Capacity planning Teoritical framework

Universitas Indonesia piranti lunak, jaringan komunikasi, service delivery channel web, telepon, sms dan lain lain, dan fasilitas pendukung AC, UPS, Genset,Access Control. Tabel 2.2 Penilaian subdimensi infrastruktur PeGI KOMINFO No SUB DIMENSI SKOR PENILAIAN Sangat Kurang Kurang Baik Baik Sekali 1 2 3 4 1 Data Center Tidak memiliki data center Memiliki data center namun kurang didukung fasilitas dan aplikasi yang memadai Memiliki data center yang sudah didukung fasilitas dan aplikasi yang memadai Memiliki data center yang terintegrasi dengan baik, memiliki fasilitas dan aplikasi pendukung yang memadai serta mempunyai backup data center 2 Jaringan Data Tidak memiliki infrastruktur jaringan Memiliki infrastruktur jaringan dan memberikan kemudahan akses pada user namun penggunaan dan kapasitas layanannya masih terbatas Memiliki infrastruktur jaringan, adanya kemudahan akses pada user serta penggunaan dan kapasitas layanannya sudah cukup memadai Memiliki infrastruktur jaringan, memberikan kemudahan akses pada user, penggunaan dan kapasitas layanan sudah baik serta adanya back up layanan bila terjadi gangguan 3 Keamanan Tidak memiliki mekanisme keamanan informasi Sudah memiliki mekanisme keamanan namun belum terencana dengan baik Sudah memiliki mekanisme keamanan yang sudah terencana dengan baik namun tidak dilakukan evaluasi secara periodik Sudah memiliki mekanisme keamanan yang sudah terencana dengan baik dan dievaluasi secara periodik 4 Fasilitas pendukung infrastruktur TIK Tidak mempunyai fasilitas pendukung infrastruktur TIK Mempunyai fasilitas pendukung namun masih kurang memadai Mempunyai fasilitas pendukung infrastruktur TIK yang sudah memadai Mempunyai fasilitas pendukung infrastruktur TIK yang sudah memadai dan terencana dengan baik 5 Disaster Recovery Tidak memiliki dokumen disaster recovery Disaster recovery sudah terdokumentasi namun tidak dilakukan testing terhadap dokumen tersebut Dokumen disaster recovery sudah terdokumentasi dengan baik dan sudah dilakukan testing terhadap dokumen tersebut Dokumen disaster recovery sudah terdokumentasi dengan baik dan sudah dilakukan testing serta dilakukan evaluasi dan revisi secara periodik 6 Pemeliharaan TIK Tidak melakukan pemeliharaan infrastruktur TIK Pemeliharaan infrastruktur TIK belum dilakukan dengan baik Pemeliharaan infrastruktur TIK sudah dengan baik namun belum dilakukan secara rutin Pemeliharaan infrastruktur TIK sudah dilakukan dengan baik dan dilakukan secara rutin 7 Inventarisasi Peralatan TIK Tidak ada inventarisasi peralatan TIK Kegiatan inventarisasi peralatan TIK belum terdokumentasi dengan baik Kegiatan inventarisasi peralatan TIK sudah terdokumentasi dengan baik namun belum dilakukan secara periodik Kegiatan inventarisasi peralatan TIK sudah terdokumentasi dengan baik dan dilakukan secara periodik

