135
4.2.3. Efektivitas Model Problem Based Learning Berbantu Media Audio
Visual Dalam Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Uji hipotesis 3 pada penelitian ini menggunakan data nilai kemampuan pemecahan masalah pertemuan kedua pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
kemudian di uji menggunakan independent samplet-test. Hasil pengujian menunjukkan nilai sig2-tailed 0,004 lebih kecil dari 0,05 yang artinya Ha3
diterima . Hasil ini menunjukkan temuan penelitian bahwa model pembelajaran
problem based learning berbantu media audio visual lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dibandingkan dengan
model pembelajaran konvensional pada materi jurnal penyesuaian pada siswa kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang tahun ajaran 20152016.
Model pembelajaran problem based learning berbantu media audio visual lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
dibandingkan dengan model pembelajaan konvensional pada materi jurnal penyesuaian siswa kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang tahun ajaran
20152016. Hal ini terbukti dalam penelitian yang dilakukan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan temuan yang ditemukan selama
pembelajaran menggunakan model pembelajaran pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, ditemukan bahwa secara
klasikal kemampuan pemecahan masalah siswa pada pertemuan kedua kelas eksperimen lebih tinggi yaitu sebesar 62,5, sedangkan kemampuan pemecahan
masalah klasikal kelas kontrol sebesar 56,25.
136
Pada indikator memahami materi yang diberikan peneliti, diperoleh temuan bahwa kelas eksperimen memiliki presentase lebih besar dibandingkan dengan
kelas kontrol yaitu sebesar 74,2 dan 67,4. Indikator merencanakan penyelesaian masalah diperoleh temuan sebesar 81,06 siswa kelas eksperimen
menggunakan buku pegangan lain serta materi yang ada pada video yang diperlihatkan oleh peneliti dalam proses pembelajaran sedangkan kelas kontrol
hanya sebesar 59,1 siswa yang mampu merencanakan penyelesaian masalah. Siswa kelas kontrol hanya memiliki sumber belajar dari satu buku.
Indikator menyelesaikan masalah diperoleh temuan sebesar 78,2 pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya sebesar 56,8.
Hal ini terjadi karena siswa pada kelas eksperimen sudah memahami materi dan mampu membuat perencanaan penyelesaian masalah sehingga mereka tidak
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Sedangkan siswa kelas kontrol kurang memahami terkait materi yang diajarkan
karena mereka hanya mendapatkan materi dengan cara mendengarkan penyampaian peneliti dan membaca buku panduan siswa.
Pada indikator keempat yaitu melaksanakan pengecekan kembali siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol yaitu sebesar 84,7 dan
69,7. Hal ini dikarenakan beberapa siswa kelas kontrol mengalami kekurangan waktu mengerjakan soal yang diberikan. Alokasi waktu yang dberikan peneliti
hanya mampu digunakan siswa kelas kontrol untuk menyelesaikan soal permasalahan. Sedangkan pada kelas eksperimen masih dapat mengecek kembali
pekerjaanya sebelum dikumpulkan untuk dinilai.
137
Pembelajaran di kelas eksperimen menunjukkan kemampuan pemecahan masalah yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol karena perbedaan dalam
penggunaan model pembelajaran. Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan bantuan media audio visual sehingga siswa mampu lebih
memahami terkait materi jurnal penyesuaian. Keunggulan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning berbantu media audio
visual adalah meningkatkan kemampuan berpikir dan bekerja sama dalam diskusi kelompok.
Penerapan model problem based learning membantu siswa memahami materi karena siswa mengerti dasar materi yang diajarkan bukan hanya
menghafalkan teori yang ada didalam buku. Siswa kelas eksperimen diberikan penugasan untuk melatih pemahaman materi jurnal penyesuaian. Siswa dalam
satu kelompok bertanggung jawab atas kemampuan anggota kelompoknya sehingga siswa yang lebih paham akan membantu anggota kelompok yang belum
memahami materi. Sehingga kemampuan pemecahan masalah di kelas eksperimen meningkat.
Berbeda dengan kelas eksperimen, pembelajaran pada kelas kontrol tidak diberi perlakuan khusus. Pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran
konvensional yang terdiri dari kegiatan ceramah, tanya jawab, latihan soal, dan penugasan. Siswa melakukan kegiatan yang monoton seperti pembelajaran
sebelum-sebelumnya yakni mendengarkan penyampaian materi oleh peneliti dan sesekali diberi kesempatan untuk bertanya. Siswa cenderung pasif dan
pembelajaran didominasi oleh peneliti sehingga siswa merasa bosan dan tidak
138
semangat untuk mengikuti pembelajaran. Kondisi inilah yang menyebabkan kurang maksimalnya kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol bila
dibandingkan dengan kelas eksperimen. Penggunaan model pembelajaran model problem based learning yang
berbantu media audio visual memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar, sehingga siswa lebih banyak melakukan kemampuan pemecahan
masalah. Penerapan model pembelajaran konvensional secara terus menerus tanpa adanya variasi dapat membuat siswa menjadi bosan dan malas berpikir. Dalam
pembelajaran hanya terjadi interaksi satu arah, yaitu dari peneliti ke siswa sehingga suasana belajar menjadi monoton dan pada akhirnya kemampuan
pemecahan masalah yang diperoleh siswa kurang optimal.. Berdasarkan hasil temuan, analisis dan pengujian data serta hasil penelitian
terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning berbantu media audio visual lebih efektif dalam meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa dibandingkan model konvensional pada materi jurnal penyesuaian siswa kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang tahun
ajaran 20152016. Dengan demikian mengindikasikan bahwa model pembelajaran problem based learning berbantu media audio visual dapat digunakan sebagai
alternatif model dan media dalam pembelajaran ekonomi khususnya materi jurnal penyesuaian karena telah terbukti lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah ekonomi materi jurnal penyesuaian pada siswa kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang.
139
4.2.4. Efektivitas Model Problem Based Learning Berbantu Media