Tabel 5. Perolehan Skor Responden dari Pernyataan mengenai Otonomi Perempuan di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011
Pernyataan Skor
Rendah keputusan suami dominan
Tinggi keputusan istri dominan
Produktif Menentukan Anda bekerja
1 2
Menentukan tempat kerja 1
2 Menentukan jenis pekerjaan
1 2
Menentukan jabatan 1
2 Menentukan upah yang diperoleh
1 2
Reproduktif Menentukan pendidikan anak
1 2
Menentukan jenis pengobatan 1
2 Menentukan jenis makanan
1 2
Menentukan pembelian non makanan 1
2 Menentukan hasil pemanfaatan kerja
1 2
Sosial Menentukan pendapat dalam kegiatan
organisasipolitik 1 2
Menentukan kesertaan dalam organisasipolitik
1 2 Menentukan kehadiran dalam
musyawarah 1 2
Menentukan kehadiran dalam perayaan atau selamatan
1 2 Total Skor
14 28
2.4.6 Kesejahteraan Keluarga
Kesejahteraan adalah suatu keadaan rumah tangga yang mengalami kecukupan dalam hal pendidikan anak, kesehatan, dan pola konsumsi.
Perhitungan skor kesejahteraan keluarga yang terdiri dari pendidikan anak, kesehatan, dan pola konsumsi adalah sebagai berikut:
2.4.6.1 Pendidikan anak
Pendidikan anak diukur dengan banyaknya anak pada usia sekolah yang
masih sekolah ataupun tidak sekolah. Pendidikan anak dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
1. Pendidikan anak rendah: terdapat anak usia sekolah yang tidak sekolah dalam
keluarga responden skor 1 2.
Pendidikan anak tinggi: tidak ada anak usia sekolah yang tidak sekolah dalam keluarga responden skor 2
2.4.6.2 Kesehatan
Kesehatan diukur dengan jenis pengobatan yang dilakukan keluarga pekerja perempuan. Jenis pengobatan dilihat dari apa yang dilakukan oleh pekerja
dan keluarganya ketika terdapat anggota keluarganya yang sakit. Skor jenis pengobatan berupa:
1. Obat warung = skor 1
2. Dukun = skor 2
3. Bidan = skor 3
4. Puskesmas = skor 4
5. Dokter = skor 5
Tabel 6. Perolehan Skor Responden dari Pernyataan mengenai Jenis Pengobatan di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011
Pernyataan Skor
Rendah Tinggi Saat hamil
1 5
Saat anak sakit ringan 1
5 Saat Anda sakit ringan
1 5
Total Skor 3
15
Berdasarkan data pada Tabel 6 dapat diketahui skor minimal yang diperoleh responden dari kesehatan adalah 3 dan skor maksimalnya 15.
Responden dikatakan memiliki kesehatan rendah apabila mendapat jumlah skor 3- 9. Responden dikatakan memiliki kesehatan rendah apabila mendapat jumlah skor
10-15.
2.4.6.3 Pola konsumsi
Pola konsumsi diukur oleh frekuensi makan dan jenis makanan yang dikonsumsi. Perhitungan skor pola konsumsi yang terdiri dari frekuensi makan
dan jenis makanan adalah sebagai berikut: • Frekuensi makan
Frekuensi makan merupakan variabel untuk melihat pola konsumsi keluarga pekerja perempuan. Frekuensi makan dilihat dari seberapa sering
pekerja dan keluarganya makan dalam satu hari. Frekuensi makan dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
1. Frekuensi makan rendah: frekuensi makan 2 kali skor 1.
2. Frekuensi makan tinggi: frekuensi makan 3 kali skor 2.
• Kualitas jenis makanan Kualitas jenis makanan merupakan variabel untuk melihat pola konsumsi
keluarga pekerja perempuan. Kualitas jenis makanan dilihat dari makanan apa saja yang dikonsumsi oleh pekerja dan keluarganya dalam satu hari yang
mengacu pada empat sehat lima sempurna. Kualitas jenis makanan berupa: 1.
