Perilaku Sadar Gizi Keluarga Berdasarkan Penggunaan Garam Yodium

vitamin A, dan mineral Ca, Fe, Yodium, Fosfor, Zn untuk mencegah terjadinya gangguan gizi. Sebagaimana menurut UNICEF 1990 salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya status gizi anak adalah karena makanan yang tidak seimbang atau kurangnya asupan makanan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Penelitian ini juga dapat menggambarkan bahwa paling banyak jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah yaitu 5-7 anggota keluarga, bahkan ada yang berjumlah 7 anggota keluarga. Hal ini juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas asupan makanan keluarga. Apabila besar keluarga semakin banyak, maka kebutuhan pangannya akan semakin banyak pula. Besar keluarga juga akan mempengaruhi jumlah dan jenis makanan yang tersedia dalam keluarga. Pada taraf ekonomi yang sama, pemenuhan kebutuhan makanan yang menjadi lebih mudah pada keluarga yang memiliki jumlah anggota yang lebih sedikit. Besar keluarga yang besar dibarengi dengan distribusi makanan yang tidak merata akan menyebabkan anak dalam keluarga tersebut menderita kurang gizi Suhardjo, 2003 dalam Nazaruddin, 2013. Begitu juga dengan pernyataan Sediaoetama 2006 yaitu walaupun pangan yang dikonsumsi balita berkualitas baik namun apabila dikonsumsi dalam jumlah yang jauh dibawah kebutuhannya, maka akan terjadi keadaan gizi kurang.

5.1.4 Perilaku Sadar Gizi Keluarga Berdasarkan Penggunaan Garam Yodium

Fungsi iodium dalam tubuh manusia yang ada di dalam garam beryodium yaitu untuk membentuk hormon tiroksin yang diperlukan oleh tubuh yang bermanfaat dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan mulai dari janin sampai dewasa Gabriel, 2008. Untuk mengetahui garam yang digunakan keluarga mengandung Universitas Sumatera Utara yodium atau tidak secara umum dapat dilakuan dengan dua cara yaitu melihat ada tidaknya label garam beryodium atau melakukan tes yodina. Penelitian terhadap garam yang digunakan dari 43 keluarga dengan menggunakan tes yodina dapat diketahui bahwa seluruh keluarga menggunakan garam beryodium. Namun dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa ibu belum mengetahui tentang cara penyimpanan dan cara penggunaan garam beryodium yang benar. Masih banyak ibu yang menggunakan garam pada awal atau pada saat proses pemasakan sebesar 88,4, menurut Zahraini 2009 sebaiknya garam ditambahkan setelah memasak karena yodium akan merosot drastis hingga 0 ppm ketika bercampur dengan cabai, merica, ketumbar, dan terasi, sementara kadar yodium yang dianjurkan yaitu 30-80 ppm. Selain itu juga agar kerusakan yodium sebanyak 20 selama proses memasak bisa dikurangi. Untuk cara penyimpanan garam beryodium sebagian besar keluarga yaitu 62,8 telah menyimpan garam dengan menggunakan wadah kering tertutup, dan disimpan ditempat sejuk. Sedangkan ibu yang menyimpan garam pada wadah terbukatetap diplastik kemasan dan terbuka diletakkan ditempat terkena panas seperti kompor dan sinar matahari sebesar 37,2. Dengan mengetahui cara penggunaan dan cara penyimpanan garam beryodium sesuai aturan maka dapat diketahui kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan penggunaan garam beryodium lebih banyak pada kategori tidak baik yaitu sebanyak 90,7. Hal ini disebabkan karena masyarakat tidak mengetahui tentang cara penggunaanpenyimpanan garam beryodium yang benar. Berdasarkan hasil wawancara, ibu tidak mengetahui bahwa apabila garam yodium yang digunakan pada awal atau pada saat proses pemasakan serta garam yang disimpan pada wadah Universitas Sumatera Utara terbuka diletakkan ditempat yang terkena panas seperti kompor atau sinar matahari akan menyebabkan yodium dari garam akan menguap sehingga hanya sedikit yodium dari garam yang didapat atau bahkan yodium dari garam bisa hilang.

5.1.5 Perilaku Sadar Gizi Keluarga Berdasarkan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

0 0 19

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

0 0 2

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

0 0 12

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

0 0 38

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

1 1 7

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

0 2 45

GAMBARAN PERILAKU SADAR GIZI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BURUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LALANG TAHUN 2014

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) - Gambaran Perilaku Sadar Gizi Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Yang Ada Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014.

0 1 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Gambaran Perilaku Sadar Gizi Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Yang Ada Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014.

0 0 7

GAMBARAN PERILAKU SADAR GIZI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BURUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA LALANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

0 0 14