Penimbangan Balita Pemberian ASI Eksklusif Makan Beraneka Ragam

4.3 Penyakit Balita Yang Diderita Dalam 1 Bulan Terakhir

Penyakit balita yang diderita dalam satu bulan terakhir selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.5. Distribusi Penyakit Balita Yang Diderita Dalam 1 Bulan Terakhir Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014 No Penyakit yang diderita dalam 1 bulan terakhir Frekuensi Persentase 1. 2. 3. 4. 5 Tidak ada ISPA Diere ISPA dan diare Lainnya 2 8 16 11 6 4,7 18,6 37,2 25,6 14,0 Jumlah 43 100,0 Menurut tabel diatas dapat diketahui bahwa penyakit yang paling banyak diderita balita dalam satu bulan terakhir yaitu diare yang berjumlah 16 balita 37,2, sedangkan balita yang tidak mengalami sakit sebanyak 2 balita 4,7.

4.4 Penimbangan Balita

Distribusi tempat penimbangan balita yang dilakukan oleh orang tua di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang Kelurahan Lalang dan Sei SiKambing B dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6. Distribusi Keluarga Menurut Tempat Penimbangan Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014 No Tempat Penimbangan Balita Frekuensi Persentase 1. 2. 3. Posyandu Puskesmas Praktek bidan 30 12 1 69,8 27,9 2,3 Jumlah 43 100,0 Berdasarkan tabel 4.6. dapat diketahui bahwa paling banyak orang tua membawa balitanya untuk melakukan penimbangan di posyandu yaitu sebanyak 30 orang 69,8. Sedangkan kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator Universitas Sumatera Utara penimbangan balita dapat dibedakan menjadi kategori baik dan tidak baik yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.7. Distribusi Keluarga Menurut Indikator Penimbangan Balita Yang Mengalami Gizi Kurang dan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014 No Penimbangan Balita Frekuensi Persentase 1. 2. Baik Tidak baik 30 13 69,8 30,2 Jumlah 43 100,0 Keluarga menurut pemantauan pertumbuhan balita dengan menimbang balita minimal empat kali berturut-turut selama enam bulan terakhir yang dilihat pada tabel diatas lebih banyak pada kategori baik yaitu sebanyak 30 orang 69,8.

4.5 Pemberian ASI Eksklusif

Kesadaran keluarga terhadap gizi berdasarkan indikator pemberian ASI eksklusif pada balita dapat dilihat menurut pemberian makananminuman selain ASI pada usia 6 bulan yang dikategorikan menjadi baik dan tidak baik. Semua balita gizi kurang dan gizi buruk yang berjumlah 43 balita di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang tahun 2014 tidak ada yang mendapatkan ASI eksklusif.

4.6 Makan Beraneka Ragam

Kebiasaan makan beraneka ragam yang meliputi makan makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah - buahan pada keluarga yang memiliki balita gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang dapat dilihat pada tabel 4.8. sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Distribusi Kebiasaan Mengkonsumsi Makan Beraneka Ragam Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014 No Jenis Makanan Frekuensi Persentase

