Mengasah Kemampuan Ekonomi untuk Kelas X
90 c. Tarif dan Kuota dalam Perdagangan Internasional
Dalam sistem perekonomian terbuka melakukan transaksi dengan perekonomian luar, harga barang yang berlaku adalah harga internasional.
Persoalannya adalah jika harga domestik lebih tinggi daripada harga dunia. Dengan adanya mekanisme pasar bebas, suatu negara melakukan impor
untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Walaupun dari sudut konsumen hal ini menguntungkan, tetapi demi melindungi industri dalam
negeri, pemerintah menempuh kebijakan proteksi dengan member lakukan tarif pajak impor dan kuota impor pembatasan jumlah impor
Efek yang ditimbulkan dari pengenaan tarif adalah: 1. produsen domestik dapat meningkatkan produksinya karena adanya
perlindungan harga yang ditimbulkan oleh tarif; 2. konsumen menghadapi harga yang lebih tinggi sehingga harus
mengurangi konsumsinya; dan 3. pemerintah memperoleh penghasilan berupa tarif bea masuk.
Namun, efek sesungguhnya dari penerapan tarif yaitu tim bulnya inefisiensi ekonomi. Pengenaan tarif akan menimbulkan kerugian ekonomi
bagi para konsumen, dan kerugian ini lebih besar daripada keuntungan yang diterima pemerintah, misalnya pengenaan tarif pada produk elektronik.
Berikut laba ekstra yang diperoleh para produsen, seperti terlihat pada Kurva 4.7 berikut.
Pengenaan Tarif Impor
Kurva 4.7
Sumber: www.bakti.org
Dampak tarif dilukiskan oleh tiga bidang. Segitiga A adalah biaya inefisiensi dalam produksi yang disebabkan oleh lebih tingginya harga
domestik. Segitiga B adalah hilangnya surplus konsumen karena inefisiensi harga tinggi. Bidang C adalah penerimaan tarif bea masuk untuk
pemerintah, yaitu transfer dari konsumen kepada pemerintah tetapi bukan kerugian efisiensi.
4. Masalah Ekonomi Makro
Karakteristik yang umumnya banyak ditemukan di negara sedang berkembang dan hal ini menjadi masalah yang dihadapi negara berkembang,
yaitu sebagai berikut.
a. Rendahnya Tingkat Kehidupan
Rendahnya tingkat kehidupan terutama dilihat dari kemampuan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti makanan, pakaian, kesehatan, dan
pendidikan. Laporan UNDP 1999 menunjukkan lebih dari satu miliar
Rendahnya tingkat pendidikan menjadi karakteristik negara
berkembang.
Gambar 4.7
Q
s0
Q
s1
Q
D1
Q
D0
Q
s0
P P
1
P S
D J
F E
H C
A B
Di unduh dari : Bukupaket.com
91
Kebijakan Ekonomi Pemerintah dan Permasalahannya
penduduk Negara Sedang Berkembang NSB hidup dalam kondisi miskin, kekurangan gizi, dan kondisi kesehatannya yang buruk. Selain itu tingkat
pendidikan umumnya masih sangat rendah, bahkan masih banyak yang buta aksara.
b. Rendahnya Tingkat Produktivitas
Rendahnya tingkat produktivitas dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto PDB per kapita yang rendah. Hal ini berkaitan dengan rendahnya
tingkat kehidupan dan terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia, terutama bagi mereka yang berpendidikan rendah.
c. Tingginya Pertambahan Penduduk
Tingkat pertambahan penduduk di negara sedang berkembang adalah dua sampai empat kali lipat pertambahan penduduk negara-negara maju.
Tingginya tingkat pertambahan penduduk tersebut telah menimbulkan masalah besar, terutama berkaitan dengan penyediaan kebutuhan pangan,
pendidikan, kesehatan, perumahan, dan kesempatan kerja.
d. Tingginya Rasio Tingkat Ketergantungan
Rasio tingkat ketergantungan adalah ukuran yang menunjukkan berapa besar beban penduduk usia produktif usia 15-64 tahun harus menanggung
penduduk usia non produktif usia 0-14 tahun usia 65 tahun ke atas. Rasio ketergantungan dependency ratio dapat dihitung dengan rumus berikut.
DR = dependency ratio
Kompetensi Ekonomi
Pertambahan jumlah penduduk di negara berkembang sangat
pesat. dibandingkan negara maju. Menurut Anda, apakah
yang menyebabkan jumlah penduduk di negara berkembang
bertambah dengan cepat?
Jika angka DR = 0,64 atau 64, maka setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung 64 penduduk lainnya yang nonproduktif. Semakin
besar angka DR, semakin besar pula beban penduduk usia produktif.
e. Tingginya Tingkat Pengangguran