30
batu  karang.  Lamun yang
hidup  pada substrat  berlumpur
harus mengadaptasikan  akarnya  dengan  kondisi  anoksik  dan  mempunyai  akar  yang
panjang  dan  dilengkapi  akar  rambut  yang  banyak.  Hal  ini  berkaitan  dengan keseimbangan  fotosintesis  dan  respirasi  lamun.  Sedangkan  lamun  yang  hidup
pada  substrat  kasar  cenderung  memiliki  perakaran  yang  lebih  kuat dibandingkan dengan substrat halus. Hal ini karena tingkat porositas pasir yang
besar  dan  seragam  sehingga  akar  perlu  mencengkram  kuat  substrat  supaya dapat bertahan dari arus dan gelombang.
Wood 1987, menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kandungan C- organik  dengan  ukuran  tekstur  substrat,  makin  tinggi  jumlah  liat  debu  makin
tinggi pula C-organik bila kondisi lainnya sama. Dapat dilihat Pada Pulau Kelapa Dua  memiliki  komposisi  pasir  yang  lebih  rendah  namun  konsentrasi  C-organik
lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  Pulau  Pramuka.  Hal  ini  juga  dapat menandakan organisme yang hidup di substrat bentos dan mikrobakteri lebih
padat  di  Pulau  Kelapa  Dua.  Seperti  diketahui  bahwa  C-organik  terbentuk  dari hewan dan tumbuhan yang telah busuk dan terakumulasi dalam substrat.
4.1.2 Parameter Kimia a. Salinitas
Nilai salinitas yang diukur pada Pulau Pramuka berkisar antara 28-31 PSU, sedangkan  pada  Pulau  Kelapa  Dua  antara  25-27  PSU.  Menurut  Keputusan
Menteri  Lingkungan  Hidup  No.  51  tahun  2004,  baku  muku  parameter  salinitas bagi  biota  laut  khususnya  tumbuhan  lamun  berkisar  antara  33-34  PSU,  namun
nilai yang terukur berada jauh di bawah baku mutu. Perbedaan nilai salinitas ini disebabkan  oleh  faktor  alam  yaitu  turunnya  hujan  sehingga  mempengaruhi
besarnya nilai salinitas di kedua pulau tersebut. Ada jenis lamun yang memiliki toleransi  yang  besar  terhadap  perubahan  salinitas  euryhaline  seperti  jenis
Thalassia hemprichii yang memiliki kisaran optimum untuk pertumbuhan antara 24-35 PSU, sehingga jenis ini dapat bertahan hidup di lokasi pengamatan.
b. Derajat keasaman pH
Nilai  rata-rata  derajat  keasaman  hasil  pengukuran  pada  kedua  pulau adalah  8.    Nilai  ini  sesuai  dengan  baku  mutu  Keputusan  Menteri  Lingkungan
31
Hidup No. 51 Tahun 2004 yaitu pH optimal untuk kisaran air laut adalah 7,5-8,5 Sehingga  perairan  pada  ke  dua  pulau  mendukung  bagi  kelangsungan  hidup
lamun.
c. Oksigen terlarut DO
Oksigen  merupakan  salah  satu  faktor  pembatas  bagi  makluk  hidup terutama  bagi  organisme  laut  yang  tidak  dapat  memanfaatkan  oksigen  bebas
secara  langsung.  Oleh  karena  itu  dalam  air,  oksigen  ditemukan  dalam  keadaan terlarut.  Berdasarkan  pengukuran  di  lapang  didapatkan  nilai  rata-rata
kandungan  oksigen  terlarut  dalam  perairan  Pulau  Pramuka  sebesar  9,94  mgl dengan  kisaran  antara  9,33  – 10,55  mgl,  sedangkan  pada  Pulau  Kelapa  Dua
sebesar  9,63  mgl  dengan  kisaran  antara  9,13  – 10,14  mgl.  Secara  umum kandungan oksigen terlarut pada kedua pulau memenuhi standar baku mutu air
untuk  biota  laut  yaitu  5  mgl,  sesuai  dengan  KepMen  LH  No.  51  Tahun  2004. Nilai  kandungan  oksigen  terlarut  pada  Pulau  Pramuka  sedikit  lebih  tinggi
dibandingkan dengan Pulau Kelapa Dua. Padang  lamun  merupakan  habitat  bagi  berbagai  macam  organisme  laut,
baik yang hidup menempel di daun kelompok epifit, termasuk alga maupun di dalam  sedimen  bentos  dan  mikrobakteri.  Semua  organisme  laut  ini
memanfaatkan  persediaan  oksigen  terlarut  yang  cukup  besar  untuk  proses respirasi dan proses oksidasi dekomposisi serasah daun lamun dan nitrifikasi.
Sehingga diduga ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan kandungan oksigen  terlarut antara  dua  pulau  tersebut,  antara  lain  : 1  Proses  fotosintesis
oleh daun lamun dan 2 Kepadatan biota. Proses  fotosintesis    dalam  penelitian  ini  dipengaruhi  oleh  kecerahan
perairan  dan  kecepatan  arus.  Kecerahan  perairan  berperan  dalam  penetrasi cahaya  matahari  ke  dalam  perairan  sedangkan  kecepatan  arus  menentukan
proses  sedimentasi  dan  penutupan  alga  epifit  pada  permukaan  daun  lamun. Kecepatan arus pada Pulau Pramuka sedikit lebih tinggi sehingga diduga kondisi
ini  yang  menyebabkan  kandungan  oksigen  terlarut  pada  Pulau  Pramuka  lebih tinggi dibandingkan dengan Pulau Kelapa Dua.
32
d. Nutrien