28
b. Kedalaman
Kedalaman  membatasi  penyebaran  dan  pertumbuhan  lamun.  Lamun hanya  dapat  tumbuh pada  kedalaman dimana  sinar  matahari  dapat  menembus
sampai  dasar  perairan.  Kedalaman  perairan  dan  intensitas  cahaya  yang  masuk ke perairan berpengaruh terhadap proses fotosintesis lamun.
Kedalaman  perairan  yang  diukur  pada  saat  surut  di  Pulau  Pramuka berkisar  antara  55  - 102  cm,  dan  pada  Pulau  Kelapa  Dua  antara  30  – 94  cm.
Kedalaman  yang  terukur  pada  kedua  pulau  merupakan  kedalaman  ideal  bagi lamun  yang  merupakan  vegetasi  perairan  dangkal.  Hal  ini  akan  mendukung
proses fotosintesis lamun yang optimal, karena pada kedalaman tersebut cahaya yang  masuk  ke  dalam  perairan  akan  sampai  ke  dasar  perairan  dimana  lamun
tersebut tumbuh. Hal ini juga didukung oleh kecerahan perairan yang tinggi.
c. Kecerahan
Kecerahan  perairan  merupakan  salah  satu  faktor  pembatas  yang  penting bagi  kelangsungan  hidup  tumbuhan  lamun.  Hal  ini  disebabkan  lamun
membutuhkan  perairan  dengan  kecerahan  tinggi  agar  cahaya  matahari  dapat menembus  perairan  sampai  ke  dasar  agar  tumbuhan  lamun  dapat  tetap
melakukan proses fotosintesis. Kondisi perairan di kedua pulau relatif jernih dan penetrasi cahaya mencapai seratus persen, karena lokasi penelitian merupakan
perairan  yang  relatif  dangkal  dengan  kedalaman  rata-rata  74,2  cm  pada  Pulau Pramuka  dan  69,4  cm  pada  Pulau  Kelapa  Dua  dan  sedikitnya  partikel
tersuspensi pada perairan.
d. Kecepatan arus
Rata-rata  kecepatan  arus  yang  diukur  pada  Pulau  Pramuka  adalah  0,33 mdetik,  sedangkan  pada  Pulau  Kelapa  Dua  sebesar  0,10  mdetik.  Pengukuran
arus  dilakukan  ketika  surut  terendah  menuju  pasang,  sehingga  arah  arus cenderung ke arah daratan. Pulau Pramuka memiliki kecepatan arus yang lebih
tinggi  dibandingkan  dengan  Pulau  Kelapa  Dua  hal  ini  disebabkan  lokasi  Pulau Pramuka  yang  lebih  terbuka  dan  tidak  terlindungi  seperti  Pulau  Kelapa  Dua.
Arus  pada  kedua  tempat  pengamatan  masih  berada  di  bawah  kecepatan  arus maksimum untuk transplantasi  lamun yaitu 0,66 mdetik. Kecepatan arus yang
29
melebihi nilai ini akan dapat menghanyutkan semua transplantasi lamun metode Plugs dalam kurun waktu dua minggu Thorhaug 1976 in Azkab 1999.
Kedua  lokasi  pengamatan  ini  tergolong  memiliki  arus  yang  tenang sehingga menyebabkan permukaan daun ditumbuhi alga epifit dan ditutupi oleh
sedimen  yang  terperangkap.  Pada  Pulau  Kelapa  Dua  memiliki  arus  yang  lebih kecil  sehingga  penutupan  epifit  lebih  besar  yaitu  24,70  dan  penutupan  algae
sebesar  0,03  Tabel  4  dibandingkan  Pulau  Pramuka  sebesar  12,36  Tabel 7.  Penutupan  epifit  mengurangi  penyerapan  cahaya  matahari  oleh  daun
sehingga  mengganggu  proses  fotosintesis  pada  lamun.  Penutupan  ini mempengaruhi pertumbuhan lamun, khususnya pada bagian daun.
e. Substrat