Tumbuhan Obat Peran Anak dan Guru dalam Pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumbuhan Obat

Menurut Zuhud dan Hariyanto 1994 pengelompokkan tumbuhan berkhasiat menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Tumbuhan obat tradisional, merupakan jenis tumbuhan yang diketahui atau dipercayai masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. b. Tumbuhan obat modern, adalah sejenis tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat, dan penggunaanya dapat dipertanggung jawabkan secara medis. c. Tumbuhan obat potensial, merupakan jenis tumbuhan yang diduga mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif obat, tetapi belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah medis sebagai bahan obat dan penggunaannya secara tradisional belum diketahui. TOGA adalah singkatan dari tumbuhan obat keluarga. Taman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Menurut Zuhud 2007, terdapat 10 kelompok manfaat TOGA dari berbagai sudut pandang diantaranya adalah sebagai manfaat medis kesehatan, estetis keindahan, bisnis usaha, finansial keuangan, hobi kesenangan, pendidikan pembelajaran, konservasi pelestarian, budaya, ekologis dan sosial kemasyarakatan. Salah satu manfaat TOGA sebagai sarana pendidikan pembelajaran yang merupakan suatu sistem pendidikan yang terfokus pada kesehatan, baik untuk pemeliharaan kesehatan maupun pengobatan penyakit. TOGA diibaratkan sebagai perpustakaan, yang diisi tumbuhan obat sebagai buku- bukunya atau obyek pembelajaran.

2.2 Peran Anak dan Guru dalam Pendidikan

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut WF Connell 1972 diacu dalam Yulianto 2010, peran seorang guru terdiri dari tujuh garis besar yang dibedakan menjadi 1 pendidik nurturer, 2 model, 3 pengajar dan pembimbing, 4 pelajar learner, 5 komunikator terhadap masyarakat setempat, 6 pekerja administrasi, serta 7 kesetiaan terhadap lembaga. Peran guru sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas membei bantuan dan dorongan supporter, tugas- tugas pengawasan dan pembinaan supervisor serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkn anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak maka tingkah laku pendidik harus sesuai dengan norma-norma yang di anut. Peran guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar, maka guru harus memberikan pengetahuan, ketermpilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah. Peran guru sebagai pelajar, maka guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan ketermpilan agar tidak ketinggalan zaman. Peran guru sebagai komunikator pembangun masyarakat, seorang guru diharapkan dapat aktif berperan dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Peran guru sebagai administrator, guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar tetapi juga sebagai administrator dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Menurut Daoed Yoesoef 1980 diacu dalam Marjohan 2010, menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan civic mission. Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika. Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak. Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik- baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri. Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara. Menurut Setiono 2007, seorang guru selain mendidik siswa secara tidak langsung juga mengajarkan pendidikan konservasi yang dapat mendorong meningkatkan kesadaran dan kepedulian akan arti penting konservasi alam. Sadar lingkungan dapat diartikan sebagai bagian dari kesadaran diri yang bertumpu pada terbentuknya hubungan positif antara individu dengan lingkungan alam, social dan lingkungan yang telah terbentuk dengan memperhatikan keteraturan ekologi Rachmawati 2007. Secara tidak dipaksakan siswa mulai tahu, mengerti, sadar, menghargai, melakukan dan mengajak orang lain untuk melakukan upaya konservasi Setiono 2007.

2.3 Peran Orang Tua atau Komite Sekolah dalam Pendidikan