tersebut dapat diperdalam lagi dengan menanyakan jenis-jenis tumbuhan obat yang diketahui oleh responden sehingga dapat diketahui jumlah tumbuhan obat
yang teridentifikasi.
5.2.1 Siswa
Responden yang mengetahui arti tumbuhan obat sebanyak 73, responden yang dapat menyebutkan contohnya hanya 17 dan jenis tumbuhan obat yang
teridentifikasi adalah 13 jenis tumbuhan obat dengan rincian yang dapat dilihat pada Tabel 13. Responden tidak seluruhnya mengetahui atau mengingat nama
tumbuhan obat yang digunakan sehingga hanya 49 responden saja yang dapat menyebutkan tumbuhan obat tersebut.
Tabel 13 Tumbuhan obat yang diketahui responden siswa
No Tumbuhan Obat
Jumlah orang Persentase
1 Jahe Zingiber officinale Roxb.
20 34
2 Sirih Sirih betle L.
14 24
3 Lidah buaya Aloe vera L. Webb.
10 17
4 Babadotan Ageratum conyzoides L
2 3
5 Kunyit Curcuma domestica Vahl
5 8
6 Lainnya
8 14
Pada tabel di atas teridentifikasi tumbuhan obat “lainnya”, hal ini
dikarenakan jumlah yang teridentifikasi tiap jenis tanaman hanya satu responden yang menyebutkan atau mengetahuinya. Tumbuhan obat tersebut antara lain
adalah kayu putih Melaleuca leucadendra L. L., tomat Lycopersicon lycopersicum L. Karsten, benalu teh Dendrophthoe pentandra Miq, kumis
kucing Orthosiphon aristatus Bl. Miq., jeruk nipis Citrus aurantifolia Christm. Pantz. Swingle, daun jarak Jatropha curcas L, tali putri Cassytha
filiformis L. dan kencur Kaempferia galanga L. Pada Gambar 5 terlihat perbedaan antara yang sudah dan belum
mempelajari tumbuhan obat secara kurikulum. Siswa kelas III yang belum mempelajari tumbuhan obat hanya 11 orang yang mengetahui arti tumbuhan obat,
sedangkan kelas IV sampai VI yang sudah mempelajari tumbuhan obat sebanyak 24 orang dan 26 orang mengetahui arti tumbuhan obat. Tetapi hal ini tidak
berlaku pada kelas IV yang belum mempelajari tumbuhan obat. Bahkan responden kelas IV paling banyak mengetahui arti tumbuhan obat yaitu sejumlah
27 orang. Hal ini dikarenakan responden memiliki pengalaman menggunakan
tumbuhan obat dalam kehidupan sehari-hari seperti minum jamu dan ketika sakit diberikan tumbuhan obat oleh orang tua.
Gambar 5 Perbandingan responden yang mengetahui arti tumbuhan obat. Pilihan pernyataan selanjutnya yang diberikan kepada responden adalah
sudah pernah mengkonsumsi tumbuhan obat. Berdasarkan hasil wawancara sebanyak 77 responden pernah mengkonsumsi tumbuhan obat dengan rincian
yang dapat dilihat pada Tabel 14. Responden terbanyak yang pernah menggunakan tumbuhan obat adalah
kelas IV sebanyak 28 orang dan yang paling sedikit pernah menggunakan tumbuhan obat adalah kelas III sebanyak 17 orang. Pengalaman menggunakan
tumbuhan obat mengakibatkan kelas IV yang belum pernah mendapat materi pelajaran tumbuhan obat secara kurikulum tetapi sudah memiliki pengetahuan
tentang tumbuhan obat secara otodidak. Pengalaman ini melibatkan peran serta guru sebagai pendidik di sekolah dan orang tua sebagai pendidik di rumah.
Menurut Zuhud 2007, pengalaman merupakan salah satu komponen sikap, yaitu cognitive.
Tabel 14 Responden yang pernah pakai tumbuhan obat
Pernah pakai tumbuhan obat
Kelas III orang
IV orang V orang
VI orang Ya
17 28
26 21
Tidak 13
2 4
9
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pengalaman lebih memiliki pengaruh terhadap responden dibandingkan pembelajaran di sekolah. Siswa kelas
IV lebih banyak yang pernah mencoba tumbuhan obat dibandingkan kelas lainnya. Sedangkan kelas VI 21 orang yang sudah mempelajari tumbuhan obat
memiliki jumlah yang hampir sama dengan responden yang belum mempelajari tumbuhan obat, yaitu kelas III 17 orang.
5.2.2 Kepala Sekolah