Nasi = skor 1 2.
Sayur-Mayur = skor 2 3.
Buah-buahan = skor 3 4.
Daging = skor 4 5.
Susu = skor 5 Kualitas jenis makanan dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
1. Kualitas jenis makanan rendah: Responden memperoleh jumlah skor 1-8.
2.
Kualitas jenis makanan tinggi: Responden memperoleh jumlah skor 9-15.
• Kuantitas jenis makanan Kuantitas jenis makanan merupakan variabel untuk melihat pola konsumsi
keluarga pekerja perempuan. Kuantitas jenis makanan dilihat dari ada berapa macam makanan yang dikonsumsi oleh pekerja dan keluarganya dalam satu hari
yang mengacu pada empat sehat lima sempurna. Kuantitas jenis makanan berupa: 1.
1 jenis = skor 1
2. 2 jenis = skor 2
3. 3 jenis = skor 3
4. 4 jenis = skor 4
5. 5 jenis = skor 5
Kuantitas jenis makanan dibagi menjadi dua kategori, yaitu: 1.
Kuantitas jenis makanan rendah: Responden memperoleh jumlah skor 1-2. 2.
Kuantitas jenis makanan tinggi: Responden memperoleh jumlah skor 3-5.
Skor minimal yang diperoleh responden dari pola konsumsi adalah 3 dan skor maksimalnya adalah 22. Seseorang dapat dikatakan pola konsumsi rendah
apabila mendapat jumlah skor 3-12 kode 1. Seseorang dikatakan pola konsumsi tinggi apabila mendapat jumlah skor 13-22 kode 2.
Tabel 7. Perolehan Skor Responden dari Pernyataan mengenai Kesejahteraan keluarga di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011
Pernyataan Skor
Rendah Tinggi Pendidikan Anak
1 2
Kesehatan 3 15
Pola Konsumsi -
Frekuensi makan -
Kualitas enis makanan 1
1 2
15 -
Kuantitas jenis makanan 1
5 Total Skor
7 39
Berdasarkan data pada Tabel 7 dapat diketahui skor minimal yang diperoleh responden dari kesejahteraan keluarga adalah 7 dan skor maksimal
adalah 39. Perempuan dikatakan kesejahteraan keluarganya rendah apabila memperoleh jumlah skor kurang
dari 7-22 kode 1. Perempuan dikatakan
kesejahteraan keluarganya tinggi apabila memperoleh jumlah skor lebih dari atau sama dengan 23-39 kode 2.
BAB III PENDEKATAN LAPANGAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualititatif. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang
menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dalam pendekatan kuantitatif, penelitian ini menggunakan
metode penelitian survei adalah penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau interview supaya
menggambarkan berbagai aspek dari populasi Koentjaraningrat, 1994. Penelitian in didukung pula oleh pendekatan kualitatif yang merupakan
prosedur penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau data dari subyek penelitian secara alamiah, berdasarkan pengalaman sosial mereka masing-
masing, dan data yang didapatkan merupakan data deskriptif yang berupa kata- kata dari subyek penelitian. Dalam pendekatan kualitatif, penelitian ini akan
menggunakan metode studi kasus. Metode studi kasus digambarkan sebagai suatu kesatuan dalam bentuk unit tunggal seperti misalnya individu, lembaga atau
organisasi Kusmayadi Endar, 2000.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Jabon Mekar, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
secara sengaja purposive berdasarkan pertimbangan bahwa wilayah tersebut terdapat perempuan menikah, mempunyai anak serta bekerja pada industri putting
out system, selain itu juga karena kemudahan akses sehingga memudahkan
peneliti dalam memperoleh data dan informasi. Pengambilan data lapangan dilakukan selama sebulan yaitu pada bulan
Mei sampai bulan Juni 2011 dan dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data pada Bulan Juni-Agustus 2011.