51
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada perairan Pulau Pramuka terdapat 6 jenis lamun yaitu Cymodoceae rotundata, Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii,
Halophila ovalis, Halophila pinifolia. Secara umum kondisi komunitas lamun di Pulau Pramuka termasuk kriteria miskin dengan rata-rata penutupan 22,38
dengan komposisi jenis dan frekuensi jenis terbesar yaitu T. hemprichii sebesar 7,27 dan 0,82. Hal ini menandakan lamun jenis T. hemprichii menyebar dengan
rata di lokasi pengamatan dan dalam penutupan yang besar. Pada Pulau Kelapa Dua ditemukan 5 jenis lamun yaitu C. rotundata, C. serrulata, H.uninervis, E.
acoroides, T. hemprichii, dan H. ovalis. Komunitas lamun di pulau ini tergolong miskin dengan rata-rata penutupan 11,12 dengan komposisi jenis dan
frekuensi jenis terbesar secara berturut-turut adalah H. uninervis sebesar 7,47 dan T. hemprichii sebesar 0,94. H. uninervis ditemukan dalam jumlah besar
namun sebarannya tidak merata, sedangkan T. hemprichii memiliki sebaran yang merata dengan penutupan yang lebih rendah.
Tingkat keberhasilan transplantasi lamun tertinggi dicapai oleh jenis lamun T. hemprichii pada Pulau Pramuka dan H. uninervis pada Pulau Kelapa
Dua, yang dapat hidup dan berkembang dengan baik pada perlakuan transplantasi metode Plugs. Sedangkan lamun jenis lainnya seperti H. pinifolia, C.
rotundata, , E. acoroides dan C. serrulata kurang berhasil dilihat dari penurunan jumlah individu yang cukup drastis setiap minggunya.
Laju pertumbuhan di Pulau Kelapa Dua lebih tinggi dibandingkan dengan Pulau Pramuka yakni dapat dilihat dari laju pertumbuhan jenis lamun T.
hemprichii pada daun muda, sedang dan tua secara berturut-turut pada pulau Kelapa Dua 3,30 mmhari; 4,36 mmhari; 2,08 mmhari dan pada Pulau
Pramuka yaitu 2,64 mmhari; 1,89 mmhari; 1,78 mmhari. Hal ini sangat erat kaitannya dengan kondisi nutrien baik di kolom perairan maupun yang
terkandung di substrat, serta kondisi lingkungan perairan yang mendukung pertumbuhan lamun.
52
5.2 Saran