukkan kadar air yang paling tinggi yaitu 15,431 ,
sedangkan perlakuan dengan menggunakan suhu pengeringan 70°C dan waktu pengeringan 6 jam menunjukkan kadar air yang paling rendah pada tepung daun
kelor ini yaitu sebesar 8,533. Hal ini disebabkan karena penguapan air dari bahan lebih banyak dan cepat pada saat pemanasan Menurut Setijahartini 1980,
Semakin besar perbedaan antara suhu media pemanas dengan bahan yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dikeringkan, semakin besar pula kecepatan pindah panas ke dalam bahan pangan sehingga penguapan air dari bahan akan lebih banyak dan cepat.
Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terhadap kadar air pada tepung daun kelor dapat dilihat pada Gambar 6
Gambar 6. Pengaruh suhu dan lama pengeringan terhadap kadar Air tepung Daun Kelor
Gambar 6. menunjukkan seiring dengan meningkatnya suhu pengeringan dengan lama pengeringan maka kadar air akan semakin menurun. Hal ini
disebabkan karena semakin tinggi suhu pengeringan dan lama pengeringan, maka kadar air semakin rendah. Sesuai pernyataan Desrosier 1988, bahwa semakin
tinggi suhu dan semakin lama waktu pengeringan yang digunakan untuk mengeringkan suatu bahan, maka air yang menguap dari bahan akan semakin
banyak.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Rendemen
Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 4 menunjukkan bahwa perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terdapat interaksi yang
nyata p ≤0,05. Nilai rata-rata rendemen tepung daun kelor dari perlakuan suhu
pengeringan dapat di lihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai rata – rata rendemen tepung daun kelor dari suhu pengeringan dan lama pengeringan.
Suhu Pengeringan
°C Waktu
Pengeringan jam
Rendemen Notasi DMRT
5 50
C
60 C
70 C
4 5
6
4 5
6
4 5
6 30,661
30,033 29,911
27,366 25,394
24,722
22,877 21,611
20,832 a
b c
d e
f g
h i
0,088 0,092
0,095 0,097
0,098 0,100
0,100
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai rata-rata rendemen tepung daun kelor dengan perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan adalah berkisar
antara 20,832 – 30,661 . Perlakuan suhu pengeringan 50°C dan waktu pengeringan 4 jam menunjukkan kadar rendemen yang paling tinggi yaitu 30,661
, sedangkan perlakuan dengan menggunakan suhu pengeringan 70°C dan waktu pengeringan 6 jam menunjukkan kadar rendemen yang paling rendah pada tepung
daun kelor ini yaitu sebesar 20,832. Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan
terhadap rendemen pada tepung daun kelor dapat dilihat pada Gambar 7.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 7. Pengaruh suhu dan lama pengeringan terhadap rendemen tepung Daun Kelor
Gambar 7 menunjukkan seiring dengan meningkatnya suhu pengeringan dengan lama pengeringan maka rendemen akan semakin menurun, hal ini
disebabkan karena rendemen sangat berkaitan dengan kandungan air yang menguap akibat adanya pemanasan. Semakin besar perbedaan antara suhu media
pemanas dengan bahan yang dikeringkan, semakin besar pula kecepatan pindah panas ke dalam bahan pangan sehingga penguapan air dari bahan akan lebih
banyak dan cepat Setijahartini, 1980. Peryataan Dersosier,1988, bahwa semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu pengeringan yang digunakan untuk
mengeringkan suatu bahan, maka air yang menguap dari bahan akan semakin banyak,dengan demikian maka bobot bahan menjadi berkurang dan menghasilkan
rendemen yang rendah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Kadar Vitamin C
Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 5 menunjukkan bahwa perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terdapat interaksi yang
nyata p ≤0,05.
Nilai rata – rata penurunan kadar vitamin C tepung daun kelor dari perlakuan suhu pengeringan dengan waktu pengeringan dapat dilihat pada Tabel
5.
Tabel 5. Nilai rata – rata kadar vitamin C tepung daun kelor dari perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan.
