Universitas Indonesia
investasi baik untuk in house development ataupun pembelian lisensi. Dengan cara berlangganan via web, pengguna dapat langsung menggunakan
berbagai fitur yang disediakan oleh penyedia layanan. Hanya saja dengan konsep SaaS ini, pelanggan tidak memiliki kendali penuh atas aplikasi
yang mereka sewa. Hanya fitur-fitur aplikasi yang telah disediakan oleh penyedia saja yang dapat disewa oleh pelanggan. Dan karena arsitektur
aplikasi SaaS yang bersifat multi tenant, memaksa penyedia untuk hanya menyediakan fitur yang bersifat umum, tidak spesifik terhadap kebutuhan
pengguna tertentu. Semakin berkembangnya pasar dan kemajuan teknologi pemrograman, keterbatasan-keterbatasan tersebut akan dapat diatasi.
Platform as a Service PaaS.
Seperti namanya, PaaS adalah layanan yang menyediakan modul-modul siap pakai yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi, yang
tentu saja hanya bisa berjalan di atas platform tersebut. Seperti juga layanan SaaS, pengguna PaaS tidak memiliki kendali terhadap sumber daya
komputasi dasar seperti memori, media penyimpanan, processing power dan lain-lain, yang semuanya diatur oleh provider layanan ini. Pionir di area ini
adalah Google App Engine, yang menyediakan berbagai tools untuk mengembangkan aplikasi di atas platform Google, dengan menggunakan
bahasa pemrograman phyton dan django.
Infrastructure as a Service IaaS.
IaaS terletak satu level lebih rendah dibanding PaaS. IaaS merupakan sebuah layanan yang menyewakan sumber daya teknologi informasi dasar, yang
meliputi media penyimpanan, processing power, memory, sistem operasi, kapasitas jaringan dan lain-lain, yang dapat digunakan oleh penyewa untuk
menjalankan aplikasi yang dimilikinya. Model bisnisnya mirip dengan penyedia data center yang menyewakan ruangan untuk co-location, tapi ini
lebih ke level mikronya. Penyewa tidak perlu tahu, dengan hardware apa dan bagaimana caranya penyedia layanan menyediakan layanan IaaS.
2.3.4. Model penerapan cloud computing
Berdasarkan penerapannya, layanan cloud computing dibagi menjadi tiga model penerapan, yaitu:
Universitas Indonesia
Gambar 2.8 Cloud computing Model Cloud Computing Principles Paradigm, Willey
Private cloud
Model ini merupakan sebuah infrastruktur layanan cloud computing yang dioperasikan hanya untuk sebuah organisasi tertentu. Infrastruktur cloud
computing bisa saja dikelola oleh internal organisasi atau oleh pihak ketiga. Lokasinya pun bisa on-site ataupun off-site. Biasanya organisasi dengan
skala besar saja yang mampu memilikimengelola private cloud ini.
Public cloud
Sesederhana namanya, jenis cloud ini diperuntukkan untuk umum oleh penyedia layanan.
Hybrid cloud
Untuk jenis ini, infrastruktur cloud yang tersedia merupakan komposisi dari dua atau lebih infrastruktur cloud private, community, atau public. Di mana
meskipun secara entitas mereka tetap berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi atau mekanisme yang memungkinkan
portabilitas data dan aplikasi antar cloud tersebut. Misalnya, mekanisme load balancing antar cloud, sehingga alokasi sumber daya bisa
dipertahankan pada level yang optimal.
Universitas Indonesia
2.3.5. Komponen cloud computing
Perangkat keras serta jalur komunikasi; Sebagai media fisik pendukung
cloud. contoh: Server Storage SAN - iSCSI, High Speed Switch Gigabit Switch, Copper Cat 5E - Cat 6 atau Fiber Ethernet Cable.
Virtual Infrastructure Manager IaaS, contoh: Project OpenStack,
CloudStack, OpenNebula, ProxmoxVE
Cloud Enabled Services PaaS, contoh: DB : MongoDB, Apache Hadoop,
OpenSesame RDF, Distributed FS : GlusterFS
Cloud Enabled Applications SaaS; contoh:GoogleDocs, FengOffice 2.4.
