Pengetahuan dan Sikap TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Kepmendiknas No: 044U2002 peran Komite Sekolah adalah sebagai berikut: 1. Pemberi pertimbangan advisory agency dalam penentuan dan pelaksanan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan. 2. Pendukung supporting agency, baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. 3. Pengontrol controlling agency dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. 4. Mediator antara pemerintah eksekutif dengan masyarakat di satuan pendidikan. Menurut Depdiknas adanya hubungan harmonis antara sekolah dan masyarakat yang diwadahi dalam organisasi Komite Sekolah dapat mengoptimalkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam memajukan program pendidikan dalam bentuk : 1. Orang tua dan masyarakat membantu menyediakan fasilitas pendidikan, memberikan bantuan dana serta pemikiran atau saran yang diperlukan sekolah, 2. Orang tua memberikan informasi kepada sekolah tentang potensi yang dimiliki anaknya, 3. Orang tua menciptakan rumah tangga yang edukatif bagi anak.

2.4 Pengetahuan dan Sikap

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui. Menurut Arafah 2002 diacu dalam Asiah 2009, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budidaya untuk menggali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atua dirasakan sebelumnya. Pengetahuan dapat pula diartikan sebagai kapasitas manusia untuk memahami dan menginterpretasikan baik hasil pengamatan maupun pengalaman, sehingga bisa digunakan untuk meramalkan ataupun sebagai dasar pertimbangan dalam keputusan. Pengetahuan merupakan keluaran dari proses pemahaman dan interpretasi yang masuk akal. Namun pengetahuan bukanlah merupakan kebenaran yang bersifat mutlak. Pengetahuan sendiri tidak mengarah ke suatu tindakan nyata Sunaryo dan Joshi 2003 diacu dalam Asiah 2009. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek Notoatmojo 1996. Menurut Rosenberg dan Hovland 1960 diacu dalam Zuhud 2007, sikap merupakan kecenderungan bertindak tend to act, kesediaan bereaksi atau berbuat sesuatu hal dalam masyarakat, menunjukkan bentuk, arah dan sifat yang merupakan dorongan, respon dan refleksi dari stimulus. Sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu cognitive pengalaman, pengetahuan, pandangan dan lain-lain, affective emosi, senang, benci, cinta, dendam, marah, masa bodoh, dan lain-lain, behavioral over actions perilaku, kecenderungan bertindak. Menurut Notoatmojo 1996, sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu : 1. Menerima receiving Menerima diartikan bahwa orang subyek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan obyek, 2. Merespon responding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. 3. Menghargai valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Menurut Purwanto 1998 diacu dalam Suparyanto 2010, sikap memiliki dua macam sifat, yaitu : 1 Sikap positif favorable, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu. 2 Sikap negatif unfavorable terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu. Azwar 1988 diacu dalam Aline 2003 berpendapat bahwa pembentukan sikap dipengaruhi oleh tiga proses social, yaitu kesediaan, identifikasi dan internalisasi.

2.5 Analisis SWOT