89
Kebijakan Ekonomi Pemerintah dan Permasalahannya
Pada Kurva 4.4, terlihat keseimbangan pasar jagung terjadi di titik E dengan jumlah jagung Q
dan harga P , ketika belum ada campur tangan
pemerintah. Jika pemerintah ingin menjaga agar harga jagung minimal P
1
, untuk itu jumlah produksi dibatasi hanya sampai Q
1
, dan kurva penawaran jagung yang relevan adalah S
1
.
b. Pajak Penjualan dan Subsidi Penjualan
1 Pajak Penjualan
Dilihat dari satu sisi, pajak memberatkan karena membuat harga barang menjadi lebih mahal. Namun, di sisi lain, pajak dibutuhkan sebagai
sumber penerimaan negara untuk membiayai fungsi-fungsinya, khususnya fungsi redistribusi pendapatan dan fungsi stabilitas ekonomi. Pengaruh pajak terhadap
keseimbangan pasar dapat terlihat dari pengenaan pajak penjualan yang menyebabkan kurva penawaran bergeser dari S
ke S
1
, misalnya pajak penjualan pada televisi. Akibatnya jumlah barang menjadi Q
1
dan harga menjadi P
1
, titik keseimbangan berada pada titik E
1
. Untuk lebih jelasnya perhatikan Kurva 4.5 berikut.
2 Subsidi Penjualan
Subsidi penjualan merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada para pengusaha agar dapat memproduksi dengan biaya lebih rendah. Tujuan
dari diberikannya subsidi penjualan agar produk yang dihasilkan di dalam negeri dapat bersaing dengan produk impor. Dampak dari diberikannya
subsidi penjualan terhadap keseimbangan pasar yaitu harga barang menjadi turun dari P
ke P
1
dan jumlah barang yang ditawarkan meningkat dari Q
ke Q
1
, terlihat dari bergesernya kurva penawaran S ke S
1
, misalnya subsidi pada minyak tanah. Pergeseran kurva penawaran sebagai akibat
dari kebijakan subsidi penjualan dapat dilihat pada Kurva 4.6 berikut.
Kompetensi Ekonomi
Menurut pendapat Anda, apakah kebijakan pemberian subsidi yang
diberikan pemerintah kepada pengusaha dengan tujuan produk
dapat bersaing, sudah tepat?
Fokus
t 1BKBL
t 4VCTJEJ
t 5BSJG
Pengenaan Pajak Penjualan
Kurva 4.5
Subsidi Penjualan
Kurva 4.6
P
P P
1
Q
1
Q E
E
1
S S
1
D Q
P
P P
1
Q
1
Q E
E
1
S S
1
D Q
Di unduh dari : Bukupaket.com
Mengasah Kemampuan Ekonomi untuk Kelas X
90 c. Tarif dan Kuota dalam Perdagangan Internasional
Dalam sistem perekonomian terbuka melakukan transaksi dengan perekonomian luar, harga barang yang berlaku adalah harga internasional.
Persoalannya adalah jika harga domestik lebih tinggi daripada harga dunia. Dengan adanya mekanisme pasar bebas, suatu negara melakukan impor
untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Walaupun dari sudut konsumen hal ini menguntungkan, tetapi demi melindungi industri dalam
negeri, pemerintah menempuh kebijakan proteksi dengan member lakukan tarif pajak impor dan kuota impor pembatasan jumlah impor
Efek yang ditimbulkan dari pengenaan tarif adalah: 1. produsen domestik dapat meningkatkan produksinya karena adanya
perlindungan harga yang ditimbulkan oleh tarif; 2. konsumen menghadapi harga yang lebih tinggi sehingga harus
mengurangi konsumsinya; dan 3. pemerintah memperoleh penghasilan berupa tarif bea masuk.
Namun, efek sesungguhnya dari penerapan tarif yaitu tim bulnya inefisiensi ekonomi. Pengenaan tarif akan menimbulkan kerugian ekonomi
bagi para konsumen, dan kerugian ini lebih besar daripada keuntungan yang diterima pemerintah, misalnya pengenaan tarif pada produk elektronik.
Berikut laba ekstra yang diperoleh para produsen, seperti terlihat pada Kurva 4.7 berikut.
Pengenaan Tarif Impor
Kurva 4.7
Sumber: www.bakti.org
Dampak tarif dilukiskan oleh tiga bidang. Segitiga A adalah biaya inefisiensi dalam produksi yang disebabkan oleh lebih tingginya harga
domestik. Segitiga B adalah hilangnya surplus konsumen karena inefisiensi harga tinggi. Bidang C adalah penerimaan tarif bea masuk untuk
pemerintah, yaitu transfer dari konsumen kepada pemerintah tetapi bukan kerugian efisiensi.
4. Masalah Ekonomi Makro