29
σ
BA
= deviasi waktu perjalanan dari B ke A TTA = waktu henti kendaraan di A
TTB = waktu henti kendaraan di B
2.4.8 Waktu henti layover time
Waktu henti dalam suatu masa waktu dapat ditambahkan pada akhir perjalanan atau di tengah perjalanan yang panjang atau waktu yang digunakan
angkutan umum selama di terminal. Hal ini berfungsi untuk mengatur operasi kendaraan dan memberikan kesempatan pada pihak operator untuk beristirahat.
Waktu henti kendaraan di asal atau di tujuan TTA dan TTB ditetapkan sebesar 10 dari waktu perjalanan antara A dan B.
2.4.9 Jumlah Armada yang Dibutuhkan
salah satu tolak ukur keberhsilan pengelolaan perangkotan adalah terpenuhinya kebutuhan kendaraan yang siap beroperasi pada saat dibutuhkan
dalam jumlah yang optimal. Hal ini berhubungan dengan berapa kapasitas yang harus disediakan untuk mengangkut, berapa jumlah calon penumpang atau
barang, dari mana asalnya, ke mana tujuannya, dan kapan waktunya. Pengertian optimal dalam hal ini adalah kapasitas tersedia sedimikian rupa sehingga mampu
memberikan pelanyanan yang maksimal pada jam sibuk, tetapi tidak terlalu banyak kendaraan yang menganggur pada jam sepi.
Dalam menentukan jumlah armada yang diperlukan untuk melayani suatu trayek dari system angkutan umum berdasarkan waktu tempuh terdapat beberapa
variable utama yang perlu diketahui. Adapun variable tersebut adalah Volume, Waktu Tempuh, dan hedway.
Universitas Sumatera Utara
30
1. Volume diartikan jumlah kendaraan yang dibutuhkan untuk melayani suatu trayek, sedangkan
2. Waktu Tempuh diartikan sebagai waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk melintasi dari ujung ke ujung rute, dan
3. Hedway diartikan sebagai selang waktu keberangkatan kendaraan. Hubungan dasar dari ketiga variable tersebut ditulis dalam matematis dengan:
V =
�
………………………………………………...………………..2.6 Dimana:
V = volumejumlah kendaraan unit CT = waktu tempuh menit
H = headway menit Kemudian, besar kecilnya nilai waktu ditentukan oleh kecepatan dan jarak.
Dengan meningkatkan kecepatan akan mempersingkat waktu tempuh dan waktu sirkulasi, sehingga volume yang diperlukan semakin sedikit.
Sedangkan untuk menentukan jumlah armada yang dibutuhkan untuk melayani suatu trayek dari system angkutan umum per waktu sirkulasinya, yaitu
waktu yang dibutuhkan dari A ke B, kembali ke A. Berdasarkan keputusan Dirjen perhubungan darat No. 687 tahun 2002 tentang penyelenggaraan angkutan
penumpang umum di wilayah perkotaan dalam trayek tetap dan teratur, ditetapkan berasarkan rumus:
K =
��
……………………………………………………………..2.7 Dimana:
Universitas Sumatera Utara
31
K = Jumlah armada per waktu rit unit kendaraan CTABA = waktu rit kendaraan dari A ke B, kembali ke A menit
H = headway menit Fa = faktor ketersediaan kendaraan 100
Sedangkan kebutuhan armada pada periode sibuk yang diperlukan dihitung dengan rumus:
K’ = K
�
…………………………………………………..……………...2.8 Dimana:
K’ = kebutuhan armada pada periode sibuk trip kendaraan K = jumlah armada per waktu rit unit kendaraan
W = periode jam sibuk menit CT
ABA
= waktu rit kendaraan dari A ke B, kembali ke A menit
2.4.10 Indikator Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Didalam pelayanannya, angkutan umum memiliki indikator kualitas
parameter pelayanan khusunya diwilayah kota. Parameter ini berdasarkan standart hasil penelitian yang direkomendasikan oleh Bank Dunia di dalam
mengoperasikan kendaraan penumpang angkutan umum, dengan tujuan guna mencapai angkutan umum yang nyaman, aman, handal, dan murah.
Universitas Sumatera Utara
32
Tabel 2.3. Kriteria Pelayanan
No Kriteria
Ukuran
1. Waktu menunggu
Rata-rata Maksimum
5 – 10 menit
10 -20 menit
2. Jarak jalan kaki ke Shelter
Wilayah Padat Wilayah kurang Padat
300 – 500 meter
500 – 1000 meter
3. Jumlah pergantian moda
Rata – rata
Maksimum – 1 kali
2 kali 4.
Waktu perjalanan Rata
–rata Maksimum
1 – 1,5 jam
2 – 3 jam
5 Kecepatan perjalanan
Daerah padat dan mix traffic Dengan lajur khusus
Daerah kurang padat 10
– 12 kmjam 15
– 18 kmjam 25 kmjam
Sumber: the world bank, 1986
1
2.4.11 Standart Pelayanan Minimum
1
Marsudi, Analisa Kinerja Mobil Penumpang Umum MPU Di Kota Salatiga, Jurnal, diunduh dari http:www.polines.ac.idwahanauploadjurnaljurnal_wahana_1387522726.pdf
, Juli 2014.