Service Oriented Architecture SOA 2.4.1. Definisi
Service
Menurut Schekkerman 2006 sebuah service layanan adalah suatu implementasi dari fungsi bisnis yang telah didefinisikan dengan baik beroperasi
secara independen bersama service lainnya di dalam sebuah sistem. Service memiliki interface yang telah didefinisikan dengan baik dan beroperasi melalui
kesepakatan yang telah didefinisikan antara client dari service dan service itu sendiri.
Menurut Michelson 2006, service layaknya aplikasi yang diperuntukkan memenuhi suatu tujuan, seperti mengambil informasi sampai dengan tingkat
kompleksitas menjalankan sebuah proses bisnis. Contoh paling umum yang dikenal saat ini mengenai service adalah pada web service yang merupakan
komponen-komponen aplikasi yang mudah digabung-gabungkan dan dijalankan melalui teknologi standar Internet.
2.4.3. Definisi Service Oriented Architecture SOA
Menurut Michelson 2006, istilah Service Oriented Architecture SOA digunakan secara bergantian untuk tiga jenis konsep yang berbeda: konsep
arsitektur, gaya dari hasil solusi bisnis, dan infrastruktur pendukung. Namun yang dimaksudkan disini adalah SOA sebagai konsep arsitektur TI untuk solusi
bisnis dan solusi infrastruktur yang diterapkan berdasarkan konsep berorientasi layanan.
Konsep arsitektur ini memungkinkan komunikasi antar service, penyedia
Universitas Indonesia
provider dengan peminta requestor, sehingga sang peminta hanya tahu apa kerja dari service itu dan bagaimana memintanya. Namun aplikasi berbasis web
hanyalah salah satu bentuk aplikasi yang menggunakan SOA, meskipun harus diakui bahwa pada saat ini basis yang paling cocok untuk SOA adalah berbentuk
portal atau web.
Gambar 2.9 Perbedaan arsitektur 3-tier dengan SOA Tibco 2007
Gambar 2.9 memperlihatkan perbedaan antara arsitektur 3-tier dengan SOA yang memungkinkan aplikasi yang beragam heterogeneous untuk
saling berkomunikasi. SOA juga menguntungkan karena tidak bergantung kepada satu bahasa pemograman, sebaliknya SOA memungkinkan kebebasan
memilih bahasa pemograman. Aplikasi yang dibangun selama ini cenderung menggunakan prinsip tier dengan menempatkan pada satu atau dua server
dengan dibedakan antara server aplikasi dan server basis data, namun dengan SOA, service dari aplikasi yang dibangun dapat terpisah dari aplikasi induk atau
ditaruh di server SOA untuk didistribusikan dan dipergunakan oleh aplikasi lain. Aplikasi yang dibangun pun cenderung terfokus pada pemrogramannya
coding yang berakibat aplikasi cenderung berdiri sendiri namun dengan SOA fokus diarahkan pada kerjasama antara bisnis dan TI sehingga aplikasi yang
dibangun dengan landasan SOA cenderung saling berkomunikasi secara lebih luwes dan merupakan integrasi semua aplikasi yang ada. Selain itu
terjadi penambahan teknik komunikasi dari aplikasi yang selama ini adalah
Universitas Indonesia
meminta request dan dibalas reply, kini diperkaya dengan kemampuan menerbitkan publish, mendaftar untuk menggunakanservice subscribe, dan
membuat service dijalankan apabila terdapat keadaan event yang merupakan pemicu.
Selama ini aplikasi-aplikasi perusahaan mungkin beragam, namun setiap aplikasi berdiri sendiri-sendiri
Gambar 2.10 Aplikasi-aplikasi yang berdiri sendiri FileNet 2006
Gambar 2.10 memperlihatkan bagaimana tiga aplikasi yang merupakan aplikasi back-office ERP sebenarnya terpisah dengan aplikasi front-office
untuk layanan pelanggan CRM dan layanan pemasok SCM. Gambar 2.11 memperlihatkan bagaimana teknologi SOA memungkinkan service yang
merupakan komponen dari aplikasi-aplikasi tersebut digunakansebagai bagian dari sebuah proses bisnis.
Gambar 2.11 Service dihasilkan dari aplikasi dan digunakan dalam proses bisnis FileNet 2006
Universitas Indonesia
2.5. Value chain