Kepala Sekolah Guru Pengetahuan Responden terhadap Konservasi Tumbuhan Obat

memiliki jumlah yang hampir sama dengan responden yang belum mempelajari tumbuhan obat, yaitu kelas III 17 orang.

5.2.2 Kepala Sekolah

Pengetahuan Kepala Sekolah responden sangat baik terhadap konservasi tumbuhan obat karena responden mengetahui arti tumbuhan obat dan dapat menyebutkan beberapa jenis tumbuhan obat. Hal ini dikarenakan responden sudah terbiasa memakai tumbuhan obat untuk kebutuhan sehari-hari. Pengalaman yang pernah di alami oleh responden dalam pengobatan konvensional, diantaranya adalah merawat tubuh pakai air teh, mengobati sakit perut dan menambah nafsu makan pakai kunyit dan mengobati sakit mata dengan kencur. Hal ini membuktikan bahwa pengalaman akan menambah pengetahuan terhadap konservasi tumbuhan obat, walaupun responden belum pernah mengikuti pelatihan khusus tentang tumbuhan obat. Menurut Kepala Sekolah responden, sangat penting mempelajari tumbuhan obat karena secara fungsional sebagai pengobatan pokok non alternatif apalagi pada zaman dahulu, memperindah lingkungan dan untuk memanfaatkan lahan kosong. Selain itu, sangat penting juga mengajarkan tumbuhan obat kepada siswa agar siswa mengetahui di Indonesia banyak terdapat tumbuhan untuk obat. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup dalam memenuhi resolusi Belgrade Internasional Conference on Environmental Education 1975 dalam Sutaryono 1999 dalam Putro 2003, yaitu kesadaran awareness, pengetahuan knowledge, sikap attitude, keterampilan skill, kemampuan evaluasi evaluation ability, dan peran serta participation.

5.2.3 Guru

Pengetahuan responden guru terhadap konservasi tumbuhan obat sangat baik hal ini dapat terlihat dari seluruh guru mengetahui arti tumbuhan obat. Bahkan 90 responden dapat menyebutkan contoh tumbuhan obat. Tumbuhan obat yang diketahui sejumlah 13 jenis, diantaranya adalah babadotan Ageratum conyzoides L, bunga ros Rosa chinensis Jacq, daun dewa Gynura procumbens Lour Merr, daun sirih Piper betle L, daun sirsak Annona muricata L, bunga sepatu Hibiscus rosa-sinensis L, daun singkong Manihot utilissima Pohl, jawer kotok Scutellaria discolor Colebr, handeuleum Gratophyllum pictum, daun salam Syzygium polyanthum Wight Walp, ginseng Talinum triangulare, mengkudu Morinda citrifolia L dan bawang Allium cepa Linn. Tumbuhan obat yang teridentifikasi merupakan contoh yang sudah biasa digunakan oleh responden, pengalaman orang terdekat dan kepemilikan di rumah. Seluruh responden pernah memakai tumbuhan obat. Bahkan ada responden yang rutin menggunakan tumbuhan obat, misal untuk mengantisipasi darah tinggi dengan menggunakan daun salam dan memakai daun sirih setelah haid. Pengetahuan dan pengalaman responden yang bervariatif diperoleh dengan berbagai cara. Walau demikian responden tidak ada yang pernah mengikuti pelatihan khusus tumbuhan obat, mereka memperoleh pengetahuan dari koran, majalah, televisi, internet, buku pelajaran, pengalaman dari orang yang lebih tua dan buku-buku pelajaran. Oleh karena itu, responden berharap ada program kegiatan yang dapat menambah kapasitas seluruh guru terkait tumbuhan obat, misal praktik membuat produk. Diharapkan seluruh guru agar tidak hanya mengandalkan beberapa guru, karena rawan akan keberlanjutan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

5.2.4 Orang Tua