salah satu cabang showroom hingga pada akhirnya mereka menikah sesuai dengan prosesi pernikahan Adat Batak Toba dan sekarang tinggal di Bengkulu.
Anak ke-3 dari Keluarga S. Siahaan Alm E.Br. Lumban Gaol adalah Charles Siahaan yang sudah berusia 29 tahun. Sejak lahir hingga selesai menamatkan
pendidikannya dari bangku SMK, ia merantau ke Jakarta mengikuti jejak kedua ito- nya. Di sana ia bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan. Ia tinggal terpisah
dengan kedua ito-nya dan mengontrak sebuah kamar kost yang tidak jauh dari tempat ia bekerja.
Sedangkan anak terakhir mereka adalah Novita Siahaan yang sudah berusia 21 tahun. Sejak ia lahir tinggal di Lubuk Pakam hingga menamatkan pendidikannya
dari bangku SMA. Setelah selesai sekolah, ia juga menyusul jejak kedua kakak dan ito-nya. Di sana ia tinggal bersama dengan keluarga kakaknya H. Napitupulu Juli Br.
Siahaan dan bekerja sebagai SPG Sales Promotion Girl di salah satu mall Jakarta Timur.
2.1.3. Keluarga P. Napitupulu V.Br. Siahaan Alm
Pernikahan P. Napitupulu dengan V.Br. Siahaan Alm berawal dari pertemuan mereka di Jakarta. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan E.Br.
Lumban Gaol, mengatakan bahwa pada mulanya mereka adalah sama-sama perantau di Jakarta. Setelah mereka berpacaran selama 3 tahun, P. Napitupulu mengajak V.Br.
Siahaan untuk diperkenalkan kepada kedua orang tuanya di Samosir. Setelah dari sana mereka ke Lubuk Pakam untuk menjumpai orang tua V.Br. Siahaan, yaitu B.
Universitas Sumatera Utara
Siahaan Alm dan S.Br. Napitupulu. Hingga pada akhirnya mereka melangsungkan pernikahan pada tahun 1983. Setelah menikah mereka kembali ke Pulo Gadung,
Jakarta Timur. Di sana mereka berprofesi sebagai rentenir dan sudah memiliki 3 orang anak.
Anak mereka yang pertama adalah Lina Napitupulu yang sudah berusia 29 tahun. Sejak lahir ia tinggal di Jakarta hingga meyelesaikan kuliah program Strata-1
sekitar 5 tahun yang lalu dan bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan di Jakarta Timur. Rencananya ia akan menikah dalam waktu dekat, yaitu sekitar bulan
Juni tahun ini 2012. Anak mereka yang ke-2 adalah Paul Napitupulu yang sekarang sudah berusia
27 tahun. Sejak lahir Paul juga tinggal di Jakarta hingga menyelesaikan kuliah program Diploma-3 sekitar 3 tahun yang lalu. Sekarang ia bekerja dengan membuka
kios pulsa yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Anak mereka yang terakhir adalah Cory yang sudah berusia 25 tahun. Sejak
lahir juga ia tinggal di Jakarta dan menyelesaikan kuliah program Diploma-3 sekitar 2 tahun yang lalu. Setelah menyelesaikan kuliah, ia bekerja di salah satu pelayaran
Indonesia sambil menyelesaikan kuliah program Strata-1 nya hingga saat ini.
2.1.4. Keluarga K. Siahaan Alm I.Br. Nasution
Peneliti bersama M. Lumban Gaol melakukan observasi rumah dan wawancara terhadap I.Br.Nasution tentang sejarah dan profil keluarga mereka tepat
pukul 14.00 WIB. Pada saat itu I.Br. Nasution sedang duduk di dapur sambil
Universitas Sumatera Utara
merokok karena kecapain setelah berjualan ikan di pasar tradisional Lubuk Pakam, sedangkan anaknya Dodi sedang istrahat siang di atas sebuah karpet di ruang tengah
tepatnya di depan Televisi. Pada awal kami menuju dapur, I.Br. Nasution tersenyum kecil sambil
mematikan rokoknya menyambut kedatangan kami. Ia agak sedikit heran melihat kedatangan kami, karena sebelumnya kami tidak pernah melakukan kunjungan secara
pribadi tanpa didampingi angkang boru-nya E.Br. Lumban Gaol terkecuali ada hal penting yang disampaikan tetapi angkang boru-nya tersebut berhalangan datang.
Sesampai di dapur, I.Br. Nasution meminta kami untuk duduk di ruang tengah dan menyuruh Dodi untuk menyediakan minuman, namun kami menolaknya secara halus
karena tidak ingin merepotkan. Di atas kursi yang terletak di ruang tengah, peneliti menjelaskan maksud
kedatangannya ke rumah adalah untuk melakukan observasi dan wawancara tentang sejarah dan profil keluarga mereka. Pada mulanya ia sangat heran dan menanyakan
atas tujuan apa menanyakan hal tersebut. Dalam kesempatan teresbut peneliti meyakinkanya lagi hingga akhirnya berhasil memecahkan suasana yang hampir
tegang terebut menjadi suasana yang lebih rileks dan berhasil menjalin hubungan yang baik dengannya ketika melakukan wawancara. Hal ini terbukti dari caranya
berbicara lepas ketika menjelaskan apa yang ditanyakan oleh peneliti. Ia menjelaskan bahwa pada awalnya pertemuannya dengan suaminya K.
