Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Khairuddin 1997 menjelaskan bahwa keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Secara historis keluarga inti terbentuk paling tidak dari ayah ibu dan anak-anak, yang berada dalam ikatan pernikahan, dan anak- anaknya akan melepaskan diri sebagai anggota keluarga inti karena adanya proses pendewasaan yang menuntut untuk membentuk keluarga inti baru lagi. Terbentuknya keluarga inti baru nantinya akan menghasilkan keluarga-keluarga inti baru yang selanjutnya akan membentuk kelompok masyarakat. Pembentukan keluarga inti baru tidak dapat menjadi jaminan untuk membentuk sebuah rumah tangga yang baru pula. Dalam hal ini rumah tangga didefinisikan sebagai wadah keluarga yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota keluarga, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pokok. Jika keluarga inti baru tersebut bergabung tinggal bersama dengan keluarga inti lainnya serta memenuhi tanggung jawab atas kebutuhan ekonomi secara bersama, maka keluarga tersebut dapat dikatakan telah membentuk keluarga inti baru, namun tidak membentuk rumah tangga baru. Demikian pula sebaliknya, jika keluarga inti baru tersebut memilih untuk tinggal terpisah dengan keluarga inti lainnya serta bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi sendiri, maka secara Universitas Sumatera Utara otomatis keluarga inti tersebut sudah membentuk keluarga baru sekaligus rumah tangga baru. Adapun kenyataan yang terjadi di dalam lima keluarga luas Batak Toba Lubuk Pakam adalah pembentukan keluarga inti baru yang juga diikuti dengan pembentukan rumah tangga baru pula. Artinya setelah menikah keluarga inti baru tersebut hidup dalam sebuah rumah tangga yang masing-masing berbeda. Hal ini tampak dari pemenuhan kebutuhan ekonomi mereka sehari-hari yang menjadi tanggung jawab keluarga inti baru tersebut. Terbentuknya rumah tangga baru menciptakan jarak rumah yang relatif jauh ataupun dekat. Artinya rumah tangga masing-masing keluarga inti hidup dalam tempat tinggal yang berbeda. Jarak rumah inilah yang dapat mempengaruhi komunikasi masing-masing anggota keluarga. Semakin dekat jarak rumahnya, biasanya mereka juga akan sering berkomunikasi. Demikian pula sebaliknya, semakin jauh jarak rumahnya, biasanya mereka juga akan jarang melakukan interaksi. Namun hal ini tidak bersifat mutlak, bagi masing-masing anggota keluarga yang jarak rumahnya relatif jauh, juga sering mengadakan komunikasi secara tidak langsung, yaitu melalui media tertentu seperti: handphone dan telepon. Di samping itu setiap satu anggota keluarga dengan anggota keluarga lainnya biasanya memeluk agama yang sama jika berada dalam sebuah keluarga inti ataupun keluarga luas. Hal ini menggambarkan bahwa agama merupakan bagian dari identitas keluarga itu sendiri. Artinya melalui keluarga, orang lain dapat mengetahui jenis Universitas Sumatera Utara agama yang dianut oleh individu tersebut, misalnya keluarga Batak Toba yang identik dengan agama Kristen, namun pada kenyataannya tidaklah demikian. Di dalam beberapa keluarga luas Batak Toba di Jalan Galang, Kecamatan Lubuk Pakam terdapat anggota keluarga penganut agama yang berbeda, misalnya terdiri atas Kristen Protestan Katholik dan Islam. Perbedaan ini bermula dari ikatan pernikahan oleh pasangan yang menganut agama berbeda. Menurut Koentjaraningrat Verawati, 2010:5 di dalam masyarakat Batak Toba, perkawinan adalah sebuah pranata yang tidak hanya mengikat seorang laki-laki dengan seorang perempuan, tetapi juga mengikat dalam suatu hubungan tertentu, yaitu kaum kerabat laki-laki dengan kaum kerabat perempuan. Artinya setiap perkawinan yang diadakan akan menjadi sebuah pengikat hubungan bagi seluruh anggota keluarga yang berasal dari kedua belah pihak yang bersangkutan. Dengan demikian setiap anggota keluarga akan memiliki hak dan kewajiban berdasarkan kedudukan yang didasarkan dalam Dalihan Natolu, seperti: Hula-hula, Dongan tubu, dan Boru. Konflik dan integrasi ini tentu saja sangat menarik untuk diteliti. Dengan meneliti hal tersebut dapat diketahui dan dipahami bagaimana bentuk konflik dan integrasi dalam perbedaan tersebut serta kapan dan bagaimana perbedaan agama yang dianut oleh keluarga luas dapat menimbulkan konflik dan integrasi. Pengetahuan dan pemahaman tentang hal itu dapat menciptakan keluarga yang harmonis, yaitu dengan cara menghindari terjadinya konflik dan melakukan hal apa saja yang dapat memulai Universitas Sumatera Utara adanya integrasi dalam sebuah keluarga, khususnya keluarga yang menganut agama berbeda. Perbedaan agama Kristen-Islam yang dianut biasanya mempengaruhi pola pikir masing-masing dan merubah sikap dan tingkah laku. Pola pikir dan tingkah laku yang berbeda dapat menimbulkan konflik dan integrasi selama mereka mengadakan interaksi secara face to face bertatap muka ataupun mengadakan komunikasi secara tidak langsung atau menggunakan media seperti: handphone dan telepon . Artinya pola pikir dan tingkah laku yang ada di dalam setiap anggota keluarga akan dimunculkan selama mereka berinteraksi. Adapun yang dimaksud dengan konflik dan integrasi dalam penelitian ini adalah konflik yang terjadi antar anggota sebuah keluarga luas akibat perbedaan agama Kristen-Islam yang dianut oleh setiap anggota keluarga luas Batak Toba. Konflik dan integrasi ini lebih sering tampak ketika mereka sering mengadakan interaksi secara bertatap muka. Artinya semakin sering mereka berinteraksi, semakin tampak pula konflik dan integrasi yang terjadi di dalam keluarga tersebut. Demikian pula sebaliknya, jika mereka jarang sekali melakukan interaksi, maka konflik dan integrasi yang terjadi di dalam keluarga tersebut tidak tampak jelas kabur. Konflik ini dapat berupa perbedaan pendapat antara masing-masing anggota keluarga yang disebabkan oleh perbedaan agama masing-masing yang akhirnya akan menimbulkan tingkah laku yang saling bertolak belakang dan mengakibatkan hubungan antar anggota keluarga tersebut menjadi terpecah-belah. Sedangkan yang Universitas Sumatera Utara dimaksud dengan integrasi dalam penelitian ini adalah bersatunya seluruh anggota keluarga secara utuh yang disebabkan oleh beberapa faktor dan masih erat kaitannya dengan pola keagamaan masing-masing. Pada intinya, penelitian ini dilakukan kepada beberapa keluarga luas di Jalan Galang, Kecamatan Lubuk Pakam. Adapun keluarga luas tersebut adalah Keluarga Siahaan, Keluarga Nadapdap, Keluarga Sihotang, Keluarga Pandiangan, dan Keluarga Lumban Gaol. Anggota keluarga tersebut terdiri dari 3 generasi secara berturut-turut, yaitu kakek nenek, ayah ibu ego, dan cucu laki-laki perempuan yang menganut agama berbeda Kristen-Islam dalam sebuah keluarga luas yang sering ataupun jarang melakukan interaksi secara bertatap muka ataupun yang mengadakan komunikasi secara tidak langsung menggunakan media.

1.2. Rumusan Masalah