untuk melihat kesejahteraan suatu keluarga. Semakin baik kesehatan suatu keluarga, maka semakin sejahtera pula keluarga pekerja perempuan tersebut. Data
pada Tabel 24 menunjukkan kondisi kesehatan keluarga pekerja perempuan.
Tabel 24. Jumlah Dan Persentase Keluarga Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan di Desa Jabon Mekar Bogor, 2011
Kesehatan Jumlah orang
Persentase
Rendah skor 3-9 42
84 Tinggi skor 10-15
8 16
Total 50 100
Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa kondisi kesehatan keluarga pekerja perempuan kurang baik, yaitu sebanyak 42 responden 84 persen yang
memiliki kondisi kesehatan rendah atau kurang baik dan hanya 8 responden 16 persen saja yang memiliki kondisi kesehatan tinggi atau baik.
Pada penelitian ini, hampir semua keluarga pekerja perempuan yang bekerja pada POS memiliki kondisi kesehatan yang kurang baik. Hal ini
ditunjukkan dengan jenis pengobatan yang dilakukan oleh keluarga pekerja perempuan. Hampir semua pekerja perempuan pergi ke dukun ketika mereka
melahirkan dan meminum obat warung ketika anak atau anggota keluarga lainnya mengalami sakit ringan.
Pekerja perempuan tersebut tidak mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan karena itu mereka pun mengalami marginalisation as concentration on
the margins of the labour market mendapatkan upah yang rendah serta kondisi
kerja yang buruk. Kondisi kesehatan tersebut dapat berhubungan tingkat kesejahteraan keluarga mereka. Semakin tinggi kondisi kesehatan keluarga
pekerja perempuan, maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan keluarga.
7.3.3 Pola Konsumsi
Pola konsumsi adalah tingkat pengalokasian pengeluaran uang dalam keluarga untuk kebutuhan sehari-hari. Pola konsumsi di sini akan dilihat dari
frekuensi makan dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh keluarga pekerja
perempuan. Pola Konsumsi merupakan indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan keluarga pekerja perempuan yang bekerja pada POS. Semakin
tinggi pola konsumsi, maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan keluarga. Pada Tabel 25 ditunjukkan pola konsumsi keluarga pekerja perempuan yang
bekerja pada POS.
Tabel 25. Jumlah Dan Persentase Keluarga Responden Berdasarkan Pola Konsumsi di Desa Jabon Mekar Bogor, 2011
Pola Konsumsi Jumlah orang
Persentase
Rendah skor 3-12 39
78 Tinggi skor 13-22
11 22
Total 50 100
Berdasarkan Tabel 25 dapat dilihat bahwa pola konsumsi keluarga pekerja perempuan yang bekerja pada POS kurang baik. Hal ini dapat dilihat sebanyak 39
responden 78 persen memiliki pola konsumsi yang rendah, sedangkan sebanyak 11 responden 22 persen memiliki pola konsumsi yang tinggi. Berarti lebih dari
50 persen keluarga responden memiliki pola konsumsi yang kurang baik. Pola konsumsi keluarga ini dilihat dari frekuensi makan keluarga pekerja
perempuan, yaitu berapa kali keluarga pekerja perempuan makan dalam sehari dan juga dilihat dari kualitas jenis makanan yang dikonsumsi dengan mengacu
pada empat sehat lima sempurna nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, susu, dan juga buah-buahan dan kuantitas jenis makanan yang dikonsumsi oleh anggota
keluarga pekerja perempuan dalam POS. Keluarga pekerja perempuan mendapat pola konsumsi yang baik apabila mereka makan tiga kali sehari, memakan kelima
jenis makanan yang mengacu pada empat sehat lima sempurna dan jumlah jenis makanan yang dimakan ada lima jenis. Pada keluarga pekerja perempuan yang
bekerja pada POS, hampir semua mengkonsumsi nasi, sayur-mayur dan ikan asin. Mereka jarang mengkonsumsi daging ayam, daging sapi atau kambing, susu dan
juga buah-buahan dikarenakan harganya yang mahal. Rendahnya upah yang pekerja perempuan peroleh dari hasil bekerja pada POS membuat mereka tidak
bisa memenuhi kebutuhan gizi yang baik layaknya empat sehat lima sempurna.
7.4 Hubungan Marjinalisasi Perempuan dalam POS dengan Kesejahteraan Keluarga