Keluarga D. Sihotang L.Br. Sinaga Keluarga J. Hasibuan R.Br. Sihotang

3.4. Keluarga K. Siahaan H.Br. Sihotang

K. Siahaan bertemu dengan H.Br. Sihotang pada tahun 1953 tepatnya di onan pasar tradisonal Pakkat. Pada saat itu K. Siahaan adalah sedang membantu orang tuanya berdagang pisang. Sedangkan H.Br. Sihotang sedang berbelanja dengan teman-temannya. Mereka bertemu di lokasi tempat K. Siahaan berdagang pisang, yaitu ketika salah seorang temannya ingin membeli pisang kepok yang dijadikan sebagai bahan membuat kolak di rumahnya bersama-sama. Perkenalan mereka berlanjut dengan seringnya K. Siahaan bermain ke rumah H.Br. Sihotang. Pada tahun 1954 mereka menikah di Pakkat sesuai dengan prosesi pernikahan Adat Batak Toba. Di sana K. Siahaan tetap bekerja sebagai pedagang pisang, yaitu meneruskan pekerjaan orang tuanya yang sudah meninggal, sedangkan H.Br. Sihotang bekerja sebagai petani sayur-sayuran di atas lahan yang diberikan orang tuanya. Namun hingga pada saat ini keluarga ini belum memiliki keturunan, sehingga mereka hanya tinggal berdua di rumahnya tersebut.

3.5. Keluarga D. Sihotang L.Br. Sinaga

D. Sihotang memulai perkenalannya dengan L.Br. Sinaga pada tahun 1982 yang lalu. Pertemuan mereka berawal ketika D. Sihotang mengadakan kunjungan ke salah satu Gereja Katholik di Dolok sanggul. Pada saat itu D. Sihotang adalah salah satu bagian dari anggota Mudika MudaI Katholik dari Pakkat, sedangkan L.Br. Sinaga tinggal di Gereja Katholik Dolok Sanggul untuk membantu suster yang ada di Universitas Sumatera Utara sana dalam merawat gereja dan bunga-bunga yang ada di sekitar gereja, termasuk merangkai bunga setiap minggunya. Ketertarikan D. Sihotang kepada L.Br. Sinaga dijelaskan karena L.Br. Sinaga memiliki rambut yang panjang dan lurus pada saat itu. Hingga pada akhirnya merekah menikah pada tahun 1983 sesuai dengan prosesi pernikahan Adat Batak Toba dan tinggal menetap di Lubuk Pakam. Di Lubuk Pakam D. Sihotang dan L.Br. Sinaga bekerja sebagai petani. Selain itu L.Br. Sinaga juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebagai pedagang makanan dan minuman di salah satu kantin SDN 101914 Kampung Baru, Lubuk Pakam. Keluarga ini memiliki tiga orang anak yang masing-masing sudah dewasa. Anaknya yang pertama bernama Doarman Sihotang yang sudah berusia 29 tahun. Ia adalah seorang sarjana komputer yang sekarang sudah menjadi PNS di Sibolga. Sedangkan adiknya yang pertama bernama Damianus Sihotang yang sudah berusia 27 tahun. Ia juga seorang sarjana pendidikan dari UNIMED yang sekarang sudah bekerja sebagai PNS di Sibolga. Dan adik mereka yang paling kecil adalah Dewi Sihotang yang sudah berusia 21 tahun. Sekarang masih duduk di bangku kuliah semester 8 UNIMED jurusan Ekonomi Manajemen.

3.6. Keluarga J. Hasibuan R.Br. Sihotang

J. Hasibuan dan R.Br. Sihotang membentuk keluarga pada tahun 1984. Pernikahan mereka membutuhkan proses yang lama dan juga membutuhkan kesabaran yang panjang pula. Pernikahan mereka tidak mendapat restu dari keluarga Universitas Sumatera Utara besar R.Br. Sihotang terlebih orang tuanya laki-laki K. Sihotang Alm dengan alasan karena perbedaan agama yang mencolok. Berulang kali R.Br. Sihotang membawa j. Hasibuan ke Pakkat untuk mendapatkan restu dari kedua orang tuanya dalam tiga tahun berturut-turut, yaitu ketika mereka pulang setiap akhir tahun dari tempat perantauan di Jakarta. Karena sudah bosan dan merasa capek dengan bujukan dari anak perempuannya tersebut, akhirnya pada pertemuan mereka yang ke-3, K. Sihotang Alm beserta seluruh anggota keluarga dengan berat hati merestui pernikahan mereka. Pernikahan mereka berlangsung di Mandailing, di rumah keluarga J. hasibuan sesuai dengan prosesi pernikahan Adat Mandailing dan Islam. Setelah menikah mereka menganut agama Islam dan tinggal di Jakarta, di sana J. Hasibuan bekerja sebagai kontraktor, sedangkan R.Br. Sihotang sebagai ibu rumah tangga. Sekarang mereka memiliki dua orang anak laki-laki, yang pertama bernama Roni Hasibuan dan Deni Hasibuan.

3.7. Keluarga L. Silaban Y.Br. Sihotang