1. Makanan Pokok :

a. 2-3 x sehari 43 100,0 Jumlah 43 100,0 2. Lauk Pauk : a. 2-3 x sehari b. 2-3 x seminggu 29 14 67,4 32,6 Jumlah 43 100,0 3. Sayur : a. 1x sehari b. 2-3 x sehari c. 2-3 x seminggu 6 25 12 14,0 58,1 27,9 Jumlah 43 100,0 4. Buah-buahan : a. 2-3 x seminggu b. 1 x seminggu atau lebih dari seminggu 2 41 4,7 95,3 Jumlah 43 100,0 Kebiasaan makan keluarga responden berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh responden mengkonsumsi makanan pokok 2-3 x sehari 100,0. Keluarga mengkonsumsi lauk pauk paling banyak yaitu 2-3 x sehari sebanyak 29 keluarga 67,4, begitu juga keluarga yang mengkonsumsi sayuran 2-3 x sehari berjumlah 25 keluarga 58,1, dan keluarga mengkonsumsi buah-buahan paling sering yaitu 1 x seminggu atau lebih dari seminggu sebanyak 41 keluarga 95,3. Sedangkan indikator keaneka ragaman makanan pada keluarga yang dikategorikan menjadi baik dan tidak baik dapat diketahui yang paling banyak yaitu pada kategori tidak baik sebesar 58,1 , yang dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9. Distribusi Keluarga Menurut Indikator Makan Beraneka Ragam Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014 No Makan Beraneka Ragam Frekuensi Persentase 1. 2. Baik Tidak baik 18 25 41,9 58,1 Jumlah 43 100,0 4.7 Penggunaan Garam Beryodium Jenis garam yang di gunakan keluarga responden yang berada di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.10. Distribusi Keluarga Menurut Jenis Garam Yang Digunakan Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014 No Jenis Garam Frekuensi Persentase 1. 2. Garam halus Garam kasar 41 2 95,3 4,7 Jumlah 43 100,0 Jenis garam yang paling banyak digunakan oleh keluarga responden menurut tabel diatas adalah garam halus yang berjumlah 41 keluarga 95,3. Sedangkan alasan keluarga memilih jenis garam yang digunakan dapat dilihat pada tebel berikut : Tabel 4.11. Distribusi Keluarga Menurut Alasan Memilih Jenis Garam Yang Digunakan Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014 No Alasan Memilih Jenis Garam Frekuensi Persentase 1. 2. Karena mengandung yodium Karena ada di pasaran 9 34 20,9 79,1 Jumlah 43 100,0 Alasan responden memilih jenis garam yang digunakan menurut tabel 4.11. yang paling banyak yaitu dengan alasan karena ada di pasaran sebanyak 34 orang 79,1. Universitas Sumatera Utara Dari hasil pemeriksaan menggunakan tes yodina dapat diketahui bahwa 100,0 garam yang digunakan responden mengandung garam beryodium, namun untuk mengetahui kesadaran keluarga berdasarkan indikator penggunaan garam beryodium dapat dipengaruhi dengan cara penggunaan dan penyimpanan garam yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12. Distribusi Keluarga Menurut Cara Penggunaan Garam Dalam Pengolahan Bahan Makanan Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014 No Cara Penggunaan Garam Frekuensi Persentase 1. 2. Di gunakan setelah masakan matang Pada awal atau pada saat proses pemasakan 5 38 11,6 88,4 Jumlah 43 100,0 Cara penggunaan garam yang baik sangat mempengaruhi kadar yodium yang terdapat dalam garam. Dilihat dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 43 responden terdapat 38 responden 88,4 yang menggunakan garam pada awal atau pada saat proses pemasakan. Tabel 4.13. Distribusi Keluarga Menurut Cara Penyimpanan Garam Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014 No Cara Penyimpanan Garam Frekuensi Persentase 1. 2. Menggunakan wadah kering tertutup, disimpan ditempat sejuk Wadah terbukatetap di plastik terbuka kemasan di letakkan ditempat yang terkena panas seperti kompor dan sinar matahari langsung 27 16 62,8 37,2 Jumlah 43 100,0 Selain cara penggunaan garam beryodium, cara penyimpanan garam juga berpengaruh terhadap kadar yodium dalam garam. Tabel 4.13. menunjukkan cara Universitas Sumatera Utara yang paling banyak digunakan oleh responden yaitu menggunakan wadah kering tertutup, disimpan ditempat sejuk sebanyak 27 responden 62,8. Kesadaran keluarga berdasarkan indikator penggunaan garam beryodium dengan cara menggunakan garam setelah matang dan penyimpanan pada wadah kering tertutup dan disimpan ditempat sejuk yang dikategorikan menjadi kategori baik dan tidak baik dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.14. Distribusi Keluarga Menurut Penggunaan Garam Beryodium Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014 No Penggunaan Garam Beryodium Frekuensi Persentase 1. 2. Baik Tidak baik 4 39 9,3 90,7 Jumlah 43 100,0 Menurut tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan garam beryodium yang paling banyak adalah kategori tidak baik sebesar 90,7.