Perlakuan Suhu
Pengeringan °C
Waktu Pengeringan
Jam Kadar
vitamin C mgg
Notasi DMRT 5
50
60
70 4
5 6
4 5
6
4 5
6 20,914
19,364 17,875
15,909 15,025
13,636
13,148 12,376
10,596 i
h f
g e
d
c b
a 0,127
0,126 0,125
0,124 0,122
0,120
0,116 0,111
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar vitamin C tepung daun kelor dengan perlakuan suhu pengeringan dengan waktu pengeringan adalah
berkisar antara 10,596 – 20,914 mgg. Perlakuan suhu pengeringan 50°C dan waktu pengeringan 4 jam menunjukkan kadar vitamin C yang paling tinggi yaitu
20,914 mgg, sedangkan perlakuan dengan menggunakan suhu pengeringan 70°C dan lama pengeringan 6 jam menunjukkan kadar vitamin C yang paling rendah
pada tepung daun kelor ini yaitu sebesar 10,596 mgg
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terhadap kadar vitamin C pada tepung daun kelor dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terhadap kadar vitamin C pada tepung daun kelor.
Gambar 8 menunjukkan seiring dengan meningkatnya suhu pengeringan dengan lama pengeringan maka kadar vitamin C akan semakin menurun, hal ini
disebabkan karena vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah teroksidasi oleh karena adanya panas. Waktu pengeringan yang lama juga akan mempercepat
laju oksidasi vitamin C. Menurut Winarno 2002, bahwa dari semua vitamin yang ada, vitamin C
merupakan vitamin yang paling mudah rusak. Disamping mudah larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, alkali,
sinar, enzim dan oksidator, serta oleh katalis tembaga dan besi. Waktu pengeringan yang singkat juga akan memperkecil laju oksidasi vitamin C
Winarno, 1992.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Kadar β- karoten
Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 6 menunjukkan bahwa perlakuan suhu pengeringan dengan waktu pengeringan terdapat interaksi yang
nyata p ≤0,05.
Nilai rata – rata penurunan kadar β- karoten tepung daun kelor dari
perlakuan suhu pengeringan dengan waktu pengeringan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai rata – rata kadar β- karoten tepung daun kelor dari perlakuan suhu
pengeringan dengan lama pengeringan.
Perlakuan Suhu
Pengeringan °C
Waktu Pengeringan
Jam Kadar
β- karoten μgg
Notasi DMRT 5
50
60
70 4
5 6
4 5
6
4 5
6 45,890
43,318 40,529
50,072 47,110
45,867
37,074 34,345
30,072 f
e d
h g
f c
b a
0,544 0,530
0,520
0,551 0,548
0,538
0,505 0,481
Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar β- karoten tepung daun
kelor dengan perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan adalah berkisar antara 30.072 – 47,110
μgg dan β- karoten yang paling tinggi yaitu 47,110
μgg, sedangkan perlakuan dengan menggunakan suhu pengeringan 70°C dan lama pengeringan 6 jam menunjukkan kadar
β- karoten yang paling rendah pada tepung daun kelor ini yaitu sebesar 30.072
μgg. Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan
terhadap kadar β- karoten pada tepung daun kelor dapat dilihat pada Gambar 9.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 9. Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terhadap kadar
β- karoten pada tepung daun kelor.
Gambar 9. Menunjukkan bahwa kadar β- karoten meningkat pada suhu
60 C namun mengalami penurunan pada suhu 70
C. peningkatan kadar β- karoten
pada suhu 50 C ke 60
C disebabkan karena penurunan kadar air tepung daun kelor yaitu dari suhu 50
C 15,431-13,756 sampai suhu 60 C 12,444-10,128.
Pada suhu 70 C terjadi penurunan kadar
β- karoten, kemungkinan hal ini disebabkan oleh rusaknya kadar
β- karoten karena pemanasan. Kerusakan karoten terjadi selama pengeringan yang disebabkan oleh reaksi oksidasi akibat adanya
panas dan oksigen. Menurut Muctadi 1989, betakaroten dapat mengalami kerusakan akibat pengeringan, susut yang cukup besar terjadi jika terdapat
oksigen udara. Peryataan Winarno 2002, Vitamin A pada umumnya stabil terhadap panas, asam, dan alkali. Sayangnya mempunyai sifat yang sangat mudah
teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu tinggi bersama udara,sinar, dan lemak yang sudah tengik.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5. Aktivitas antioksidan DPPH
Berdasarkan hasil analisis ragam aktivitas antioksidan DPPH Lampiran 7 menunjukkan bahwa perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan
terdapat interaksi yang nyata p ≤0,05.
