Keluarga S. Siahaan Alm E.Br. Lumban Gaol

2.1.2. Keluarga S. Siahaan Alm E.Br. Lumban Gaol

Observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada hari Senin tepatnya tanggal 7 November 2011 dimulai peneliti bersama M. Lumban Gaol pukul 16.00 WIB. Pada saat itu kami menjumpai E.Br. Lumban Gaol sedang sibuk menjahitkan kancing berwarna emas di atas kebaya kuning yang hampir jadi. E.Br. Lumban Gaol menyambut kedatangan kami dengan senyuman dan menanyakan maksud kedatangan kami. Peneliti juga membalas senyuman tersebut dengan manis dan menjelaskan maksud kedatangan kami adalah untuk melakukan tanya-jawab tentang anggota keluarga mereka. Sesudah maksud dan tujuan dijelaskan, tiba-tiba E.Br. Lumban Gaol langsung menuju dapur dan tidak lama kemudian muncul lagi ke ruang tamu sambil menyuguhkan 2 gelas teh manis hangat. Hal tersebut tidak terlalu mengejutkan buat peneliti dan M. Lumban Gaol, karena pada hari-hari biasa E.Br. Lumban Gaol juga sering mengadakan kunjungan ke rumah M. Lumban Gaol sebagai ito kandung-nya. Dalam hal ini M. Lumban Gaol merupakan hula-hula dari E.Br. Lumban Gaol, sehingga kedudukan M. Lumban Gaol sebagai hula-hula sangat dihormati olehnya. Pada saat melakukan kunjungan pada hari-hari biasa, E.Br. Lumban Gaol juga sering makan bersama dengan keluarga M. Lumban Gaol. Hal ini dikarenakan oleh E.Br. Lumban Gaol tinggal seorang diri di rumahnya, sebab suaminya sudah meninggal sejak 16 tahun yang lalu akibat penyakit maag, sedangkan keempat orang anaknya, Juli Siahaan, Dame Siahaan sudah berkeluarga, Charles Siahaan, dan Novita Siahaan merantau di Jakarta. Universitas Sumatera Utara Pernikahan E.Br. Lumban Gaol dengan S. Siahaan Alm berawal dari pertemuan mereka di Bakkara. Pada saat itu E.Br. Lumban Gaol dan S. Siahaan Alm sama-sama duduk di bangku SMA namun tidak belajar di dalam sekolah yang sama. Di Bakkara E.Br. Lumban Gaol tinggal di rumah opung-nya dan bersekolah di sana, sedangkan S. Siahaan Alm sedang berkunjung ke rumah bapak tua-nya. Lalu perkenalan berubah status menjadi berpacaran dan akhirnya menikah pada tahun 1977. Pernikahan tersebut berlangsung di Gg. Budiman, Lubuk Pakam sesuai dengan prosesi pernikahan Adat Batak Toba sebagaimana biasanya. Setelah menikah mereka tinggal di Kampung Baru, Jalan Galang, Lubuk Pakam atau tepat berada di belakang rumah Keluarga M. Lumban Gaol T.Br. Simamora yang merupakan rumah peninggalan kedua orang tua mereka. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari S. Siahaan Alm bekerja sebagai supir angkot sudako dengan jurusan Galang-Pakam Kota. Pekerjaan ini ia tekuni hingga ia meninggal dunia. Sedangkan E.Br. Lumban Gaol bekerja sebagai penjahit pakaian wanita hingga saat ini. Anak mereka yang pertama yaitu Juli Siahaan yang sudah berusia 35 tahun sudah tinggal bersama namboru-nya di Pulo Gadung. Jakarta Timur sejak ia duduk di bangku SMA. Hingga pada akhirnya ia bekerja sebagai rentenir yang dimodali oleh namboru-nya setelah ia tamat SMA. Uang yang diberikan oleh namboru-nya ia pinjamkan kepada pedagang-pedagang kain untuk dijadikan sebagai modal. Kemudian uang yang dipinjamkan dibayar oleh pedagang dalam bentuk cicilan yang dikutip setiap harinya. Ketika melakukan rutinitas tersebut ia berkenalan dengan H. Universitas Sumatera Utara Napitupulu yang akhirnya menikahinya pada tahun 2003. Pernikahan dilaksanakan sesuai dengan prosesi Adat Batak Toba.Sesudah berkeluarga Juli dan suaminya masih tinggal di Jakarta dan mengembangkan usaha mereka sebagai rentenir hingga memiliki seorang anak perempuan bernama Bella Br. Napitupulu yang sudah duduk di bangku kelas-2 SD. Pada saat pernikahan berlangsung, K. Siahaan Alm beserta isterinya I.Br.Nasution menghadiri pernikahan tersebut. Pada masa itu K. Siahaan Alm berperan sebagai ayah, yaitu pengganti ayah kandung Juli Siahaan yang sudah meninggal. Ketika mendapat peran sebagai Ayah, yaitu sebagai pemberi boru kepada pihak laki-laki paranak, ia menjalankannya dengan sangat baik, yaitu dengan cara mendampingi pihak pembagi jambar raja parhata sesuai dengan kedudukannya masing-masing. Anak kedua Keluarga S. Siahaan Alm E.Br. Lumban Gaol adalah Dame Siahaan yang sudah berusia 32 tahun. Ia lahir hingga menamatkan sekolahnya dari bangku SMK di Lubuk Pakam. Setelah tamat SMA ia merantau ke Pulau Batam dan bekerja di salah satu perusahaan swasta. Di sana ia bekerja selama 3 tahun, hingga pada akhirnya ia di suruh ke Jakarta oleh kakaknya, yaitu Juli Siahaan untuk membantunya menjalankan usahanya sebagai rentenir. Sesampai di Jakarta ia membantu usaha kakanya sebagai rentenir hingga ia memiliki modal sendiri dan mengembangkannya. Hingga pada akhirnya ia bertemu dengan G. Nainggolan yang bekerja di showroom mobil yang sudah memiliki cabang di seluruh Indonesia. Perkenalan mereka berawal ketika G. Nainggolan sedang melakukan pengawasan di Universitas Sumatera Utara salah satu cabang showroom hingga pada akhirnya mereka menikah sesuai dengan prosesi pernikahan Adat Batak Toba dan sekarang tinggal di Bengkulu. Anak ke-3 dari Keluarga S. Siahaan Alm E.Br. Lumban Gaol adalah Charles Siahaan yang sudah berusia 29 tahun. Sejak lahir hingga selesai menamatkan pendidikannya dari bangku SMK, ia merantau ke Jakarta mengikuti jejak kedua ito- nya. Di sana ia bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan. Ia tinggal terpisah dengan kedua ito-nya dan mengontrak sebuah kamar kost yang tidak jauh dari tempat ia bekerja. Sedangkan anak terakhir mereka adalah Novita Siahaan yang sudah berusia 21 tahun. Sejak ia lahir tinggal di Lubuk Pakam hingga menamatkan pendidikannya dari bangku SMA. Setelah selesai sekolah, ia juga menyusul jejak kedua kakak dan ito-nya. Di sana ia tinggal bersama dengan keluarga kakaknya H. Napitupulu Juli Br. Siahaan dan bekerja sebagai SPG Sales Promotion Girl di salah satu mall Jakarta Timur.

2.1.3. Keluarga P. Napitupulu V.Br. Siahaan Alm