2.7. Capacity planning

Capacity planning atau perencanaan kapasitas dibentuk dari dua kata yaitu perencanaan dan kapasitas, menurut KBBI perencanaan berarti proses Universitas Indonesia merencanakan, dan kapasitas diartikan sebagai ruang yang tersedia, sehingga apabila digabungkan perencanaan kapasitas adalah proses untuk merencanakan ketersediaan. Tujuan dilakukannya perencaan kapasitas adalah untuk memastikan kapasitas saat ini dan masa depan serta tuntutan kinerja penyediaan layanan TI dapat sesuai dengan kebutuhan bisnis, dan biaya yang “justifiable” atau dapat dijustifikasi. Manajemen kapasitas adalah tentang menemukan keseimbangan yang tepat antara sumber daya resource dan kapasitas capacity, dan kebutuhan demand. Manajemen kapasitas menyediakan prediksi indikator kapasitas yang diperlukan untuk menyelaraskan kapasitas dengan permintaanbeban. Kapasitas infrastruktur yang ideal adalah yang cukup memadai untuk memikul beban kerja dalam suatu jangka waktu ke depan. Agar perencanaan rancangan arsitektur yang telah dikemukakan diatas adaptif terhadap perubahan baik perubahan internaleksternal maka diperlukan perencanaan strategis untuk kapasitas dimaksud. Menurut John AllSpaw The Art of Capacity Planning.Oreilly, 2008, kerangka kerja untuk melakukan perencanaan kapasitas digambarkan pada gambar 2.13 Gambar 2.13 Proses dalam merencanakan kapasitas John AllSpaws,2008 Dari gambar 2.13 dapat diidentifikasi bahwa langkah pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran kapasitas yang ada saat ini kemudian melakukan justifikasi apakah kapasitas saat ini masih reliable atau Universitas Indonesia tidak, apabila dirasakan perlu melakukan peningkatan reliability maka dibuat strategi peningkatan kapasitas yang mencakup hardware, software, architecture, dsb.

2.8. Penelitian terdahulu

2.8.1. Research of Information System Technology Architecture Minli Jin,

Decai Kung, Wuliang Peng, 2010. Minli Jin, Decai Kung, Wuliang Peng melakukan publikasi atas hasil penelitian mereka dan disubmit pada “2010 2nd International Conference on Industrial and Information Systems”. Penelitian ini mengadopsi framework TOGAF ADM dalam membangun infrastruktur teknologi informasi pada perusahaan coal-dressing, dengan fase-fase iterasi analisis yang dilakukan tampak pada gambar 2.14 Gambar 2.14 TOGAF ADM Iteration TOGAF dipilih atas kelengkapan dan panduannya yang terperinci dalam menterjemahkan bentuk arsitektur dan pilihan teknologi informasi yang ideal untuk menjalankan proses bisnis yang sudah ada, hasil akhir perancangan infrastruktur TI adalah sebagai berikut Universitas Indonesia Gambar 2.15 Reference Model of a Coal-dressing Plant Minli, Decay Pada gambar 2.15, terlihat bahwa penulis menggunakan API sebagai perantara system users coal-dressing plant dengan layanan di bawahnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah TOGAF telah terbukti sebagai framework yang berhasil dan secara baik memetakan strategi bisnis ke dalam bentuk strategi teknologi informasi pada perusahaan coal-dressing.

2.8.2. Building and Managing Adaptive e-Business Solution Infrastructure

David L. Cohn, 2003 Dalam penelitian ini David mendefinisikan bahwa perusahaan harus dapat dengan cepat memodifikasi dan mengadaptasikan proses bisnis untuk mempertahankan competitive advantage perusahaan, integrasi proses bisnis dan manajemen adalah kunci untuk membangun dan mengelola infrastruktur e-bisnis yang adaptif. Sebagai sebuah teknologi yang memungkinkan integrasi proses bisnis, web service menyediakan cara standar untuk memungkinkan aplikasi heterogen untuk berkomunikasi dengan satu sama lain. Standard interface dan mekanisme komunikasi web service digunakan untuk membangun infrastruktur e-bisnis termodulasi dan adaptif yang mendukung lingkungan bisnis yang berkembang. Universitas Indonesia

2.8.3. European Organization for Nuclear Research CERN data centre

evolution Gavin McCance, 2012 Gavin McCance dalam pemaparannya menjelaskan bagaimana perubahan strategi TI yang dilakukan pada CERN demi mengantisipasi berbagai permasalahan strategis organisasi, manajemen akhirnya memutuskan untuk beralih menggunakan teknologi cloud computing sebagai infrastruktur TI utama pada data centre mereka, alasan utama perubahan strategi ini dilandasi karena semakin kompleknya permasalahan pengelolaan data centre, seperti konsep pengelolaan sumber daya yang masih konvensional berakibat pada inefisiensi sumber daya dan kerumitan dalam pengelolaan sumber daya, deskripsi identifikasi permasalah tampak pada gambar berikut Gambar 2.16 Data centre by number CERN McCance, 2012 Dari pemaparan McCance terlihat bahwa dari total hampir 7000 hardware, hampir 1800 diantaranya rusak setiap tahun, tentu saja hal ini menjadi masalah sangat serius untuk mempertahankan performance layanan. Sekitar Universitas Indonesia 12.000 server, dedicated computed, dedicated disk server, dedicated service nodes, mostly running on real hardware, memerlukan upaya pemeliharaan yang rumit. Sebagai solusi untuk menjawab permasalah ini maka digunakan teknologi cloud computing. Gambar 2.17 New Building Block, arsitektur cloud CERN Mc Cance, 2012 Dari blok diagram 2.17 arsitektur CERN yang baru, terlihat bahwa OpenStack Nova digunakan sebagai Virtual Interface Manager VIM, dan Puppet yang difungsikan sebagai config provisioning control. Teknologi cloud computing sudah digunakan dalam rancangan arsitektur yang baru, menggantikan pola pengelolaan konvensional sebelumnya. Universitas Indonesia

