19
Tabel 2. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian
Parameter Unit
AlatBahan Keterangan
Fisika
Temperatur ˚C
Termometer Pengukuran langsung
Salinitas PSU
Refraktometer Pengukuran langsung
Kedalaman cm
Tongkat berskala Pengukuran langsung
Kecerahan Secchi disk
Pengukuran langsung Arus
ms Floating drauge, stopwatch.
Pengukuran langsung Tekstur substrat
PVC Corer Analisis laboratorium Tanah
pH Kertas indikator pH
Pengukuran langsung
Kimia
Oksigen terlarut mgl
Pereaksi DO Metode Winkler
Nitrat mgl
Spektrofotometer Analisis laboratorium
Orthophospat mgl
Spektrofotometer Analisis laboratorium
C-organik Analisis laboratorium Tanah
Biologi
Panjang daun mmhari
Jangka sorong Pengukuran langsung
Biomasa daun gbkm2
Timbangan digital, oven, alumunium foil
Analisis laboratorium Penutupan
Transek kuadrat ukuran 50x50 cm
2
Pengukuran langsung Jumlah spesies
- Pengukuran langsung
Tambahan
Posisi koordinat GPS
Pengukuran langsung Dokumentasi
Kamera underwater Pengukuran langsung
Lain-lain Roll meter, pasak bambu,
tagging, kertas newtop, plastik sampel, masker dan
snorkle, spidol permanen, tisu, alat tulis, saringan,
sepatu boot, jarum.
Keterangan : gbkm
2
= gram berat kering per meter persegi.
3.3 Penentuan Lokasi Rehabilitasi Lamun
Lokasi penelitian mengenai status lamun dilakukan pada lokasi rehabilitasi seluas 50 x 50 m
2
. Penentuan lokasi pengamatan didasarkan pada kondisi kawasan yang memiliki sejarah pernah ditumbuhi lamun namun mengalami
kerusakan dan dilihat dari kondisi perairan yang sesuai berdasarkan parameter fisika, kimia, dan biologi status komunitas lamun. Kemudian dipilih lokasi yang
miskin lamun pada kawasan tersebut untuk dilakukan transplantasi lamun.
20
3.4 Pengukuran Parameter Fisika -Kimia 3.4.1 Suhu
Suhu perairan diukur sebanyak tiga kali ulangan pada tiap stasiun dengan menggunakan thermometer air raksa dengan cara dicelupkan kedalam perairan
dan suhu dilihat di dalam perairan untuk menghindari berubahnya suhu apabila pengamatan dilakukan di luar air.
3.4.2 Kedalaman perairan
Kedalaman perairan diukur dengan menggunakan tongkat berskala pada setiap transek kuadrat dengan satuan cm. Tongkat dicelupkan ke dalam perairan
sampai menyentuh dasar, lalu diperoleh nilai kedalaman.
3.4.3 Kecerahan
Kecerahan perairan diukur di setiap transek garis pada bagian ujungnya dengan menggunakan Secchi disk. Kecerahan dapat dihitung dengan rumus
Kesuma 2005 :
Keterangan : m = Panjang tali saat Secchi disk sudah tidak terlihat
n = Panjang tali saat Secchi disk mulai terlihat lagi
Z = Kedalaman Perairan
3.4.4 Substrat
Pengambilan substrat dilakukan dengan menggunakan corer berdiameter 10 cm dengan kedalaman 15-20 cm pada setiap kedua ujung stasiun kemudian
dimasukkan kedalam plastik sampel yang sudah diberi nomor dan dianalisis nilai kandungan C-organik dan ukuran partikel di Laboratorium Tanah, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
3.4.5 Arus
Arus perairan diukur pada setiap stasiun dengan tiga kali ulangan. Perhitungan arus menggunakan benda mengapung yang diikatkan dengan tali
berukuran panjang 1 m, lalu diukur kecepatannya dengan menggunakan stopwatch.
100 5
,
Z
n m
C
21
3.4.6 Derajat keasaman pH
Pengukuran pH dilakukan satu kali setiap stasiun dengan menggunakan kertas indikator pH yang dicelupkan di perairan setelah itu dicocokkan warna
yang muncul di kertas pH dengan warna standar yang sudah mempunyai nilai baku.
3.4.7 Salinitas
Salinitas diukur sebanyak tiga kali setiap stasiun dengan menggunakan refraktometer. Cara pengukurannya adalah contoh air laut diambil dengan
menggunakan pipet kemudian diteteskan ke refraktometer dan nilai salinitas dapat dilihat dengan meneropong refraktometer. Sebelum melihat nilai sampel
berikutnya dilakukan kalibrasi terlebih dahulu dengan aquades agar netral kembali.
3.4.8 Oksigen terlarut
Nilai oksigen terlarut didapat dengan cara titrasi Winkler di lapangan. Contoh air laut diambil lalu direaksikan dengan pereaksi DO, sehingga
didapatkan nilai kadar oksigen terlarut dari contoh air laut tersebut.
3.4.9 Nitrat dan ortofosfat
Kandungan nitrat dan ortofosfat perairan dianalisis dengan menggunakan metode spektrofotometrik, analisis dilakukan di Laboratorium Produktivitas dan
Lingkungan Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Contoh air laut diambil dengan menggunakan botol sampel dan
dimasukkan kedalam kotak pendingin cooler box agar tidak terjadi perubahan kandungan nitrat dan ortofosfat di dalam air tersebut. Prosedur analisis nitrat
dan ortofosfat dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.5 Pengamatan Status Lamun di Lokasi Rehabilitasi
Pengamatan status lamun di lokasi rehabilitasi diamati dengan menggunakan metode yang digunakan oleh seagrass watch Mckenzie dan
Yoshida 2009 yaitu dengan transek kuadrat berukuran 50 x 50 cm
2
pada bentangan tiga transek garis sepanjang masing-masing 50 m dengan jarak 5 m
22
seperti dijelaskan pada Gambar 4. Pengamatan status kawasan meliputi jenis lamun, biomasa lamun, penutupan dari masing-masing jenis lamun. Penentuan
penutupan lamun menggunakan estimasi penutupan berdasarkan acuan gambar seperti pada Lampiran 3. Penutupan lamun yang dihitung yaitu
penutupan total dan penutupan jenis .
Gambar 4. Rancangan pengumpulan data komunitas lamun
3.6 Biomasa Lamun
Sampel biomasa lamun diambil dari 3-5 titik di setiap transek kuadrat dengan menggunakan corer berdiameter 10 cm seperti pada Gambar 5,
kemudian dipisahkan antara bagian daun, rimpang dan akar, simpan dalam plastik sampel yang diberi nomor. Selanjutnya dilakukan pengovenan 110°C
selama 2 jam untuk menghilangkan kadar airnya dan didapatkan berat kering. Pemisahan antara biomasa bagian tumbuhan yang berada di atas substrat
above-ground biomass dan yang berada di bawah substrat below-ground biomass dilakukan untuk memudahkan pembahasan Azkab 2008.
K e
a ra
h tu
b ir
K e
a ra
h d
a ra
ta n
Keterangan : St. = Stasiun
= Transek kuadrat 50 x 50 cm
50 t.
St
50 St
5 m 50 m
25 m 25 m
St. 1 St. 2
St. 3
23
Gambar 5. Pengambilan sampel biomasa lamun pada transek kuadrat 50 x 50 cm
3.7 Metode Transplantasi Lamun