Nilai rata – rata penurunan kadar DPPH tepung daun kelor dari perlakuan suhu pengeringan dengan waktu pengeringan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Nilai rata – rata DPPH tepung daun kelor dari perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan.
Perlakuan Suhu
Pengeringan °C
Waktu Pengeringan
Jam DPPH
Notasi DMRT 5
50
60
70 4
5 6
4 5
6
4 5
6 33,829
35,777 31,103
27,238 28,373
26,183
24.349 25.431
23.651 f
g e
c d
b
a b
a 1,072
1,066 1,047
1,060 1,031
1,012
0,984 0,937
Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar DPPH tepung daun kelor dengan perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan adalah berkisar
antara 23,561 – 35,777 dan DPPH yang paling tinggi yaitu 35,777, sedangkan perlakuan dengan menggunakan suhu pengeringan 70°C dan lama
pengeringan 6 jam menunjukkan kadar DPPH yang paling rendah pada tepung daun kelor ini yaitu sebesar 23,561.
Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terhadap kadar DPPH pada tepung daun kelor dapat dilihat pada Gambar 10.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 10. Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terhadap kadar DPPH pada tepung daun kelor.
Gambar 10 menunjukkan seiring dengan meningkatnya suhu pengeringan dengan lama pengeringan maka aktivitas antioksidan akan semakin menurun, hal
ini disebabkan karena terjadinya reaksi oksidasi. Antioksidan yang terkandung dalam daun kelor adalah vitamin C, betakaroten, dan fenol. Daun Kelor
merupakan salah satu dari 9 jenis sayur yang memiliki nilai aktivitas antioksidan yang kuat dan kandungan asam askorbat serta total phenol yang cukup tinggi
yaitu 115 Nagata dan Engle 2002. Pada suhu pengeringan 50
o
C dengan lama pengeringan 5 jam aktivitas antioksikdan tertinggi karena pada saaat pengeringan
dengan perlakuan tersebut tidak banyak kandungan vitamin yang mengalami kerusakan,sehingga aktivitas antioksidan tepung daun kelor tinggi. Semakin tinggi
suhu pengeringan mempercepat terjadinya oksidasi dari vitamin C ataupun enzim fenolase Holil Sutrapadja,2006.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6. Kalsium
Berdasarkan hasil analisis ragam kalsium Lampiran 8 menunjukkan bahwa perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terdapat interaksi
yang nyata p ≤0,05.
Nilai rata – rata penurunan kadar kalsium tepung daun kelor dari perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Nilai rata – rata kalsium tepung daun kelor dari perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan.
Perlakuan Suhu
Pengeringan °C
Waktu Pengeringan
Jam kalsium
mgg Notasi
DMRT 5 50
60
70 4
5 6
4 5
6
4 5
6 310,172
327,534 389,217
400,264 409,044
460,565
506,184 514,402
552,776 a
a b
c c
c
d e
f 10,929
10,404 11,455
11,245 11,630
11,770 11,840
11,910
Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar kalsium tepung daun kelor dengan perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan adalah
berkisar antara 310,172 – 552,776 mg dan kalsium yang paling tinggi yaitu suhu pengeringan 70 °C dengan lama pengeringan 6 jam yaitu 552,776mg, sedangkan
perlakuan dengan menggunakan suhu pengeringan 50°C dan waktu pengeringan 4 jam menunjukkan kadar kalsium yang paling rendah pada tepung daun kelor ini
yaitu sebesar 310,172 mg. Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan waktu pengeringan
terhadap kadar kalsium pada tepung daun kelor dapat dilihat pada Gambar 11. .
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 11. Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terhadap kadar kalsium pada tepung daun kelor.
