pertukaran data, f manipulasi data, g pemanggilan dan presentasi, dan h analisis data.
Menurut Jaya 2002, pada bidang kehutanan, SIG sangat diperlukan guna mendukung pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah keruangan
spatial mulai dari tahap perencanaan, pengelolaan sampai dengan pengawasan. SIG sangat membantu memecahkan permasalahan yang menyangkut luasan
polygon, batas line atau arc dan lokasi point. Data spasial peta yang umum digunakan di bidang kehutanan, antara lain peta rencana tata ruang, peta rencana
tata guna hutan, peta rupa bumi kontur, peta jaringan jalan, peta jaringan sungai, peta tata batas, peta batas unit pengelolaan hutan, peta batas administrasi
kehutanan, peta tanah, peta iklim, peta geologi, peta vegetasi, dan peta potensi sumberdaya hutan.
2.2 Teknik Penafsiran Visual
Lillesand dan Kiefer 1990 menjelaskan bahwa penafsiran visual dilakukan atas sifat fisik yang tampak pada citra. Keberhasilan di dalam penafsiran citra
sangat bervariasi bergantung kepada pengalaman penafsir, sifat objek yang diinterpretasi, dan kualitas citra yang digunakan.
Studi secara sistematik pada citra biasanya meliputi beberapa sifat khas dasar kenampakan pada citra. Karakteristik tersebut dapat berguna untuk beberapa
keperluan tertentu, tergantung pada bidang terapannya. Meskipun demikian, sebagian besar terapan mempertimbangkan tujuh karakteristik dasar atau
variasinya, yakni: bentuk, ukuran, pola, bayangan, tekstur, rona, tekstur, dan lokasi.
Proses penafsiran visual citra dapat dipermudah dengan menggunakan kunci penafsiran. Kunci penafsiran dapat membantu penafsir menilai informasi yang
disajikan pada citra dengan terorganisasi dan konsisten. Kunci penafsiran menyajikan petunjuk tentang pengenalan kenampakan atau kondisi objek pada
citra. Secara ideal, kunci penafsiran terdiri dari dua bagian dasar, yaitu: 1 sekumpulan ilustrasi tentang kenampakan atau kondisi yang harus diidentifikasi
dari suatu kenampakan yang dikenali; 2 grafik atau deskripsi verbal yang dikemukakan secara sistematik tentang karakteristik pengenalan citra bagi
kenampakan atau kondisi tersebut.
Beberapa penerapan dalam penafsiran citra melibatkan delineasi pada wilayah tertentu pada citra. Pada pemetaan pada tutupan seperti penutupan lahan,
tipe tanah, atau tipe hutan, penafsir perlu memutuskan garis batas antara tutupan yang satu dengan yang lain. Delineasi wilayah tertentu pada citra memiliki dua
hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1 definisi setiap klasifikasi yang digunakan dalam membedakan masing-masing kategori yang muncul dalam penafsiran; 2
batasan wilayah terkecil dimana bisa dilakukan proses delineasi atau minimum mapping unit MMU.
2.3 Radar Radio Detection and Ranging