Komponen Strategi Analisis Data
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam, pihak sekolah berupaya menekankan pembiasaan
– pembiasaan Islami seperti sholat dhuha, dzikir al-ma’tsurat dan murojaah hafalan dalam kehidupan sehari
– hari, baik didalam kelas maupun diluar pengawasan sekolah. Pembiasaan
– pembiasaan tersebut didukung dengan adanya buku penghung sebagai salah satu media komunikasi antara sekolah dengan orang
tua, agar kedua pihak secara langsung mengetahui perkembangan peserta didik, baik disekolah maupun diluar sekolah. Selain itu, pihak sekolah juga menerapkan metode
mentoring Pendidikan Agama Islam, hal ini dimaksudkan untuk memberi bimbingan. Sedangkan, model pembelajaran aktif digunakan dengan mengharapkan
keaktifan peserta didik dan menjadikan guru sebagai mediator atau fasilitator sehingga terciptanya pola KBM yang variatif dan inovatif. Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam disesuaikan dengan muatan materi melalui metode kunjungan belajar di alam dan masyarakat, serta lingkungan sekitar. Artinya, tidak menjadikan ruang kelas
sebagai satu – satunya sarana KBM yang dominan, sehingga terciptanya
perkembangan pola pikir peserta didik secara aktif yang terintegrasi dengan nilai –
nilai Islami. Sementara itu, penggunaan sarana seperti IT dalam proses pembelajaran, dengan mengharapkan peserta didik termotivasi mengikuti proses pembelajaran dan
memahami materi – materi yang telah disampaikan oleh guru, sehingga dapat
terciptanya suasana belajar mengajar yang kondusif serta terintegrasi nilai – nilai
Islami. Selain itu, terkait dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam
di SDIT Permata Bunda III Bandar Lampung, pihak sekolah telah berupaya
meningkatkan kapasitas profesional dan kompetensi guru dengan berbagai pelatihan dan peningkatan keahlian dalam mengajar, baik yang diselenggarakan sekolah
ataupun Dinas pendidikan Provinsi Lampung. Disamping itu, pihak sekolah juga berupaya melengkapi sarana dan prasarana yang berhubungan langsung dengan
proses pembelajaran diantaranya seperti melengkapi perpustakaan dengan literatur –
literatur yang mendukung pola berpikir peserta didik dan pengetahuan peserta didik terhadap ilmu pengetahuan, serta minat membaca peserta didik untuk menambah
wawasan dan menguasai materi yang telah disampaikan oleh pendidik. Selain upaya melengkapi perpustakaan sekolah dengan sumber
– sumber yang mendukung, pihak sekolah juga berupaya mengadakan laboratorium keagamaan guna meningkatkan
kualitas Pendidikan Agama Islam di SDIT Permata Bunda III Bandar Lampung. Pengadaan laboratorium keagamaan ini digunakan sebagai salah satu kegiatan peserta
didik dalam pendalaman agama Islam, seperti praktek ibadah, murojaah hafalan, munaqosah Al-
Qur’an dan lain sebagainya. Pengadaan laboratorium keagamaan di SDIT Permata Bunda III Bandar Lampung dilakukan dalam rangka meningkatkan
fasilitas belajar ke-Islaman dan menciptakan suasana belajar yang Islami dan nyaman. SDIT Permata Bunda III Bandar Lampung sebagai salah satu lembaga
pendidikan yang bercirikan ke-Islaman, berupaya terus menerus meningkatkan kualitas mutu Pendidikan Agama Islam sebagai ciri khas lembaga pendidikan ini.
Hal tersebut terlihat dengan dikembangkannya progam unggulan sekolah, diantaranya meliputi:
1. Menanamkan pendidikan SMART sholeh, muslih, cerdas, mandiri dan
terampil sedini mungkin. 2.
Progam Tahfidz Al-Qur’an. 3.
Progam layanan psikologis anak personal education. 4.
Pendekatan pembelajaran berbasis IT. 5.
Model pembelajaran aktif active learning. 6.
Munaqosyah Al-Qur’an. 7.
Qurban At School tabungan qurban 8.
Penerapan dua orang guru profesional dalam proses pembelajaran dikelas.
