Indikator Mutu Pendidikan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar
                                                                                Astin  sebagaimana  dikutip  oleh  Amat   J a en udi n ,  membedakan  dua tinjauan  tentang  mutu  pendidikan.  Pertama,  adalah  tinjauan  secara  tradisional  atau
pandangan  elitisme,  yang  melihat  mutu  sekolah  berdasarkan  kepemilikan  sumber- sumber    pendidikan  dan  reputasi  serta  posisi akademik  yang  tinggi.  Kedua,  adalah
pandangan  developmental  yang  sifatnya  dinamik,  yang  melihat  sekolah  bermutu sebagai  sekolah  yang  memiliki  kemampuan  untuk  mengembangkan  potensi  dasar
peserta didik secara optimal sebagaimana  nampak pada  keberhasilan sekolah  dalam memberikan  nilai  tambah  baik  yang  berupa  pengetahuan  maupun  hal-hal  yang
bersifat  personal,  salah  satu  indikator  dari  keberhasilah  atau  keefektifan  sekolah adalah mutu pencapaian hasil belajar peserta didiknya, dan hasil belajar peserta didik
tersebut akan sangat tergantung pada sejauhmana keberhasilan guru dalam membantu peserta  didik  untuk  mencapai  hasil  belajarnya.  Oleh  karena  itu,  guru  mempunyai
peran yang sangat menentukan bagi keberhasilan pendidikan di sekolah.
54
Keberhasilan  upaya  peningkatan  mutu  pendidikan  sangat  dipengaruhi  oleh kualitas  sumber  daya  manusia  yang  terlibat  didalamnya,  karena  dalam  sistem
pendidikan  apapun  kualitas  kemampuan  dan  profesionalisme  dari  tenaga kependidikannya  merupakan  kunci  keberhasilan  sistem  pendidikan.  Sumber  daya
manusia  SDM  sebagai  jantung  dari  sebuah  sistem  merupakan  komponen  utama dalam  pengelolaan  pendidikan.  Sebagai  sesuatu  yang  pokok,  maka  upaya
peningkatan  SDM  yang  efisien  perlu  dikedepankan,  seperti  aspek  kualitas  kinerja,
54
Amat  Jaenudin,  “Bencmarking  Standar  Mutu  Pendidikan”.  Makalah  yang  disampaikan pada Seminar Nasional tentang Hasil Penelitian Penilaian untuk Peningkatan Mutu Pendidikan, yang
diselenggarakan oleh KEMENDIKBUD, Bogor 27 Desember 2011, h. 4-5
dedikasi,  kreativitas,  daya  saing  dan  komitmen  merupakan  aspek-aspek  yang  perlu dibina,  dievaluasi,  dan  disegarkan.  Hal  ini  menunjukan  bahwa  peningkatan  kualitas
kemampuan  dan  profesionalisme  tenaga  kependidikan  merupakan  kebutuhan  dalam upaya  peningkatan  mutu  pendidikan  di  era  globalisasi.  Secara  praktis,  peningkatan
mutu  pendidikan  merupakan  suatu  proses  yang  sinergis  dengan  upaya  peningkatan sumber  daya  manusia.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  peningkatan  mutu  pendidikan
akan terjadi jika kualitas sumber daya manusianya meningkat. Indikator  mutu  pendidikan  dapat  dikelompokkan  menjadi  enam  kategori,
yaitu: 1.
Profesionalisme Guru a
Guru menguasai materi pelajaran dan ipteks. b
Guru memiliki sifat dan prilaku yang dapat diteladani. c
Guru memiliki kecintaan dan berkomitmen terhadap profesi. d
Guru menjadi motivator agar peserta didik aktif belajar. e
Guru menguasai berbagai strategi pembelajaran dan teknik penilaian. f
Guru bersifat terbuka dalam menerima pembaruan dan wawasan. g
Guru memperhatikan perbedaan karakteristik setiap peserta didik. h
Guru mendapat kemudahankesempatan mengembangkan pribadi dan profesionalisme.
2. Kurikulum dan proses pembelajaran
a Kurikulum  dikembangkan  sesuai  dengan  kondisi  dan  kebutuhan
masyarakat. b
Pengembangan kurikulum
mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
c Progam pembelajaran disusun secara sistematis dan komprehensif.
d Progam  pembelajaran  mendukung  aspek spiritual,  intelektual,  sosial,
emosional dan konestetik. e
KBM  dilakukan  untuk  mengembangkan  potensi  peserta  didik seoptimal mungkin.
f Pengembangan kurikulum meningkatkan kompetensi dan kemandirian
peserta didik. g
Pengembangan  dan  implementasi  kurikulum  dilaksanakan  secara kolegial dalam forum guru.
h Pengembangan  kurikulum  dilakukan  dengan  mempertimbangkan
kondisi peserta didik, satuan pendidikan dan daerah. 3.
Sarana prasarana dan Sumber belajar a
Dimanfaatkan sumber belajar yang bervariasi, termasuk lingkungan. b
Tersedianya  sarana  dan  prasarana  yang  yang  mendukung  proses belajar dan pembelajaran.
c Tersedianya  perpustakaan,  koleksi  pustaka  dan  pelayanan  yang
memadai. d
Tersedianya  laboratorium,  fasilitas  olahraga,  dan  ruang  kreatif  yang diperlukan.
4. Penilaian Belajar dan Pembelajaran
a Penilaian dilaksanakan secara terencana dan berkelanjutan.
b Penilaian dilaksanakan secara terbuka dan otentik.
c Penilaian hasil belajar dan pembelajaran digunakan untuk pembinaan
lebih lanjut. d
Penilaian  terhadap  peserta  didik  dilakukan  mencakup  keseluruhan aspek pengembangan potensi.
e Proses pembelajaran diawali secara internal dan eksternal.
5. Daya tarik dan keberhasilan belajar peserta didik
a Peserta  didik  yang  mengalami  hambatan  belajar  atau  kecerdasan
khusus memperoleh bimbingan khusus. b
Terbukanya  kesempatan  percepat  belajar  bagi  peserta  didik  yang mampu.
c Kompetensi lulusan sesuai dengan kebutuhan kecakapan hidup.
d Berkembangnya  kemampuan  peserta  didik  dalam  mengikuti
perubahan lingkungan. 6.
Pengembangan budaya kelembagaan dan pendayagunaan lingkungan a
Adanya  komitmen  bersama  untuk  mencapai  proses  dan  hasil  yang terbaik.
b Visi,  misi  dan  tujuan  sekolah  yang  berprinsip  sederhana,  terukur,
dapat ditetapkan, beralasan dan dengan batas waktu. c
Tersedianya tenaga kependidikan yang sesuai. d
Proses dan hasil pendidikan dapat dipertanggung jawabkan. e
Rencana kerja disusun bersama antara sekolah dan dinas yang terkait. f
Terbangunnya partisipasi
masyarakat dalam
mendukung penyelenggaran pendidikan.
g Terbangunnya  partisipasi  masyarakat    dalam  mendukung
penyelenggaraan pendidikan.
55
55
Yayah  Aliyah,  “Manajemen  dan  Indikator  Mutu  Pendidikan”  On  –  Line,  tersedia  di: http:yayahaliyah11c.blogspot.co.id201103manajemen-dan-indikator-mutu-pendidikan.html.,
4Maret 2017, dapat dipertanggung  jawabkan secara ilmiah