Siahaan Alm bermula ketika ia dikenalkan oleh sahabat dekatnya Leo yang
Universitas Sumatera Utara
sekarang sudah tinggal di Jambi. Leo adalah teman dekat K. Siahaan Alm juga ketika masih duduk di bangku SMP di Kelurahan Cemara, Lubuk Pakam. Perkenalan
tersebut berlanjut hingga mereka berpacaran selama 4 tahun. Pada saat ingin melanjutkan hubungan ke pernikahan, awalnya Keluarga
Siahaan, yaitu orang tua mereka B. Siahaan Alm S.Br. Napitupulu sangat tidak setuju dengan hal tersebut, sementara ketiga saudaranya yang lainnya tidak
mengundang perbedaan pandangan terhadap pernikah tersebut. Ini terbukti dari sikap mereka yang tidak pernah menyambut kedatangan I.Br. Nasution ketika K. Siahaan
Alm membawanya ke rumah. Namun K. Siahaan Alm tidak berhenti sampai di situ saja, karena ia selalu berusaha memberikan alasan yang cukup kuat untuk
meyakinkan kedua orang tua bahwa keluarganya akan baik-baik saja setelah ia menikah nanti.
Alasan tersebut bisa dipahami dan diterima oleh kedua orang tuanya dengan berbagai macam persyaratan, yaitu dengan mengajak I.Br. Nasution berpindah agama
menjadi agama Kristen Protestan. Sementara itu di sisi lain, pihak keluarga I.Br. Nasution akan merestui pernikan mereka dengan syarat bahwa I.Br. Nasution boleh
menikah dengan K. Siahaan Alm tetap beragama Islam dan mengajak suaminya untuk ikut beragama Islam pula.
Perbedaan maksud dan keinginan yang dijadikan sebagai syarat restu bagi masing-masing kedua belah pihak menimbulkan permasalahan yang menimbulkan
konflik. Hingga pada akhirnya pihak Keluarga Siahaan mengalah dan memberikan
Universitas Sumatera Utara
izin kepada K. Siahaan Alm untuk menikahi I.Br. Nasution dan menganut agama Islam. Pernikahan juga dilakukan di rumah pihak perempuan yang juga dijadikan
sebagai syarat restu yang diberikan orang tua I.Br. Nasution. Walaupun demikian setelah menikah hubungan I.Br. Nasution dengan kedua mertuanya tetap saja tidak
terlalu dekat. Setelah menikah mereka membentuk keluarga dan rumah tangga tersendiri di
Gg. Bidan, Bakaran Batu, Lubuk Pakam. Di sana mereka bekerja sebagai pedagang ikan laut di pasar tradisional Lubuk Pakam. Setiap pukul 02.00 WIB mereka
berangkat dari rumah dengan mengendarai sepeda motor hingga selesai berjualan pada pukul 14.00 WIB. Namun hal tersebut tidak bersifat mutlak, tergantung pada
laris tidaknya ikan yang di jual. Pada saat ikannya laris, mereka akan pulang lebih awal. Demikian pula sebaliknya, jika ikannya tidak cepat habis maka mereka lebih
lama pulang dari biasanya. Namun jika ikan juga tidak habis hingga sore hari, mereka membawanya pulang dan menyimpannya di rumah untuk dijual kembali pada esok
harinya. K. Siahaan meninggal sekitar 5 tahun yang lalu, yaitu ketika ia berusia 52
tahun. Meninggalnya ia di rumah pada saat isterinya I.Br. Nasution sedang berada di penjara sebagai tahanan pengedar ganja. Sebenarnya penyakit yang dideritanya
berawal dari stress yang berkepanjangan karena memikirkan isterinya masuk penjara sudah setahun lamanya. Sementara itu penyebab isterinya masuk penjara adalah
akibat pengaduan keluarga adiknya sendiri yaitu L. Siahaan U.Br. Panjaitan.
Universitas Sumatera Utara
Akibatnya ia tidak lagi memperdulikan kesehatannya dan mengurung diri di kamar sepanjang hari hingga meninggal dunia di kamar itu juga.
Keluarga K. Siahaan Alm I.Br. Nasution memiliki 3 orang anak, yaitu Hendri Siahaan, Noni Br. Siahaan, dan Dodi Siahaan. Hendri Siahaan berusia 28
tahun dan sudah menikah dengan Vero, perempuan berusia 22 tahun beragama Islam. Sekarang mereka tinggal di rumah mertuanya di Jalan Antara, Bakaran Batu yang
yang tidak jauh dari rumah orang tuanya. Di sana ia bekerja sebagai kuli bangunan sedangkan isterinya sebagai ibu rumah tangga. Saat ini mereka sudah memiliki 3
orang anak, bernama Bagas, Cici, dan Magnalita. Anak mereka yang ke-2 adalah Noni yang sekarang berusia 27 tahun dan
sudah menikah dengan Boby, yaitu sbekerja sebagai seorang polisi. Sekarang Noni sudah memiliki 1 orang anak perempuan bernama Kiki yang masih berusia 4 tahun.
Sedangkan ito-nya yang paling kecil, yaitu Dodi yang sekarang berusia 24 tahun tinggal bersama orang tuanya di Gg. Bidan, Bakaran Batu. Di sana ia bekerja sebagai
karyawan di salah satu pabrik di Tanjung Morawa.
2.1.5. Keluarga L. Siahaan U.Br. Panjaitan