7
Dikembangkannya progam unggulan sekolah tersebut, bertujuan dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam, mampu bersaing dengan
lembaga pendidikan formal lainnya yang setingkat dan menjadi lembaga pendidikan yang unggul dan kompetitif, berwawasan luas dalam bidang ilmu pengetahuan yang
dibingkai dengan nilai – nilai Islami serta menjadi rujukan bagi orang tua dalam
menentukan lembaga pendidikan yang bermutu baik dari segi akademis maupun keagamaan.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan yang terus berupaya meningkatkan mutu pendidikannya dalam hal perekrutan tenaga kependidikanpun, SDIT Permata
Bunda III Bandar Lampung mempunyai kriteria – kriteria tertentu, diantaranya:
1. Guru-guru yang profesional dan kompeten dibidangnya.
2. Guru memiliki spiritual, memahami dunia anak dan kreatif.
3. Lulusan dari perguruan tinggi ternama, seperti: UIN Raden Intan
Lampung, Universitas Lampung, Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab LIPIA, dll”.
8
7
Dokumen SDIT Permata Bunda III Bandar Lampung, Observasi Penulis, Bandar Lampung 27 Maret, 2017
8
Ibid.,
Penetapan kriteria perektrutan tenaga kependidikan tersebut, diharapkan mampu mengemban profesionalisme sebagai tenaga kependidikan dalam rangka
mencerdaskan generasi bangsa yang unggul dan kompetitif. Dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam di
SDIT Permata Bunda III Bandar Lampung, ditemukan beberapa faktor yang menjadi penghambat pengembangan kurikulum tersebut. Menurut Bapak Septo Wahyudi, S.Si
selaku kepala sekolah menyatakan: “Faktor yang menjadi penghambat pengembangan kurikulum di SDIT
Permata Bunda III Bandar Lampung saat ini, diantaranya masih terdapat sarana dan prasarana yang belum terpenuhi, seperti abudemen sekolah.
Karena melihat banyaknya peserta didik yang notabennya bertempat tinggal jauh dari lokasi sekolah, sehingga untuk berangkat kesekolah peserta didik
harus naik angkotsepeda dengan jarak kurang-lebih 10 kg. Bahkan masih dapat dijumpai peserta didik yang terlambat datang kesekolah setiap pagi
dengan alasan tempat tinggal jauh dari lokasi sekolah. Hal ini yang menyebabkan peserta didik kelelahan dalam mengikuti proses pembelajaran
sehingga berdampak terhadap kualitas peserta didik tersebut. Disamping itu, orang tua peserta didik mayoritas berekonomi menengah kebawah, sehingga
mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan belajar, hal tersebut menyebabkan menurunnya motivasi belajar peserta didik. Selain itu, masih terdapat peserta
didik yang kurang memahami materi yang disampaikan serta masih terdapat juga peserta didik yang belum mampu membaca Al-
Qur’an dengan baik. Hal ini dikarnakan latar belakang keluarga peserta didik kurang memahami
Agama dan berpendidikan rendah. Sementara itu, masih terdapat beberapa tenaga guru yang belum sesuai dengan keahlian, hal ini tentunya
menyebabkan menurunya kualitas materi pembelajaran yang disampaikan.
9
Berdasatkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa faktor penghambat dalam proses pengembangan kurikulum di SDIT Permata Bunda III Bandar Lampung
yang paling dirasa diantaranya adalah fasilitas yang ada masih dirasa terbatas. Menanggapi hal ini, pihak sekolah telah berupaya merencanakan pengadaan
9
Op.Cit., wawancara dengan Kepala Sekolah SDIT Permata Bunda III Bandar Lampung
abudemen sekolah, hal ini dilakukan agar peserta didik tidak mengalami hambatan untuk datang kesekolah, sehingga kualitas yang diharapkan sekolah dapat berjalan
baikdengan adanya hambatan tersebut. Sementara itu, mengenai latar belakang keluarga berekonomi menengah kebawah, pihak sekolah telah berupaya mengadakan
beasiswa dan bantuan – bantuan dana pendidikan baik yang berasal dari sekolah
sendiri maupun Dinas pendidikan, dengan harapan peserta didik tetap dapat melanjutkan pendidikan dan mengembangkan potensinya. Sedangkan hambatan yang
berasal dari guru maupun peserta didik semuanya bisa diatasi dengan baik. Dalam upaya mengatasi hambatan yang berasal dari tenaga kependidikan,
pihak sekolah telah berupaya selalu meningkatkan kapasitas profesional dan kompetensi dengan berbagai pelatihan dan peningkatan keahlian dalam mengajar.
Sementara itu, hambatan yang berasal dari peserta didik sendiri, pihak sekolah telah berupaya menerapkan pola pendidikan dengan personal yang memungkinkan
penanganan yang berbeda pada masing – masing peserta didik sesuai dengan
kepribadiannya. Disamping itu, SDIT Permata Bunda III Bandar Lampung talah menggunakan sistem pembimbingan akademik dengan rasio satu guru menangani 12-
13 peserta didik. pembimbing akademik bertanggung jawab penuh terhadap segala masalah yang dihadapi oleh peserta didik bimbingannya.