38
pengamatan dengan nilai yang lebih rendah. Dari penelitian Dwintasari 2009 dapat diketahui bahwa lamun jenis T. hemprichii mempunyai pengaruh yang
paling besar dibandingkan dengan jenis lamun lainnya, karena lamun jenis ini paling banyak dijumpai hampir di seluruh tipe perairan dan sangat baik tumbuh
di kondisi perairan Pulau Pramuka yang dangkal dan terbuka saat surut. Selain itu, menurut Rohmimohtarto dan Juwana 2001 T. hemprichii merupakan jenis
lamun yang memiliki daya tahan yang baik terhadap pencemaran. Hal ini menandakan jenis T. hemprichii adaptif terhadap gangguan lingkungan yang
disebabkan oleh pencemaran.
4.2.2 Komunitas lamun Pulau Kelapa Dua
Komunitas lamun di Pulau Kelapa dua berbeda dengan Pulau Pramuka. Hasil pengamatan komunitas lamun di Pulau Kelapa Dua dapat dilihat pada
Tabel 8. Tabel 8. Komunitas lamun di Pulau Kelapa Dua
Stasiun Penutupan
Lamun Komposisi Spesies Lamun
Tinggi Kanopi
cm Penutupan
Algae Penutupan
Epifit Cr
Cs Th
Ho Hu
1 18,77
1,91 3,91
0,32 12,64
12,88 29,45
2 3,06
0,27 0,27
2,20 0,18
0,14 6,81
10,36 3
11,52 1,32
0,56 9,64
10,05 1,00
34,27
Rata-rata 11,12
0,73 0,09
2,48 0,35
7,47 9,92
0,33 24,70
Keterangan : Cr = Cymodocea rotundata
Ho = Halophila ovalis Cs = Cymodocea serrulata
Hu = Halodule uninervis Th = Thalassia hemprichii
a. Penutupan jenis lamun Pulau Kelapa Dua
Pada Gambar 10 dapat dilihat nilai persen penutupan lamun pada tiga stasiun pengamatan di Pulau Kelapa Dua memiliki nilai yang berbeda-beda. Pada
stasiun 1 terdapat nilai persen penutupan lamun tertinggi dibandingkan dengan kedua stasiun lainnya yaitu sebesar 19, sedangkan nilai terendah terdapat
pada stasiun 2 dengan nilai 3. Perbedaan nilai ini menandakan jenis lamun di kawasan ini tumbuh dalam kelompok yang terpisah-pisah dengan batas yang
tidak jelas serta penyebaran yang tidak merata seperti dilihat pada Tabel 9. Persen penutupan lamun di tiga stasiun berbeda tidak membentuk pola tertentu
menandakan penyebaran lamun tidak merata. Hal ini seperti dijelaskan
39
sebelumnya diduga disebabkan oleh titik-titik tempat lamun itu tumbuh memiliki kondisi yang dapat mendukung perkembangan dari lamun itu sendiri,
seperti tersedianya nutrien yang cukup, pola penyebaran lamun tersebut dan kondisi perairan sesuai dengan habitat lamun.
Gambar 10. Penutupan lamun di Pulau Kelapa Dua Tabel 9. Penutupan masing-masing jenis lamun di Pulau Kelapa Dua
No. Jenis
Stasiun 1 Stasiun 2
Stasiun 3
1 Cymodocea rotundata
1,91 0,27
2 Cymodoceae serrulata
0,27 3
Enhalus acoroides 4
Thalassia hemprichii 3,91
2,20 1,32
5 Halophila ovalis
0,32 0,18
0,56 6
Halodule uninervis 12,64
0,14 9,64
Total 18,77
3,06 11,52
Spesies lamun yang memiliki nilai persen penutupan yang tertinggi adalah Halodule uninervis sebesar 12,77 pada stasiun 1. Jenis lamun ini merupakan
yang paling banyak ditemukan di lokasi pengamatan Pulau Kelapa Dua. Dilihat dari nilai persen penutupan, kondisi Komunitas lamun tergolong miskin
berdasarkan Keputusan Meteri Lingkungan Hidup no. 200 Tahun 2004 tentang kriteria baku kerusakan dan pedoman penentuan status padang lamun dengan
nilai , .
19
3 12
5 10
15 20
Stasiun 1 Stasiun 2
Stasiun 3
40
b. Komposisi jenis lamun Pulau Kelapa Dua
Pengamatan yang di lakukan di Pulau Kelapa Dua menunjukan terdapat lima spesies lamun yang termasuk kedalam dua famili yaitu Hydrocharitaceae
dan Cymodoceae. Kelima spesies tersebut adalah Cymodoceae rotundata, Cymodocea serrulata, Halodule uninervis Cymodoceae, Enhalus acoroides,
Thalassia hemprichii, Halophila ovalis Hydrocharitaceae. Keberadaan kelima spesies ini tidak merata dan biasanya tumbuh dalam
kelompok-kelompok kecil. Spesies lamun yang dapat ditemukan di ketiga stasiun pengamatan adalah Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, dan Halodule
uninervis. Sedangkan jenis Cymodoceae serrulata hanya ditemukan di stasiun 2 Gambar 11.
Berdasarkan hasil pengamatan ketiga stasiun yang dilakukan di Pulau Kelapa Dua terdapat perbedaan komposisi jenis Gambar 11. Perbedaan
komposisi jenis lamun ini disebabkan oleh penyebaran lamun yang tidak merata di kawasan tersebut dan tergabung dalam kelompok-kelompok kecil. Zonasi
penyebaran lamun di Pulau Kelapa Dua tergolong vegetasi campuran karena lamun yang ditemukan lebih dari satu jenis.
Pada Stasiun 1 ditemukan empat spesies lamun. Jenis lamun yang paling sering ditemukan dan memiliki penutupan terbanyak dari jenis lainnya adalah
Halodule uninervis sebesar 67 dari total penutupan lamun sebesar 19. Komposisi terendah di stasiun ini adalah Halophila ovalis sebesar 2. Kiswara
2004 menyatakan H. ovalis tumbuh di daerah pasang surut tepi pantai sebagai vegetasi tunggal atau bersama C. rotundata dan H. uninervis di antara jenis
lamun lainnya sehingga kadang-kadang tidak dapat terlihat. Jenis lamun ini memiliki ukuran yang kecil jika dibandingkan dengan ke tiga spesies lainnya
yang ditemukan sehingga persen penutupannyapun juga kecil, namun H. ovalis dapat ditemukan di ketiga stasiun pengamatan sehingga dapat dikatakan jenis
ini menyebar merata. Pada stasiun 2 dapat dilihat pada Gambar 11 terdapat lima spesies lamun
yang teramati dan didominasi oleh jenis T. hemprichii sebesar 72 dari total penutupan lamun pada stasiun 2. Keempat spesies lainnya adalah H. ovalis, H.
uninervis, C. rotundata, dan C. serrulata. Kemudian nilai penutupan jenis terendah adalah H. uninervis sebesar 4.
Gambar 11. Komposisi jenis lamun berdasarkan Pada stasiun 3 merupakan
sedikit yaitu hanya tiga jenis dengan nilai persen penutupan
oleh jenis H. ovalis sebesar 5.
c. Frekuensi jenis lamun P