2.9. Teoritical framework

Berdasarkan studi literatur yang dilakukan peneliti, maka penulis melakukan proses dekomposisi atas seluruh teori, selanjutnya menuangkannya dalam bentuk teoritical framework penelitian yaitu pada gambar 2.18 berikut PERANCANGAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI BERSIFAT ADAPTIF e-Business Solution Infrastructure CLOUD COMPUTING TECHNOLOGY CAPACITY PLANNING Pemeringkatan E- Government Indonesia PeGI Subdimensi Infrastruktur UU. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS STRATEGI BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG PORTOFOLIO SISTEM INFORMASI ORGANISASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI PERANCANGAN INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM KERJA TI ENTERPRISE ARCHITECTURE FRAMEWORK TOGAF, ZACHMAN, FEAF Buku:Mc Farlan Grid Dokumen:Sub -dimensi infrastruktur PeGI KOMINFO Buku:John AllSpaw Penelitian: Gavin Mc Chance Penelitian: David L Chon SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE SOAP Gambar 2.18 Teoritical framework penelitian Universitas Indonesia Pada gambar 2.18, penulis mencoba merumuskan bagaimana menghasilkan rancangan infrastruktur adaptif berdasarkan penelusuran pustaka dari berbagai sumber. Rancangan infrastruktur adaptif dipengaruhi oleh beberapa variable utama yaitu konsep e-business solutions David L Chon, service oriented architecture SOA, pemilihan enterprise architecture framework, cloud computing technology, capacity planning, panduan PeGI, dukungan kuat dari management terhadap program kerja TI yang akan dicanangkan Berdasarkan kerangka teori yang sudah dibangun selanjutnya akan diterapkan untuk melakukan perancangan infrastruktur teknologi informasi yang bersifat adaptif dengan objek penelitian adalah pada Universitas Lampung. 36 Universitas Indonesia

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai tahapan penelitian, kerangka pikir penelitian dan metoda pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini. Dalam penelitian ini setiap tahapan berdasarkan kerangka TOGAF 9.1

3.1. Tahapan penelitian

Dalam memecahkan masalah penelitian ini, serangkaian metode-metode berupa alur kerja yang dilakukan selama penelitian adalah sebagai berikut; 1. Perumusan masalah: mengumpulkan permasalahan yang ditemukan dan disatukan dalam suatu research question. Selanjutnya research question ini digunakan sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari penelitian 2. Studi literarur. Melakukan review, pembandingan dan melihat literarur yang terkait dengan penelitian. Literarur berupa:hasil penelitian terkait, jurnal ilmiah, dan buku teks. 3. Penentuan dan penyusunan kerangka penelitian: dari studi literarur yang telah dilakukan, peneliti melakukan penyusunan kerangka penelitian yang sesuai untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan. 4. Pengumpulan data: Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data secara kualitatif dengan melakukan wawancara dan analisis dokumen. 5. Analisa data dan perancangan: penggunaan tools dan metodologi terhadap data yang didapat. Pada tahap ini penulis menggunakan kerangka kerja TOGAF ADM. Hasil dari tahap ini berupa rancangan infrastruktur teknologi informasi yang adaptif. Pada tahap ini penulis melakukan beberapa kali proses iterasi validasi kepada stakeholder mengenai rancangan sistem informasi dan teknologi informasi yang akan menjadi solusi pada Universitas Lampung. 6. Kesimpulan dan saran: penarikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian berupa usulan infrastruktur teknologi informasi.