Jenis Teori Belajar Teori Belajar Humanistik

16

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Teori Belajar

2.1.1. Jenis Teori Belajar

Ada tiga kategori utama mengenai teori belajar yang dicetuskan oleh Rifa’i dan Anni yaitu teori belajar behaviotistik, teori belajar kontruktivisme dan teori belajar humanistik. a. Teori Belajar Behaviotistik Pandangan belajar menurut teori ini dicetuskan oleh Skinner dalam Rifa’i dan Anni 2012:90 bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut tidak disebabkan oleh kemampuan internal manusia tetapi karena faktor stimulus yang menimbulkan respon. Prinsip belajar dalam teori ini yaitu adanya penguatan reinforcement dan hukuman punishment. b. Teori Belajar Kontruktivisme Menurut Rifa’i dan Anni 2012:106 menyatakan bahwa dalam teori belajar ini pendidik tidak memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Sebaliknya, peserta didik harus mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. inti dari teori belajar kontruktivisme adalah bahwa belajar merupakan proses penemuan dsicovery dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri sendiri. oleh karena itu agar siswa mampu melakukan kegiatan belajar maka dia harus terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. 17 c. Teori Belajar Humanistik Teori belajar humanistik yang dicetuskan oleh Rogers dalam Rifa’i dan Anni 2012:126 menyatakan bahwa belajar diprakarsai diri sendiri adalah relevan dengan kebutuhan peserta didik. Pendekatan humanistik memandang pentingnya penekanan dalam bidang kreativitas, minat terhadap seni dan rasa ingin tahu sehingga hasil belajar berkaitan dengan pengembangan sosial emosional lebih penting dibandingkan dengan hasil pendidikan yang bersifat akademik. Setiap teori belajar memiliki kelebihan dan kekuranganya masing-massing. Teori belajar dicetutuskan atas dasar tujuan yang ingin dicapai oleh pencetusnya. Semua teori baik digunakan berbantu media dan tenaga pengajar yang mempuni.

2.1.2. Teori Belajar Humanistik

Teori humanistik pada dasarnya memiliki tujuan belajar untuk memanusiakan manusia. Perhatian teori belajar humanistik yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Menurut para pendidik aliran humanistik penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa. Kemampuan yang dimaksud adalah mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. 18 Abraham Maslow adalah tokoh gerakan psikologi humanistik di Amerika. Kontribusi yang diberikan Maslow adalah motivasi, aktualisasi diri dan pengalaman puncak yang memiliki dampak terhadap kegiatan belajar. Maslow menyampaikan teori motivasi manusia berdasarkan pada hierarkhi kebutuhan Rifai Anni, 2012:124. Penekanan Maslow tentang akumulasi pengalaman bukan saja memaknai individu, melainkan pengalaman itu juga dapat digunakan sebagai sumber daya dalam kegiatan belajar. Tokoh penganut aliran humanistik diantaranya seperti Kolb. Pandangan Kolb tentang belajar dikenal dengan “Belajar Empat Tahap” yaitu: a. Tahap pandangan konkret Pada tahap ini seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya namun belum memilki kesadaran tentang hakikat dari peristiwa tersebut, b. Tahap pemgamatan aktif dan reflektif Tahap seseorang semakin lama akan semakin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialaminya dan lebih berkembang. c. Tahap konseptualisasi Pada tahap ini seseorang mulai berupaya untuk membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan prosedur tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya dan cara berpikirnya menggunakan induktif. 19 d. Tahap eksperimentasi aktif Pada tahap ini seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep-konsep, teori-teori atau aturan-aturan ke dalam situasi nyata dan cara berpikirnya menggunakan deduktif. Penelitian ini berkaitan dengan teori yang telah dijelaskan diatas yaitu berhubungan dengan teori belajar humanistik karena dalam penelitain ini siswa dituntut untuk menemukan dan mengkonstruksi suatu pengetahuannya sendiri serta dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah. Teori humanistik bersifat sangat eklektik yaitu memanfaatkan atau merangkumkan berbagai teori belajar dengan tujuan untuk memanusiakan manusia dan mencapai tujuan yang diinginkan karena tidak dapat disangkal bahwa setiap teori mempunyai kelebihan dan kekurangan.

2.2 Kemampuan Pemecahan Masalah