Gambar 11. menunjukan bahwa semakin tinggi suhu pengeringan dan lama pengeringan maka kandungan kalsimunya semakin naik, ini tidak sesuai
dengan literatur yang ada karena kalsium jika terkena panas akan mengalami terdesorpsi.Sebagian besar makanan yang mengandung kalsium tinggi umumnya
tidak tahan terhadap pemanasan, dan jika dilakukan pemanasan, maka kalsium akan terdesorpsi kembali Anonim, 2009.
7. Protein
Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 9 menunjukkan bahwa perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terdapat interaksi yang
nyata p ≤0,05.
Nilai rata – rata penurunan kadar protein tepung daun kelor dari perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan dapat dilihat pada Tabel 9.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 9. Nilai rata – rata penurunan kadar protein tepung daun kelor dari perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan.
Perlakuan Suhu
Pengeringan °C
Waktu Pengeringan
Jam Kadar
Protein Notasi
DMRT 5 50
60
70 4
5 6
4 5
6
4 5
6 19,485
19,371 17,368
17,925 20,502
16,011
12,751 12,309
11,260 e
e d
d f
c b
b a
0,618 0,615
0,598
0,607 0,622
0,587
0,571 0,543
Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar protein tepung daun kelor dengan perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan adalah berkisar
antara 11,260 – 20,502 dan protein yang paling tinggi yaitu 20,502 ,menggunakan suhu pengeringan 60°C, dan waktu 5 jam, sedangkan perlakuan
dengan menggunakan suhu pengeringan 70°C dan lama pengeringan 6 jam menunjukkan kadar Protein yang paling rendah pada tepung daun kelor ini yaitu
sebesar 11,260 . Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan
terhadap kadar protein pada tepung daun kelor dapat dilihat pada Gambar 12.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 12. Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan waktu pengeringan terhadap kadar protein pada tepung daun kelor.
Gambar 12. menunjukkan seiring dengan meningkatnya suhu pengeringan dengan lama pengeringan maka kadar proterin akan semakin menurun, hal ini
disebabkan karena terjadinya denaturasi protein jika terkena pemanasan 60-70
o
C. Menurut Winarno 2002, denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya
ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam, dan terbukanya lipatan atau wiru molekul. Denaturasi protein dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu oleh
panas, pH, bahan kimia, mekanik, dan sebagainya.
8. Klorofil
Berdasarkan hasil analisis ragam analisa klorofil Lampiran 10 menunjukkan bahwa perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan
terdapat interaksi yang nyata p ≤0,05.
Nilai rata – rata penurunan kadar klorofil tepung daun kelor dari perlakuan suhu pengeringan dengan waktu pengeringan dapat dilihat pada Tabel
10.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 10. Nilai rata – rata penurunan klorofil tepung daun kelor dari perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan.
Perlakuan Suhu
Pengeringan °C
Waktu Pengeringan
Jam Kadar
klorofil mgg
Notasi DMRT 5
50
60
70 4
5 6
4 5
6
4 5
6 0,760
0,664 0,607
0,576 0,526
0,494
0,381 0,360
0,305 e
d cd
c bc
b a
a a
0,024 0,024
0,024
0,023 0,023
0,023
0,022 0,021
Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar klorofil tepung daun kelor dengan perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan adalah
berkisar antara 0,305 – 0,769 mg dan klorofil yang paling tinggi yaitu 0,769 mg, sedangkan perlakuan dengan menggunakan suhu pengeringan 70°C dan lama
pengeringan 6 jam menunjukkan kadar klorofil yang paling rendah pada tepung daun kelor ini yaitu sebesar 0,305 mg
Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terhadap kadar klorofil pada tepung daun kelor dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terhadap kadar klorofil pada tepung daun kelor.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 13. menunjukkan seiring dengan meningkatnya suhu pengeringan dengan lama pengeringan maka kadar klorofil akan semakin menurun, hal ini
disebabkan karena klorofil mengalami disintegrasi pada suhu yang tinggi. Seperti yang diungkapkan oleh Masdin 2009 pemanasan akan memicu terhentinya
produksi auksin, sehingga memungkinkan lapisan absisi tumbuh dan menghambat sirkulasi air. Ketika ini terjadi, klorofil mengalami disintegrasi dengan cepat,
sehingga membiarkan karoten menampakan warnanya. Semakin tinggi suhu mempercepat terjadinya reaksi oksidasi dari vitamin C ataupun enzim fenolase
yang ada pada permukaan daun selama pengeringan. Reaksi oksidasi tersebut menghasilkan melanoidin dan furfural yang berwarna coklat Sutapradja,2006.
