Tumbuh Kembang Balita Kebutuhan Gizi Balita

2.1.5 Penilaian KADARZI

Menurut Depkes RI, 2004 cara menilai apakah suatu keluarga sudah Sadar Gizi adalah dengan melihat sebagai berikut: 1. Status gizi seluruh anggota keluarga khususnya ibu dan anak baik 2. Tidak ada lagi bayi berat badan lahir rendah pada keluarga 3. Semua anggota keluarga mengkonsumsi garam beryodium 4. Semua ibu memberikan hanya Asi saja pada bayi sampai umur enam bulan 5. Semua balita dalam keluarga yang ditimbangkan naik berat badannya sesuai umur 6. Tidak ada masalah gizi lebih dalam keluarga

2.2 Balita

Menurut Adriani dan Wirjatmadi 2012, balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang berada dalam rentang usia tertentu. Usia balita dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu golongan usia bayi 0-2 tahun, golongan balita 2-3 tahun, dan golongan prasekolah 3-5 tahun. Adapun menurut WHO, kelompok usia balita adalah 0-60 bulan, sumber lain mengatakan bahwa usia balita adalah 1-5 tahun.

2.2.1 Tumbuh Kembang Balita

Jenis tumbuh kembang balita menurut Adriani dan Wirjatmadi 2012 dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Tumbuh kembang fisik yang meliputi perubahan dalam bentuk dasar dan fungsi organisme atau individu. Universitas Sumatera Utara 2. Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik, seperti berbicara, bermain, berhitung, dan membaca. 3. Tumbuh kembang sosial emosional bergantung pada kemampuan bayi untuk membentuk ikatan batin, berkasih sayang, menangani kegelisahan akibat suatu frustasi dan mengelola rangsangan agresif. Balita pada usia kurang dari enam bulan perkembangan otak bayi mengalami masa yang kritis, sehingga sangat diperlukan adanya perlakuan-perlakuan khusus untuk perkembangan otak secara maksimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan ASI eksklusif mulai dari awal kelahiran sampai usia enam bulan, yang bertujuan untuk menghindari terjadinya infeksi dan sakit. Pemberian ASI tidak hanya sampai usia enam bulan saja, tetapi sampai usia dua tahun. Setelah bayi berusia lebih dari enam bulan, maka diberikan Makan Pendamping ASI MP-ASI untuk menambah asupan gizi yang tidak terpenuhi oleh ASI saja mengingat kebutuhan zat gizi balita meningkat di setiap pertumbuhannya usianya. Perlakuan terhadap anak paling baik dilakukan sampai balita berusia lima tahun, karena masa ini merupakan masa yang menentukan pertumbuhan dan perkembangannya kelak Adriani dan Wirjatmadi, 2012.

2.2.2 Kebutuhan Gizi Balita

Masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu perhatian yang serius. Oleh karena itu, peran makanan yang bernilai gizi tinggi sangat penting seperti pada makanan yang mengandung energi, protein terutama protein hewani, vitamin Vitamin B kompleks, Vitamin C, Vitamin A, dan mineral Ca, Fe, Universitas Sumatera Utara Yodium, Fosfor, Zn. Untuk mencegah terjadinya gangguan gizi dan masalah psikososial, diperlukan adanya perilaku penunjang dari para orang tua, ibu atau pengasuh dalam keluarganya untuk selalu memberikan makanan dengan gizi seimbang kepada balitanya dan makanan yang diberikan kepada anak harus bisa meningkatkan selera makan anak. Yang dimaksud dengan gizi seimbang adalah makanan yang yang dikonsumsi balita dalam suatu hari yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga Karbohidrat dan lemak, zat pembangun protein, dan zat pengatur Vitamin dan mineral sesuai dengan kebutuhan tubuhnya Adriani dan Wirjatmadi, 2012. Untuk mendukung pertumbuhan fisik balita, perlu petunjuk praktis makanan dengan gizi seimbang sebagai berikut: 1. Makanlah aneka ragam makanan. 2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi. 3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi. 5. Gunakan garam beryodium. 6. Makanlah makanan sumber zat besi. 7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur enam bulan. 8. Biasakan sarapan pagi. 9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya. 10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur. 11. Hindari minum minuman berakohol. 12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Universitas Sumatera Utara 13. Bacalah label pada makanan yang dikemas. Pada masa ini balita perlu memperoleh zat gizi dari makanan sehari-hari dalam jumlah yang tepat dan kualitas yang baik. Oleh karena itu “keterlambatan investasi kesehatan, gizi dan psikososial mengakibatkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki atau digantikan d i kemudian hari” Adriani dan Wirjatmadi, 2012. Menurut Gabriel 2008 ada beberapa kondisi dan anggapan orang tua dan masyarakat yang justru merugikan penyediaan makanan bagi kelompok balita ini: 1. Anak balita masih dalam periode transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa, sehingga masih memerlukan adaptasi. 2. Anak balita dianggap kelompok umur yang paling belum berguna bagi keluarga, baik tenaga maupun kesanggupan kerja penambah keuangan. Anak sudah tidak begitu diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada saudara yang lebih tua, tetapi sering belum cukup umur untuk mempunyai pengalaman dan keterampilan untuk mengurus anak dengan baik. 3. Ibu sering sudah mempunyai anak lagi atau sudah bekerja penuh, sehingga balita kurang mendapat perhatian dari sang ibu. 4. Anak balita masih belum dapat mengurus sendiri dengan baik dan belum dapat berusaha mendapatkan sendiri apa yang diperlukannya untuk makanan. Apabila makan bersama dalam keluarga, anak balita masih diberi jatah makanan dan jika tidak mencukupi sering tidak diberi kesempatan untuk minta lagi atau mengambil sendiri tambahannya 5. Anak balita mulai turun ke tanah dan berkenalan dengan berbagai kondisi yang menyebabkan terkena infeksi atau penyakit lain, padahal tubuhnya belum cukup Universitas Sumatera Utara mempunyai imunitas atau daya tahan untuk melawan penyakit atau menghindarkan kondisi lain yang memberikan bahaya kepada dirinya.

2.2.3 Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

0 0 19

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

0 0 2

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

0 0 12

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

0 0 38

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

1 1 7

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

0 2 45

GAMBARAN PERILAKU SADAR GIZI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BURUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LALANG TAHUN 2014

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) - Gambaran Perilaku Sadar Gizi Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Yang Ada Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014.

0 1 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Gambaran Perilaku Sadar Gizi Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Yang Ada Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014.

0 0 7

GAMBARAN PERILAKU SADAR GIZI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BURUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA LALANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

0 0 14