Keluarga J. Situmorang B.Br. Pandiangan Keluarga J. Pandiangan T.Br. Lumban Raja Keluarga M. Pandiangan O.Br. Sinaga

Santi masih tetap keras kepala dan tetap bertahan untuk tetap sebagai penganut agama Islam. Hal inilah yang menimbulkan perdebatan antara Santi dengan anggota keluarga B. Pandiangan. Pada saat itu B. Pandiangan tetap saja berpihak kepada calaon isterinya, bukan kepada keluarganya. Ia rela meninggalkan agamanya dan berpindah agama mengikuti agama isterinya. Maka dengan sangat terpaksa keluarga B. Pandiangan memberikan restu dan mengikhlaskan mereka menikah di Solo, yaitu daerah asal santi. Pesta pernikahan berlangsung pada tahun 1989 sesuai dengan prosesi pernikahan Adat Jawa dan agama Islam. Pada saat itu tidak ada satu orang punanggota Keluarga B. Pandiangan yang hadir. Setelah menikah mereka kembali ke Jakarta dan bekerja di sana. B. Pandiangan sebagai pegawai di salah satu bank, sedangkan Santi sebagai ibu rumah tangga. Saat ini mereka sudah memilki empat orang anak, yaitu yang pertama bernama Roi Pandiangan berusia 22 tahun yang memiliki kesibukan kuliah di salah satu universitas di Jakarta. Adiknya yang pertama bernama Mia Pandiangan berusia 21 tahun juga seorang mahasiswi di universitas yang sama dengannya. Adiknya yang ke-2 bernama Susi Pandiangan berusia 16 tahun yang masih duduk di bangku SMA kelas-1. Sedangkan adiknya yang terakhir bernama Kevin Pandiangan yang sekarang sudah berusia 15 tahun dan duduk di bangku kelas-3 SMP.

2.4.5. Keluarga J. Situmorang B.Br. Pandiangan

J. Situmorang menikah pada tahun 1991 di Perbaungan. Pernikahan mereka berlangsung sesuai dengan prosesi pernikahan Adat Batak Toba. Setelah menikah Universitas Sumatera Utara mereka juga tinggal di Perbaungan dan sekarang mereka sudah memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Putri Situmorang berusia 20 tahun, sedangkan adiknya bernama Yohana Situmorang berusia 15 tahun. Di Perbaungan J. Situmorang dan B.Br. Pandiangan bekerja sebagai petani cokelat. Saat ini lahan mereka seluas 2 Ha ditanami cokelat. Cokelat di petik sekali dalam dua minggu kemudian dijemurkan dan setelah kering dijual kepada toke cokelat langganan mereka.

2.4.6. Keluarga J. Pandiangan T.Br. Lumban Raja

J. Pandiangan bertemu dengan T.Br. Lumban Raja di Kampung Pon, Serdang Bedagai. Pada saat itu keduanya sedang hadir dalam pernikahan teman mereka. selanjutnya hubungan mereka berlanjut hingga mereka menikah pada tahun 1991. Pernikahan berlangsung di Lubuk Pakam sesuai dengan prosesi pernikahan Adat Batak Toba. Setelah menikah mereka tinggal di Lubuk Pakam dan bekerja sebagai petani di atas lahan yang diwariskan orang tua J. Pandiangan. Saat ini mereka memilki empat orang anak, yaitu yang pertama bernama Darmanto Pandiangan berusia 20 tahun. Pendidikannya berhenti ketika ia kelas-2 SMP karena malas sekolah hingga akhirnya ia merantau ke Pekan Baru bersama teman-temannya dan bekerja di sana sebagai buruh di sebuah perkebunan kelapa sawit. Adiknya yang pertama Lastarulina Pandiangan berusia 19 tahun sekarang duduk di bangku kuliah semester 2 UNIMED jurusan Tata Busana. Adiknya yang ke- 2 bernama Sulastri Pandiangan berusia 17 tahun sekarang duduk di bangku kelas-2 SMA Negeri-2 Lubuk Pakam. Sedangkan adiknya yang paling kecil bernama Universitas Sumatera Utara Kohasan Pandiangan berusia 12 tahun sekarang duduk di bangku kelas-6 SD di SDN 101914 Lubuk Pakam.

2.4.7. Keluarga M. Pandiangan O.Br. Sinaga

M. Pandiangan menikah dengan O.Br. Sinaga menikah pada tahun 1995. Pernikahan mereka diakui secara gerejawi, namun belum diakui secara adat karena keduanya belum melaksanakan pesta adat. Sampai saat ini mereka masih tinggal di Manado dan mencukupi kebutuhannya dengan bekerja sebagai pedagang barang pecah belah. Saat ini mereka sudah memilki dua orang anak, yaitu yang pertama bernama Riko Pandiangan berusia 15 tahun dan duduk di bangku kelas-3 SMP, sedangkan adiknya yang bernama Dina Pandiangan berusia 10 tahun yang duduk di bangku kelas-4 SD.

2.4.8. Keluarga Anwar N.Br. Pandiangan