9. Fenol
Berdasarkan hasil analisis ragam analisa fenol Lampiran 11 menunjukkan bahwa perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan
terdapat interaksi yang nyata p ≤0,05.
Nilai rata – rata penurunan kadar fenol tepung daun kelor dari perlakuan suhu pengeringan dengan waktu pengeringan dapat dilihat pada Tabel
Tabel 11. Nilai rata – rata penurunan fenol tepung daun kelor dari perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan.
Perlakuan Suhu
Pengeringan °C
Waktu Pengeringan
Jam Kadar
fenol ppm
Notasi DMRT 5
50 60
70 4
5 6
4 5
6 4
5 6
6.808,688 6.630,120
6.506,964 6.733,490
6.945,121 6.055,791
5.490,466 5.337,136
5.151,586 g
f e
fg h
d c
b a
114,349 112,319
110,628 113,673
115,026 108,598
105,553 100,479
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 11 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar fenol tepung daun kelor dengan perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan adalah berkisar
antara 5.151,586 – 6.945,121 ppm dan fenol yang paling tinggi yaitu 6.945,121ppm, sedangkan perlakuan dengan menggunakan suhu pengeringan
70°C dan lama pengeringan 6 jam menunjukkan kadar fenol yang paling rendah pada tepung daun kelor ini yaitu sebesar 5.151,586.
Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terhadap kadar klorofil pada tepung daun kelor dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 14. Hubungan antara perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan terhadap kadar fenol pada tepung daun kelor.
Gambar 13. menunjukkan seiring dengan meningkatnya suhu pengeringan dengan lama pengeringan maka kadar fenol akan semakin menurun, hal ini
disebabkan karena pengaruh suhu pada saat proses pengeringan, Shahidi dan Naczk, 2004 rendahnya kadar fenol disebabkan oleh kondisi penyimpanan,
tingkat kelembapan, dan suhu pemanasan. Semakin tinggi suhu pengeringan mengakibatkan senyawa fenol semakin banyak yang teruapkan sehingga dapat
menurunkan total fenol Pokorny, Yanishlieva, dan M.Gordon.2001.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10. Uji Organoleptik
a. Warna
Berdasarkan hasil analisis ragam uji scoring untuk tepung daun kelor
dengan perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan diperoleh hasil bahwa hubungan antara total skoring kesukaan panelis terhadap warna tepung
daun kelor.
Tabel 12. Nilai rata-rata tingkat kesukaan warna tepung kelor
Perlakuan Suhu
Pengeringan
o
C Lama
Pengeringan jam
Rata-rata skoring
50
60
70 4
5 6
4 5
6
4 5
6 4,47
4,2 4,14
4,27 4,67
4,4 4
3,9 3,8
Berdasarkan Tabel 12. menunjukkan bahwa pada perlakuan suhu pengeringan 70
o
C, dan waktu pengeringan 6 jam merupakan perlakuan yang memiliki peringkat terendah yaitu 3,8, sedangkan perlakuan suhu pengeringan 60
o
C, dan waktu pengeringan 5 jam merupakan perlakuan yang paling disukai dan memiliki peringkat tertinggi yaitu 4,67. Karena pada suhu yang rendah warna
hijau tepung kelor lebih bagus bila dibandingkan dengan warna tepung kelor pengeringan suhu tinggi yang lebih terlihat hijau kecoklatan, hal ini disebabkan
karena Semakin lama waktu pengeringan yang digunakan, maka klorofil yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
terkandung dalam daun kelor akan menurun, ini disebabkan karena terjadinya oksidasi pigmen-pigmen yang ada pada daun kelor, terutama pigmen klorofil dan
karoten. Hal ini sesuai dengan pernyataan Buckle, et.all 1987 bahwa pengeringan mempunyai beberapa kelemahan seperti terjadi perubahan warna,
tekstur, rasa, dan aroma. Waktu terlalu lama dan suhu pengeringan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan bahan gosong coklat. Menurut Winarno 1997 pada
hakekatnya klorofil merupakan senyawa yang tidak stabil sehingga sulit untuk menjaga agar molekulnya tetap utuh dengan warna hijau yang tetap seperti
semula.
