spesifik dan nonspesifik. Responsi imunitas spesifik pada umumnya memerlukan kerja sama dengan zat non spesifik untuk menyingkirkan kuman atau virus dari tubuh
Adriani dan Wirjatmadi, 2012. Program ASI ekslusif merupakan salah satu dari pelayanan kesehatan dasar
cakupan program desa siaga aktif pada subbidang promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang termuat dalam standar pelayanan minimal, bahwa
bayi usia 0-6 bulan hanya memperoleh ASI saja tanpa makanan pendamping ASI. Target pemerintah untuk program ASI ekslusif yaitu pada tahun 2015 jumlah bayi 0-6
bulan yang hanya mendapat ASI saja tanpa ada makanan pendamping yang lain yaitu sebesar 80 Depkes RI, 2008. Hasil penelitian yag dilakukan oleh Sihotang 2009
bahwa dari 66 responden yang diteliti diketahui bahwa kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator pemberian ASI eksklusif yang dikategorikan baik hanya
3,03, hal ini menunjukkan hampir seluruh responden tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
Cara menyusui secara eksklusif: 1. Mulai memberikan ASI segera setelah lahir,
2. Jangan diberikan makananminuman lain sampai bayi berumur enam bulan, 3. Berikan ASI melalui payudara kiri dan kanan bergantian setiap kali menyususi,
4. Ibu menyusui perlu minum dan makan lebih banyak dengan menu seimbang.
3. Makan Beraneka Ragam
Makan beraneka ragam berarti pangan yang dikonsumsi memenuhi tiga guna makanan yang diperlukan oleh tubuh yaitu sebagai sumber tenaga karbohidrat dan
Universitas Sumatera Utara
lemak, sumber zat pembangun protein dan sumber zat pengatur vitamin dan mineral.
Makanan beraneka ragam adalah mengkonsumsi makanan 2-3 kali sehari yang terdiri dari empat macam kelompok bahan makanan yaitu makanan pokok, lauk
pauk, sayuran dan buah-buahan. Pangan sumber tenaga terdiri dari makanan pokok yaitu padi-padian beras, jagung dan gandum, pangan sumber zat pembangun terdiri
dari lauk pauk yaitu yang berasal dari bahan nabati kacang-kacangan, tempe, dan tahu dan pangan yang berasal dari sumber hewani telur, ayam, daging, dan susu
serta hasil olahannya, pangan sumber zat pengatur berasal dari sayuran seperti sawi, kangkung, bayam, daun singkong, dan buah-buahan seperti apel, papaya, jeruk,
jambu dll Khosman dan Anwar, 2008. Makanan yang beraneka ragam dapat memberikan manfaaat yang besar
terhadap kesehatan. Hal itu karena zat gizi tertentu, yang tidak terkandung dalam suatu jenis bahan makanan, akan di lengkapi oleh zat gizi serupa dari bahan makanan
lain, demikian juga sebaliknya. Masing-masing bahan makanan dalam susunan aneka ragam menu seimbang akan saling melengkapi, sehingga akan memenuhi zat-zat gizi
yang diperlukan oleh tubuh Khosman dan Anwar, 2008. Selain itu, mengkonsumsi makanan beraneka ragam dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan juga dapat
menurunkan risiko untuk terkena masalah gizi dan penyakit infeksi, sebagaimana hasil penelitian Sugimah 2009 yang menyatakan bahwa makan beraneka ragam
memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi balita. Saat ini penerapan makan beraneka ragam dimasyarakat belum begitu baik,
sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan Sihotang 2009 bahwa dari 66 keluarga
Universitas Sumatera Utara
responden, diketahui bahwa kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator keanekaragaman makanan sebahagian besar dikategorikan tidak baik yaitu 90,90
dan yang dikategorikan baik hanya 9,10.
4. Menggunakan Garam Beryodium