B. ANALISA DATA
1. Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif
a. Analisis Ketuntasan
Hasil belajar ranah kognitif yang diperoleh dari post-test I siklus I dan post-test II siklus II disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.11 Data Ketuntasan Post-test I, dan Post-test II Keterangan
Post-test I Post-test II
Nilai tertinggi 100
100
Nilai terendah
40 30
Rerata 70
76,1
Siswa yang mencapai KKM 75
46,9 71,9
Siswa yang tidak mencapai KKM 75
53,1 28,1
untuk rincian data terdapat pada lampiran Dari tabel analisis ketuntasan belajar di atas dapat diketahui
bahwa nilai tertinggi yang dicapai baik pada post-test I dan post-test II mencapai nilai 100. Sedangkan pada nilai terendah pada post-test I
ialah 40 lebih tinggi 10 poin dari post-tes II yaitu 30, hal ini dapat terjadi karena kondisi fisik siswa yang tidak sehat sewaktu
mengerjakan soal dan selain itu siswa tersebut kurang berkonsentrasi dalam mengerjakan soal hal ini tampak dari gerak-gerik siswa dan
pernyataan siswa siswa yang mendapat nilai terendah pada siklus I berbeda dengan siswa yang mendapat nilai terendah pada siklus II.
Hasil post-test I siklus I rata-rata hasil belajar yaitu 70, sedangkan dari hasil post-test II siklus II rata-rata hasil belajar yaitu 76,1. Persentase
siswa yang mencapai KKM yaitu sebanyak 15 siswa atau 46,875 siswa memenuhi KKM pada post-test I siklus I. Pada post-test II
siklus II, diketahui sebanyak 23 siswa atau 76,1 siswa memenuhi KKM.
2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
a. Observasi Siswa
Observasi siswa dilakukan oleh dua observer, yang mana observer pertama ialah guru Biologi kelas X dan observer kedua
adalah teman sejawat yang berasal dari mahasiswa. Observer mengisi angket dari rentang nilai 1-5 pada 4-5 aspek yang diberikan dapat
dilihat di lampiran. Berikut adalah uraian data hasil observasi observer pada siklus I dan siklus II:
Tabel 4.12 Motivasi Siswa Berdasarkan Hasil Analisis Lembar Observasi
B
Pada siklus I kategori minimal tinggi belum ada dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 62,5. Peningkatan motivasi ini
terjadi karena siswa mulai aktif belajar, tidak bermalas-malasan, dan siswa juga mulai bisa menghargai orang lain hal ini ditunjukkan dari
sikap siswa yang tenang sewaktu guru dan siswa lainnya menyampaikan pendapat.
Kategori Siklus I
Siklus II
Sangat Tinggi Tinggi
62,5 Cukup
81,25 37,5
Rendah 18,75
Sangat Rendah
b. Questioner
Questioner diberikan pada setiap siklus untuk mengetahui bagaimana peningkatan motivasi belajar dari diri siswa. Questioner
terdiri dari 10 pernyataan dengan 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Siswa mengisi questioner dengan memilih pilihan
SS sangat setuju, S setuju, TS tidak setuju, dan STS sangat tidak setuju. Poin tertinggi dari angket adalah 4 dan yang terendah 1.
Berikut hasil rerata yang diperoleh dari tiap pengisian kuisioner:
Tabel 4. 13 Hasil Analisis Questioner Motivasi siswa Kategori
Motivasi Siklus I Motivasi Siklus II
Sangat Tinggi 3,1
Tinggi 34,4
90,6 Cukup
65,6 6,3
Rendah Sangat Rendah
untuk rincian data terdapat pada lampiran Pada tabel 4.13 menunjukkan adanya peningkatan motivasi
siswa dalam belajar hal ini dapat diketahui dari meningkatnya kategori motivasi tinggi dari siklus I yaitu 34,4 menjadi 93,7 pada siklus II,
hal ini menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar dari siswa akan metode joyful learning yang diterapkan.
Sesuai dengan peningkatan kategori yang dialami peningkatan rerata motivasi siswa juga mengalami peningkatan menjadi 75,23
pada siklus II dari 72,19 pada siklus I. Peningkatan ini menjadi indikator, perlakuan pada siklus II meningkatkan motivasi siswa
menjadi dominan kategori tinggi.
c. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada akhir siklus II menunjukkan secara garis besar siswa sangat senang belajar Biologi,
hal ini dikarenakan Biologi pelajaran yang gampang dan metode pengajaran dengan Joyful learning lebih asik, fun, dan tidak
membosankan. Pembelajaran dengan metode Joyful learning yang menyenangkan, mengasikkan, dan tidak membosankan membantu
siswa dalam belajar sehingga mereka tidak mengalami kesulitan belajar, seperti yang dikatakan siswa B materi yang diajarkan dengan
metode Joyful learning “gak susah sih, gampang malah, kan metodenya ditambah nyanyi, jadi kadang kalau ingat lagu itu jadi
flash back.” Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan lima orang siswa
terlampir dapat diketahui bahwa motivasi siswa terhadap pelajaran biologi sangat baik ditunjukkan dari siswa yang mengatakan bahwa
pelajaran biologi lebih gampang dari pelajaran lain, dan ada juga siswa yang senang dengan pelajaran biologi itu sendiri.
Motivasi belajar dengan metode joyful learning juga baik terbukti dengan siswa senang mengikuti pelajaran biologi dengan
metode joyful learning, selain itu siswa beranggapan bahwa metode joyful learning adalah metode yang mengasikkan dan tidak
membosankan. Sebagian siswa tidak perlu belajar keras untuk memahami
materi biologi
dengan metode
joyful learning
membuktikan bahwa motivasi belajar siswa dengan metode joyful learning cukup baik.