b. Aroma
Berdasarkan hasil analisis ragam uji skoring untuk tepung daun kelor dengan perlakuan suhu pengeringan dengan lama pengeringan diperoleh hasil
bahwa hubungan antara total skoring kesukaan panelis terhadap bau tepung daun kelor
Nilai rata – rata tingkat kesukaan warna tepung daun kelor dari perlakuan suhu pengeringan dengan waktu pengeringan dapat dilihat pada Tabel 13.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 13. Nilai rata-rata tingkat kesukaan aroma tepung kelor
Perlakuan Suhu
Pengeringan
o
C Waktu
Pengeringan jam
Rata-rata skoring
50
60
70 4
5 6
4 5
6
4 5
6 3,6
3,74 3,8
4,15 4,54
4,34
4,14 4,2
4,27
Berdasarkan Tabel 13. menunjukkan bahwa pada perlakuan suhu pengeringan 60
o
C, dan waktu pengeringan 5 jam merupakan perlakuan yang memiliki peringkat tertinggi yaitu 4,54, sedangkan perlakuan suhu pengeringan 50
o
C, dan waktu pengeringan 4 jam merupakan perlakuan yang paling tidak disukai dan memiliki peringkat tertinggi yaitu 3,6. Hal ini dikarenakan pada pengeringan
dengan suhu rendah aroma langgu pada tepung kelor masih menyengat, aroma langu ini disebabkan karena adanya senyawa saponin, perlakuan pemanasan akan
mengurangi seanyawa saponin dalam daun kelor, seperti yang disebutkan Duke 1983, perlakuan panas dalam keadaan basah atau pemisahan dengan ekstraksi
alkohol dapat mengurangi saponin. Proses blanching pada daun kelor sebelum pengeringan juga dapat menghilangkan bau langu. Menurut Koeswara 1995,
untuk menghilangkan bau dan rasa langu dilakukan dengan cara menggunakan air panas suhu 80
– 100 C saat penggilingan dengan blanching.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
C. Analisa Keputusan
Analisa keputusan untuk penelitian pengaruh suhu dan lama pengeringan terhadap kadar vitamin C,
β-karoten, DPPH, protein, fenol, klorofil, kalsium, kadar air dan rendemen tepung daun kelor.
Tabel 14. Hasil analisa keseluruhan
Perlakuan Kadar Air g
Rendeme n
Kadar Vitamin
C mgg
Kadar β-karoten
µgg Kadar
Fenol ppm
Kadar Protei
n Kadar
DPPH Kadar
Kalsiu m
mgg Kadar
Klorofil mgg
A1B1 15,431 30,661
20.914 45,890 6.808,688 19,485 33,829 310,172 0,769
A1B2 14,315 30,033
19,364 43,318 6.630,120 19,371 35,777 327,534 0,664
A1B3 13,756 29,911
17,875 40,529 6.506,964 17,368 31,103 389,217 0,607
A2B1 12,444 27,366
15,909 50,072 6.733,490 17,925 27,238 400.264 0,576
A2B2 11,029 25,394
15,025 47,110 6.945,121 20,502 28,373 409,044 0,526
A2B3 10,128 24,722
13,636 45,867 6.055,791 16,011 26,183 460,565 0,949
A3B1 10,059 22,877
13,148 37,074 5.490,466 12,751 24,349 506,184 0,381
A3B2 9,756 21,611
12,376 34,345 5.337,136 12,309 25,431 514,402 0,360
A3B3 8,533 20,832
10,596 30,072 5.151,586 11,260 23,651 552,776 0,305
Dari tabel 14 menunjukan bahwa perlakuan terbaik adalah pada perlakuan suhu pengeringan 60
C
,
dan lama pengeringan 5 jam, yaitu mengahsilkan total fenol 6.945,121ppm, kadar protein 20,502, uji organoleptik warna 4,67 dan
aroma 4,54.
D. Analisis Finansial