4.8 Pemberian Suplemen Kapsul Vitamin A

Kesadaran keluarga berdasarkan indikator pemberian kapsul vitamin A pada bayi 6-11 bulan dosis 100.000 SI dan anak balita umur 12-59 bulan dosis 200.000 SI dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.15. Distribusi Keluarga Berdasarkan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita Gizi Kurang dan Balita Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014 No Pemberian Kapsul Vitamin A Frekuensi Persentase 1. Mendapatkan Kapsul Vitamin A : a. Ya b. Tidak 35 8 81,4 18,6 Jumlah 43 100,0 2. Indikator Pemberian Kapsul Vitamin A : a. Baik b. Tidak baik 32 11 74,4 25,6 Jumlah 43 100,0 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.15. menunjukkan bahwa balita yang mendapatkan kapsul vitamin A dalam satu tahun terakhir sebanyak 35 orang 81,4, sedangkan kesadaran keluarga berdasarkan indikator pemberian kapsul vitamin A yang dikategorikan baik sebanyak 32 orang 74,4.

4.9 Keluarga Sadar Gizi

Dari hasil analisis berdasarkan indikator keluarga sadar gizi pada keluarga yang memiliki balita gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Desa Lalang yang meliputi : penimbangan balita, pemberian ASI eksklusif, makan beraneka ragam, penggunaan garam beryodium, dan pemberian vitamin A dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.16. Distribusi Keluarga Berdasarkan Jumlah Indikator Keluarga Sadar Gizi Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014 No Indikator Keluarga Sadar Gizi Yang Terlaksana Frekuensi Persentase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 5 4 3 2 1 1 4 17 17 4 0,0 2,3 9,3 39,5 39,5 9,3 Jumlah 43 100,0 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 43 responden tidak ada keluarga yang menerapkan perilaku sadar gizi, sedangkan indikator keluarga sadar gizi yang terlaksana paling banyak berjumlah satu dan dua indikator yang masing-masing sebanyak 17 keluarga 39,5. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Perilaku Sadar Gizi Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk

5.1.1 Perilaku Sadar Gizi Keluarga Berdasarkan Penimbangan Balita Menurut Depkes RI 2007, salah satu strategi untuk mencapai sasaran KADARZI yaitu meningkatkan fungsi dan peran posyandu sebagai wahana masyarakat dalam memantau dan mencegah secara dini gangguan pertumbuhan balita. Hal ini menunjukkan bahwasannya peran posyandu merupakan wadah penting untuk mengetahui pertumbuhan balita. Pemantauan pertumbuhan sendiri bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan balita agar bisa mencegah masalah sedini mungkin apabila terjadi penyimpangan. Menurut hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 43 ibu terdapat 69,8 melakukan rutinitas penimbangan balitanya di posyandu, 27,9 dilakukan dipuskesmas, dan 2,3 dilakukan di praktek bidan. Balita gizi kurang dan gizi buruk yang melakukan penimbangan di puskesmas hanya pada saat pengambilan bantuan makanan tambahan, yang dilakukan dalam satu bulan sekali, namun balita tersebut jarang dibawa ke posyandu. Keluarga yang melakukan penimbangan balita minimal empat kali berturut- turut terdapat 69,8 yang dikategorikan baik, hal ini karena balita gizi kurang dan gizi buruk mendapatkan perhatian khusus dari petugas kesehatan dan kader posyandu. Hasil ini juga menggambarkan peran Posyandu di wilayah kerja puskesmas, telah berjalan dengan baik yang ditunjukkan bahwa sebagian besar keluarga berpartisipasi Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

0 0 19

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

0 0 2

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

0 0 12

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

0 0 38

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

1 1 7

Pemberdayaan Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang Dan Gizi Buruk Di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Tahun 2014

0 2 45

GAMBARAN PERILAKU SADAR GIZI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BURUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LALANG TAHUN 2014

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) - Gambaran Perilaku Sadar Gizi Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Yang Ada Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014.

0 1 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Gambaran Perilaku Sadar Gizi Pada Keluarga Yang Memiliki Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Yang Ada Di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Tahun 2014.

0 0 7

GAMBARAN PERILAKU SADAR GIZI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BURUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA LALANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

0 0 14