Mengasah Kemampuan Ekonomi untuk Kelas X
126
a = konsumsi autonomous, besarnya konsumsi pada saat pendapatan sama dengan nol.
b = koefisien konsumsi yang merupakan tambahan konsumsi yang diakibatkan oleh tambahan pendapatan b=
, b disebut MPC = Marginal Propensity to Consume.
Kecenderungan mengonsumsi marjinal Marginal Propensity to Consume adalah konsep yang memberikan gambaran tentang berapa konsumsi akan
bertambah jika pendapatan disposabel Yd bertambah satu unit. Jumlah tambahan konsumsi tidak akan lebih besar daripada tambahan
pendapatan disposabel sehingga angka MPC tidak akan lebih besar daripada satu serta angka MPC juga tidak mungkin negatif, karena itu 0 MPC
1. Besarnya MPC menunjukkan kemiringan slope kurva konsumsi. Orang kali pertama yang mengenalkan konsep MPC yaitu J.M. Keynes,
dalam menentukan besarnya MPC Keynes, mendasarkan teorinya pada fundamental phsycological law, hukum ini menyatakan sebagai berikut.
a. Jika pendapatan konsumen berubah, pengeluaran konsumsi konsumen
akan berubah searah. Artinya, jika pendapatan naik konsumsi ikut naik. Hal ini berakibat pada tanda nilai MPC yang positif. MPC
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
MPC = = perubahan tingkat konsumsi
= perubahan tingkat pendapatan b. Jika pengeluaran konsumen berubah, perubahan pengeluaran
konsumsi lebih kecil daripada perubahan pendapatan itu sendiri maka nilai MPC 1.
3. Hubungan Konsumsi dan Tabungan
Pendapatan disposabel yang diterima rumah tangga sebagian digunakan untuk konsumsi, sedangkan sisanya ditabung. Fungsi tabungan
menunjukkan besarnya pendapatan nasional yang digunakan untuk tabungan saving. Dengan demikian, fungsi tabungan dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Y = C + S S = Y – a + bY
S = –a + Y – bY S = Y – C
S = Y – a – bY S = –a + 1 – bY
Y = pendapatan C = konsumsi
S = tabungan
Jadi, rumus fungsi tabungan adalah S = –a + 1 – bYd
1-b = kecenderungan menabung Marginal Propensity to Save MPS merupakan tambahan tabungan yang diakibatkan oleh tambahan
pendapatan. 1-b = MPS =
Tajuk Ekonomi
Keynes membuat tiga asumsi mengenai fungsi konsumsi,
yang didasarkan pada introspeksi dan observasi
kausal. Pertama, kecenderungan mengonsumsi marjinal jumlah
yang dikonsumsi dari setiap tambahan pendapatan adalah
antara nol dan satu. Kedua, rasio konsumsi terhadap pendapatan
yang disebut kecenderungan mengonsumsi rata-rata turun
ketika, pendapatan naik. Ketiga, pendapatan merupakan
determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak
memiliki peran penting.
Sumber: Teori Ekonomi Makro, 2003
Fungsi konsumsi adalah hubungan antara tingkat pendapatan dalam
satu perekonomian dan jumlah rencana rumah tangga untuk
melakukan konsumsi, dengan asumsi faktor lain tetap konstan.
Consumption function is the relationship between the level of
income in an economy and the amount households plan to spend on
consumption, other things constant.
Sumber: www.wikipedia.org
Liputan Ekonomi Economic Report
Di unduh dari : Bukupaket.com
127
Konsumsi, Tabungan, dan Investasi
Fokus
t ,POTVNTJautonomous
t VOHTJLPOTVNTJ
t Marginal Propensity to
Consume t
Marginal Propensity to Save MPS
Hubungan Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
Kurva 6.1
Setiap tambahan pendapatan disposabel Yd akan dialokasikan untuk menambah konsumsi dan tabungan sehingga akan menghasilkan
persamaan berikut.
1 = MPC + MPS atau MPS = 1 – MPC Dapat disimpulkan bahwa nilai total MPC ditambah MPS sama dengan
satu. Pada saat pendapatan disposabel masih rendah, setiap unit tambahan pendapatan sebagian besar dialokasikan untuk konsumsi. Nilai MPC
mendekati satu dan nilai MPS mendekati nol. Hal ini dapat menjelaskan mengapa di negara-negara sedang berkembang kemampuan menabungnya
sangat rendah. Adapun di negara-negara maju, nilai MPC-nya semakin kecil dan nilai MPS-nya semakin besar.
Hubungan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan dapat dilihat pada Kurva 6.1 berikut.
- Titik E = titik impas Break Even Point = BEP, yaitu tingkat pendapatan
nasional yang seluruhnya dikonsumsi Y = C sehingga S = 0. -
Besarnya konsumsi otonom a dapat dicari dengan rumus sebagai berikut.
a = APC – MPCY Average Propensity to Consume APC menunjukkan perbandingan
antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat pendapatan nasional dan besarnya pendapatan nasional itu sendiri. Besarnya APC dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
Untuk mengetahui lebih jelas hubungan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. Perhatikan contoh berikut.
Contoh 6.1
a. Pendapatan nasional suatu negara pada 2006 sebesar Rp500 miliar dan pada 2002 Rp750 miliar.
b. Jumlah konsumsi pada 2006 Rp450 miliar dan konsumsi pada 2002 Rp600 miliar.
Diminta: tentukan fungsi konsumsi, fungsi tabungan, Break Even Point BEP, dan gambarkan kurvanya.
Tajuk Ekonomi
Keynes menyatakan bahwa tingkat konsumsi sekarang
seseorang sangat bergantung pada pendapatannya. Adapun
model Fisher menyatakan bahwa konsumsi didasarkan
pada sumber daya yang diharapkan dapat diperoleh
konsumen selama hidupnya.
Sumber: Teori Ekonomi Makro, 2003
C, I, S
BEP C = a + bY
Y = C
S = –a + 1 – bY Y
–a a
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mengasah Kemampuan Ekonomi untuk Kelas X
128
4. Efek Multiplier Angka Pengganda