Universitas Sumatera Utara
33
Untuk mengetahui apakah angkutan umum itu sudah berjalan dengan baik atau belum dapat dievaluasi dengan memakai indikator kendaraan angkutan
umum baik dari standart Bank Dunia maupun standart yang telah ditetapkan pemerintah. Standart Bank Dunia tersebut diturunkan dari data kinerja pelayanan
angkutan umum dikota-kota besar di Negara-negara berkembang. Indikator standart pelayanan kendaraan angkutan umum dari Bank Dunia dapat dilihat pada
Tabel 2.4. sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
34
Tabel 2.4. Indikator Standart Pelayanan Angkutan umum
No Indikator
Parameter Standart
Universitas Sumatera Utara
35
1
2
3
4
5
6 Jumlah Penumpang
Waktu menunggu
Waktu perjalanan
Kecepatan perjalanan
Utilisasi kendaraan
Load factor Jumlah penumpang yang diangkuthari
Bus besar, kapasitas 50 tempat duduk
Bus sedang, kapasitas 26 tempat duduk
Mobil penumpang umum, kapasitas 14 tempat duduk
Waktu rata-rata menunggu penumpang menit
Maksimum menit Waktu perjalanan rata-rata jam
Maksimum jam Daerah kepadatan tinggi kmjam
Daerah kepadatan rendah kmjam Rata-rata jarak perjalanan yang
ditempuh kmhari Rasio penumpang terangkut dengan
kapasitas kendaraan 1000-1200
500-600
250-300
210-260 5-10
10-20 1-1,5
2-3 10-12
25 230-260
70
Sumber: The World Bank, 1986
1
Universitas Sumatera Utara
36
Menurut standart Dinas Perhubungan, dalam mengoperasikan angkutan umum, operator harus memenuhi dua persyaratan minimum pelayanan, yaitu
persyaratan umum dan persyaratan khusus. a. Persyaratan umum
1. Waktu tunggu di pemberhentian rata-rata 5-10 menit dan maksimum 10-20 menit
2. Jarak untuk mencapai perhentian dipusat kota 300-500 m; untuk pinggiran kota 500-100 m
3. Penggantian rute dan moda pelayanan, jumlah pergantian rata-rata 0-1, maksimum 2
4. Lama perjalanan kendaraan dari tempat tujuan setiap hari, rata-rata 1,0-1,5 jam, maksimum 2-3 jam
5. Biaya perjalanan yaitu persentase perjalanan terhadap pendapatan rumah tangga
b. Persyaratan khusus 1. Faktor layanan
2. Faktor keamanan penumpang 3. Faktor kemudahan penumpang mendapatkan bus
4. Faktor Lintasan Berdasarkan keempat faktor persyaratan khusus itu, pelayanan angkutan
umum diklasifikasikan kedalam dua jenis pelayanan, yaitu: 1. Pelayanan ekonomi
: minimal tanpa AC 2. Pelayanan non ekonomi
: minimal dengan AC
Universitas Sumatera Utara
37
Rincian persyaratan pelayanan untuk tiap jenis pelayanan dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Pedoman Kualitas Pelayanan Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur
Kualitas Klasifikasi Pelayanan
Non Ekonomi Ekonomi
1. Kenyamanan Fasilitas tempat
duduk disediakan Juga mengangkut
penumpang dengan berdiri
Dilengkapi AC Fasilitas tempat
duduk disediakan Juga mengangkut
penumpang dengan berdiri
Tanpa dilengkapi AC
2. Keamanan Menyediakan
tempat barangbagasi
Kebersihan harus terjamin
Awak bus terlatih dan terampil
Kebersihan harus terjamin
Awak bus terlatih dan terampil
3. Kemudahan mendapatkan bus
Jadwal kedatangan dan
Jadwal kedatangan dan
Universitas Sumatera Utara
38
keberangkatan harus terpenuhi,
baik ada maupun tidak ada
penumpangtidak mengetem
Lokasi terminal harus terintegrasi
dengan terminal jenis kendaraan
umum lainnya Tempat
perhentian khusus keberangkatan
harus terpenuhi, baik ada maupun
tidak ada penumpang tidak
mengetem Lokasi terminal
harus terintegrasi dengan terminal
jenis kendaraan umum lainnya
Tempat pemhentian harus
tepat penempatannya
agar tidak menggangu
lalulintas 4. Lintasan
Pada lintasan utama kota, trayek utama dan
langsung Pada lintasan utama kota,
trayek cabang, ranting
5. Kendaraan Bus besar lantai
tunggal Bus besar lantai
tunggal
Universitas Sumatera Utara
39
Bus besar lantai ganda
Bus templeartikulasi
Bus besar lantai ganda
Bus templeartikulasi
Bus sedang Bus kecil
MPU hanya roda empat
Sumber : SK Dirjen Perhubungan 6872002
2.5 Teknik Pengambilan Sample
Pengambilan sample adalah mendapatkan sample dengan jumlah relatif kecil dibanding dengan jumlah populasi tetapi mampu mempresentasikan seluruh
populasi tersebut. Untuk itu sangat penting menentukan cara yang tepat dalam menarik sample yang dimaksud agar benar-benar mampu mempresentasikan
kondisi seluruh populasi. Teknik penarikan sample yang dipergunakan adalah sample acak sederhana.
Secara matematis, besarnya sample dari populasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Menghitung standar error dari rata-rata sample: Sex =
…………………………………………………....2.9 Dimana:
Sex = standar error dari rata-rata sample; Se = sampling error;
Universitas Sumatera Utara