5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelor
Moringa oleifera Lam.
Kelor Moringa oleifera Lam. merupakan famili Moringaceae yang tumbuh di daerah tropis, berasal dari India bagian barat dan tersebar di wilayah Pakistan,
Bangladesh and Afghanistan. Tanaman kelor memiliki tinggi sekitar 7 hingga 12 m, akar berumbi, batang berkayu, berongga dan lunak, batang pendek 25 cm dan
cabang mudah patah, digunakan untuk tanaman pagar Reyes, 2006. Daunnya majemuk, menyirip ganda, dan berpinak daun membundar kecil-kecil. Bunganya
berwarna putih kekuningan. Buahnya panjang dan bersudut-sudut pada sisinya. Kelor dibudidayakan sebagai tanaman sayuran, pendukung tanaman lada atau sirih, tanaman
makanan ternak Winarno, 2003
Gambar 1. a Tanaman Kelor Moringa oleifera Lam. dan bunga b Batang dan buah Kelor c daun Kelor Sumber : http:www.mobot.orggradstudentsolsonmoringahome.html
a c
b
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
B. Kelor Sebagai Komoditas Pangan
Daun kelor dapat dikonsumsi manusia sebagai sayur. Salah satu yang sangat menguntungkan adalah daunnya dapat dipanen pada musim kering, di mana tidak lagi
dapat dijumpai sayuran segar di sekitarnya. Saat ini semakin berkembang sayuran moringa kelor di pasar internasional baik dalam kaleng maupun dalam bentuk segar,
serta keadaan beku atau chilled Winarno, 2003. Sepintas daun kelor mirip dengan daun katuk, bentuknya bulat dan berwarna
hijau. Tanaman kelor merupakan pohon berkayu yang tingginya bisa mencapai 6 meter. Biji tanaman yang sudah tua bisa dimanfaatkan sebagai penjernih air sumur
yang keruh. Sedangkan daunnya enak dimakan menjadi beragam masakan. Keunggulan daun kelor terletak pada kandungan nutrisinya, terutama golongan
mineral dan vitamin. Aroma daun kelor agak langu, namun aroma berkurang ketika daun mudanya diolah menjadi sayur bening atau sayur bobor. Aroma langu pada daun
kelor disebabkan karena adanya senyawa fenol, Budi Sutomo, 2008.
C. Nutrisi Kelor