seperti susu formula, air putih, teh, madu, air jeruk, dan tanpa diberikan tambahan makanan padat seperti bubur nasi, pisang, biskuit, dan pepaya.
4. Makan beraneka ragam adalah anggota keluarga makan 2-3 kali sehari yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah.
5. Menggunakan garam beryodium adalah pemakaian garam yang apabila diuji dengan menggunakan test yodina berwarna ungu dan digunakan setelah makanan
matang serta disimpan pada wadah kering tertutup dan ditempatkan ditempat sejuk.
6. Memberikan vitamin A pada balita adalah pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi 100.000 SI kapsul biru untuk balita umur 6-11 bulan dan vitamin A dosis tinggi
200.000 SI kapsul merah untuk balita umur 12-59 bulan yang diperoleh dari posyandu maupun sarana kesehatan lainnya.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen alat yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah timbangan injak untuk menimbang berat badan balita, microtoise, kuesioner, dan Tes
Yodina.
3.7 Aspek Pengukuran
1. Menimbang berat badan balita dengan memantau berat badan secara teratur dapat diketahui dengan melihat KMS dalam enam bulan terakhir. Kemudian
dikategorikan menjadi Depkes RI, 2008: - Baik
: jika balita dalam enam bulan terakhir ditimbang empat kali atau lebih berturut-turut.
Universitas Sumatera Utara
- Tidak baik : jika balita dalam enam bulan terakhir ditimbang kurang dari
empat kali berturut-turut. 2. Makan beraneka ragam dapat diketahui melalui wawancara langsung dengan
responden yang berpedoman pada formulir yang telah dipersiapkan sebelumnya dan dikategorikan menjadi Sihotang, 2009:
- Baik : jika mengkonsumsi makanan yang terdiri dari: makanan pokok,
lauk pauk, sayuran dan buah atau makanan pokok, lauk pauk, sayur buah setiap kali makan 2-3 kali sehari.
- Tidak baik : jika mengkonsumsi makanan yang terdiri dari: makanan pokok dan lauk pauk atau makanan pokok dan sayur setiap kali makan
kurang dari 2-3 kali sehari. 3. Menggunakan garam beryodium dapat diketahui dengan wawancara langsung
mengenai cara memakaimenyimpan garam beryodium yang benar dan menguji garam melalui test yodina. Test ini bertujuan untuk mengetahui secara pasti
adanya kandungan yodium didalam garam. Kemudian dikategorikan menjadi Sihotang, 2009:
- Baik : Jika garam yang digunakan mengandung yodium, ditest dengan
yodina berwarna ungu dan pemakaianpenyimpanan sesuai aturan. - Tidak baik : - Jika garam yang digunakan mengandung yodium, ditest dengan
yodina berwarna ungu tetapi pemakaianpenyimpanan tidak sesuai aturan.
Universitas Sumatera Utara
- Jika garam yang digunakan tidak mengandung yodium, ditest dengan yodina tidak berubah warna menjadi berwarna ungu
walaupun pemakaianpenyimpanan sesuai aturan. 4. Tindakan Pemberian ASI eksklusif dapat diketahui melalui wawancara langsung
dengan responden yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya dan dikategorikan menjadi Depkes RI, 2008:
- Baik : Jika hanya diberi ASI saja, tidak diberikan makanan dan minuman lain pada umur 0-6 bulan ASI eksklusif 0-6 bl.
- Tidak Baik : Jika tidak diberi ASI saja, diberikan makanan dan minuman lain pada umur 0-6 bulan.
5. Pemberian vitamin A diketahui dengan wawancara langsung kepada responden dan melihat catatan KMS kemudian dikategorikan menjadi Depkes RI, 2008:
- Baik : - Jika balita umur 6-11 bulan mendapatkan kapsul vitamin A
berwarna biru pada bulan Februari atau Agustus dalam satu tahun terakhir.
- Jika balita umur 12- 59 bulan mendapatkan kapsul vitamin A berwarna merah setiap bulan Februari dan Agustus dalam satu
tahun terakhir. - Tidak baik : - Jika balita umur 6-11 bulan tidak mendapatkan kapsul vitamin A
berwarna biru pada bulan Februari atau Agustus dalam satu tahun teakhir
Universitas Sumatera Utara
- Jika balita umur 12- 59 bulan tidak mendapatakan kapsul vitamin A berwarna merah setiap bulan Februari dan Agustus dalam satu
tahun terakhir. 6. Perilaku sadar gizi Depkes RI, 2008
- Baik : jika kelima indikator yaitu menimbang berat badan balita, makan
beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, ASI eksklusif, dan pemberian kapsul vitamin A dikategorikan baik.
- Tidak baik : jika ada dari lima indikator yaitu memantau berat badan balita, makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, ASI
eksklusif, dan pemberian kapsul vitamin A dikategorikan tidak baik.
7. Status Gizi balita diperoleh melalui pengukuran antropometri BBU, TBU, BBTB yang menggunakan Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak Kemenkes,
2010. BBU dengan kategori:
- Gizi Buruk : -3 SD
- Gizi Kurang : -3 SD sampai dengan -2 SD
- Gizi Baik : -2 SD sampai dengan 2 SD
- Gizi Lebih : 2 SD
TBU dengan kategori: - Sangat Pendek
: -3 SD - Pendek
: -3 SD sampai dengan -2 SD - Normal
: -2 SD sampai dengan 2 SD
Universitas Sumatera Utara
- Tinggi : 2 SD
BBTB dengan kategori: - Sangat Kurus
: -3 SD - Kurus
: -3 SD sampai dengan -2 SD - Normal
: -2 SD sampai dengan 2 SD - Gemuk
: 2 SD
3. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan secara manual dan menggunakan alat bantu komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing, yaitu melihat dan memerikasa data yang dikumpulkan. Bila terdapat kesalahan dalam pengumpulan data, maka data diperbaiki dengan cara memeriksa
kembali jawaban yang kurang. 2. Koding, yaitu memberikan kode atau angka-angka tertentu pada kuesioner.
3. Entri Data, memasukkan data ke dalam komputer.
3.9 Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang kemudian dapat dianalisa secara deskriptif.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Desa Lalang terletak di Jalan Binjai km 7,5 Kelurahan Lalang Kecamatan Medan Sunggal dengan letak geografis sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kelurahan Cinta Damai
- Sebelah Selatan : Kelurahan Sei Sikambing B
- Sebelah Barat : Kelurahan Lalang
- Sebelah Timur : Kelurahan Simpang Tanjung
4.1.1 Keadaan Geografis
4.1.1.1 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Medan Sunggal
Tahun 2014
No Jenis Kelamin
Jumlah Orang Persentasi
1. Laki-laki
21.408 50,82
2. Perempuan
20.712 49,18
Jumlah 42.120
100,00
Sumber : Data Profil Puskesmas Desa Lalang Tahun 2013 Berdasarkan data yang diperoleh dari pencatatan dan pelaporan Puskesmas
Desa Lalang, maka dapat diketahui bahwa distribusi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak yaitu berjenis kelamin laki-laki sebesar 50,82.
Universitas Sumatera Utara