Jaminan Kerja Marjinalisasi Perempuan dalam

5.2.3 Jaminan Kerja

Selain pengupahan dan jaminan keluarga, indikator lain untuk melihat tinggi atau rendahnya kondisi kerja perempuan adalah jaminan kerja. Pekerja berhak untuk menerima jaminan kerja berupa liburcuti jika sakit, hak beribadah, asuransi keselamatan kerja, dan kompensasi apabila cacat akibat kecelakaan kerja, serta fasilitas kerja dan keselamatan kerja seperti pelindung jari. Pada Tabel 14 dapat dilihat jumlah dan presentase jaminan kerja yang diperoleh responden. Tabel 14. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Bentuk Jaminan Kerja di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011 Jaminan Kerja Tidak Diperoleh skor 1 Diperoleh skor 2 Jumlah Persen Jumlah Persen Memperoleh liburcuti jika sakit 50 100 Memperoleh hak beribadah 50 100 Memperoleh asuransi keselamatan kerja 50 100 0 0 Memperoleh kompensasi apabila cacat akibat kecelakaan kerja 50 100 0 0 Memperoleh fasilitas kerja dan keselamatan kerja pelindung jari 50 100 0 0 Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa semua responden tidak mendapatkan jaminan kerja yang baik. Data yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa jaminan kerja yang diperoleh pekerja perempuan dari bekerja pada POS hanya berupa libur atau cuti bila sakit dan hak untuk beribadah saja. Jaminan tersebut diberikan oleh POS kepada pekerja perempuan karena memang sistem kerja yang diterapkan membebaskan pekerjanya untuk bekerja atau tidak bekerja. Jam bekerja pun dibebaskan karena upah yang dibayarkan majikan tergantung dari hasil para pekerjanya jadi tidak masalah untuk majikan apabila ada pekerjanya yang tidak bekerja. Pada Tabel 15 ditunjukkan jumlah dan persentase responden berdasarkan jaminan kerja yang diperoleh. Tabel 15. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jaminan Kerja di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011 Jaminan Kerja Jumlah orang Persentase Rendah skor 5-7 50 100 Tinggi skor 8-10 Total 50 100 Dapat dilihat pada Tabel 15 bahwa tidak ada 0 persen responden yang mendapatkan jaminan kerja yang tinggi atau baik. Semua responden 50 persen mendapatkan jaminan kerja yang rendah atau kurang baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data pada Tabel 16, dari lima jaminan yang ada, pekerja perempuan pada POS hanya mendapatkan dua jaminan kerja saja, dimana seharusnya semua jaminan kerja yang ada tersebut diberikan kepada para pekerja perempuan sebagai wujud pertanggung jawaban majikan kepada para pekerjanya. Diberikan atau tidak diberikannya kedua jaminan kerja itu pun tidak akan merugikan perusahaan karena tidak ada kaitannya dengan pemberian upah pekerja. Hal ini didukung dengan pernyataan R 38 tahun selaku pekerja perempuan dalam POS: “…jaminan kerja yang dikasih cuma libur sakit sama buat solat doang. Itu sih terserah kita aja soalnya gajinya diitung per potong baju…”

5.4 Ikhtisar