reproduktif dan pada kegiatan sosial keputusan istri dan suami sama-sama besar. Pada Tabel 21 menunjukkan bahwa otonomi perempuan rendah yaitu dimiliki
pekerja perempuan dalam POS sebanyak 28 responden 56 persen. Hal ini berarti menunjukkan bahwa keputusan suami lebih dominan pada kegiatan produktif,
reproduktif, dan sosial dibandingkan dengan istri .
7.3 Kesejahteraan Keluarga
Sebagian besar pekerja perempuan dengan POS memiliki kondisi kerja yang rendah. Rendahnya kondisi kerja tersebut berhubungan dengan besar
kecilnya kontribusi ekonomi perempuan dalam pendapatan keluarga. Besarnya kontribusi ekonomi perempuan berhubungan dengan otonomi perempuan yang
juga akan berhubungan dengan kesejahteraan keluarganya. Kesejahteraan keluarga adalah sebuah kondisi terpenuhinya kebutuhan keluarga dari hasil
mengkonsumsi pendapatan yang diterima sehingga membuat keluarga merasa aman dan bahagia.
Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Kesejahteraan Keluarga di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011
Kesejahteraan Keluarga Jumlah orang
Persentase
Rendah skor 7-22 41
82 Tinggi skor 23-39
9 18
Total 50 100
Pada Tabel 22 menunjukkan bahwa keluarga pekerja perempuan dalam POS secara umum belum bisa dikatakan sejahtera yaitu sebesar 82 persen 41
responden. Kesejahteraan keluarga pekerja perempuan dalam POS dapat diukur melalui kondisi kesehatan, pendidikan anak, dan pola konsumsi. Faktor-faktor ini
akan dibahas lebih dalam pada sub bab berikut.
7.3.1 Pendidikan Anak
Pendidikan anak diukur dari anak usia sekolah yang masih sekolah. Apabila ada anak usia sekolah yang masih sekolah, maka pendidikan anak
keluarga pekerja perempuan tinggi, sedangkan apabila ada anak usia sekolah yang tidak sekolah, maka pendidikan anak pekerja perempuan rendah. Pada Tabel 23
ditunjukkan kondisi pendidikan anak pekerja perempuan yang bekerja pada POS.
Tabel 23. Jumlah Dan Persentase Keluarga Responden Berdasarkan Kondisi Pendidikan di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011
Pendidikan Anak Jumlah orang
Persentase
Rendah skor 1 11
22 Tinggi skor 2
39 78
Total 50 100
Berdasarkan Tabel 23 dapat dilihat bahwa kondisi pendidikan anak pekerja sudah baik karena sebesar 78 persen 39 anak memiliki kondisi pendidikan anak
yang tinggi, akan tetapi banyak keluarga pekerja perempuan yang tidak sejahtera tetapi memiliki pendidikan anak yang tinggi. Hal ini disebabkan karena anak
pekerja POS sebagian besar sekolah pada tingkat SD yang mendapat bantuan sekolah gratis dari pemerintah seperti BOS. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
variabel pendidikan anak tidak dapat dijadikan variabel hubungan terhadap kesejahteraan keluarga pekerja perempuan. Pendidikan anak yang tinggi ini pula
tidak dapat dikaitkan dengan kontribusi ekonomi perempuan karena kontribusi ekonomi perempuan yang rendah belum tentu berhubungan dengan rendahnya
pendidikan anak karena selain mendapat bantuan dari program pemerintah biaya pendidikan sebagian besar ditanggung oleh pendapatan suami bukan dari
pendapatan ibu yang didapat dari hasil bekerja pada POS. Hal ini didukung dengan pernyataan N 42 tahun selaku pekerja perempuan dengan POS:
”...kalo dari gaji saya mah mana cukup buat nyekolahin anak. Kalo urusan sekolah mah bapanya, saya mah paling nambah-nambah
dikit aja kaya buat jajannya gitu...”
7.3.2 Kesehatan
Kesehatan keluarga adalah status kesehatan dan taraf gizi keluarga yang antara lain diukur melalui jenis pengobatan yang dilakukan oleh pekerja
perempuan dan juga keluarganya. Kesehatan merupakan salah satu indikator
untuk melihat kesejahteraan suatu keluarga. Semakin baik kesehatan suatu keluarga, maka semakin sejahtera pula keluarga pekerja perempuan tersebut. Data
pada Tabel 24 menunjukkan kondisi kesehatan keluarga pekerja perempuan.
Tabel 24. Jumlah Dan Persentase Keluarga Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan di Desa Jabon Mekar Bogor, 2011
Kesehatan Jumlah orang
Persentase
Rendah skor 3-9 42
84 Tinggi skor 10-15
8 16
Total 50 100
Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa kondisi kesehatan keluarga pekerja perempuan kurang baik, yaitu sebanyak 42 responden 84 persen yang
memiliki kondisi kesehatan rendah atau kurang baik dan hanya 8 responden 16 persen saja yang memiliki kondisi kesehatan tinggi atau baik.
Pada penelitian ini, hampir semua keluarga pekerja perempuan yang bekerja pada POS memiliki kondisi kesehatan yang kurang baik. Hal ini
ditunjukkan dengan jenis pengobatan yang dilakukan oleh keluarga pekerja perempuan. Hampir semua pekerja perempuan pergi ke dukun ketika mereka
melahirkan dan meminum obat warung ketika anak atau anggota keluarga lainnya mengalami sakit ringan.
Pekerja perempuan tersebut tidak mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan karena itu mereka pun mengalami marginalisation as concentration on
the margins of the labour market mendapatkan upah yang rendah serta kondisi
kerja yang buruk. Kondisi kesehatan tersebut dapat berhubungan tingkat kesejahteraan keluarga mereka. Semakin tinggi kondisi kesehatan keluarga
pekerja perempuan, maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan keluarga.
7.3.3 Pola Konsumsi