Topografi Iklim Tanah Evaluasi manual penafsiran visual citra alos palsar dalam mengidentifikasi penutupan lahan menggunakan citra alos palsar resolusi 50 M

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 8°340 - 8°5048 Lintang Selatan dan 114°2553 - 115°4240 Bujur Timur. Relief dan topografi Pulau Bali di tengah-tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari Barat ke Timur. Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Batas fisiknya adalah sebagai berikut:  Sebelah Utara : Laut Bali  Sebelah Timur : Selat Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat  Sebelah Selatan : Samudera Indonesia  Sebelah Barat : Selat Bali Provinsi Jawa Timur Secara administratif, Provinsi Bali terbagi menjadi delapan kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem, Klungkung, Bangli, Buleleng, dan Kota Denpasar yang juga merupakan ibukota provinsi. Selain Pulau Bali, Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau kecil lainnya, yaitu: Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan di wilayah Kabupaten Klungkung, Pulau Serangan di wilayah Kota Denpasar, dan Pulau Menjangan di Kabupaten Buleleng. Luas total wilayah Provinsi Bali adalah 5.634,40 ha dengan panjang pantai mencapai 529 km Pemerintah Provinsi Bali 2008.

4.2 Topografi

Morfologi wilayah Provinsi Bali terdiri dari daerah dataran rendah pantai, sungai, rawa, danau, dataran vulkanik, serta dataran sedimen yang berbentuk landai dengan kemiringan 0-5 dan ketinggian berkisar 0-25 m diatas permukaan laut. Provinsi Bali merupakan daerah pegunungan dan perbukitan yang meliputi sebagian besar wilayahnya.

4.3 Iklim

Wilayah Bali secara umum beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin musim. Terdapat musim kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh musim pancaroba dengan curah hujan tertinggi mencapai 425,4 mm per tahun. Rata-rata suhu maksimum berkisar antara 29,8-33,4 °C dan rata-rata suhu minimum berkisar antara 21,9-32,5 °C. Kelembaban udara rata-rata di wilayah ini adalah sebesar 77,7 .

4.4 Tanah

Menurut peta tanah yang dikeluarkan oleh Lembaga Penelitian Tanah terdapat 5 lima golongan tanah dan 17 tujuh belas jenis sub group tanah yang ada di daerah Bali antara lain : 1. Aluvial 2 jenis tanah 2. Regosol 8 jenis tanah 3. Andosol 1 jenis tanah 4. Latosol 4 jenis tanah 5. Mediteran 2 jenis tanah Tanah aluvial penyebarannya kira-kira 4,72 dari seluruh areal Pulau Bali dan di Indonesia golongan tanah ini dipergunakan untuk sawah, palawija dan perikanan. Di Bali pada tanah aluvial disamping digunakan untuk sawah, sebagian lagi ditumbuhi vegetasi rawa. Tanah regosol merupakan tanah yang penyebarannya nomor dua setelah latosol, adalah: 40 dari seluruh areal tanah pulau Bali. Kabupaten Bangli seluruh tanahnya regosol yang umumnya tanah ini baik dipergunakan untuk padi sawah, palawija, tembakau dan sayur-sayuran. Di Bali, tanah regosol merupakan tanah yang paling banyak ditanami. Tanah andosol luas penyebarannya kira-kira 5,10 dari luas seluruh areal di Bali. Golongan tanah ini dipergunakan untuk tanaman kopi dan hutan lindung. Tanah latosol mempunyai penyebaran yang terluas yang diperkirakan 43,27 dari seluruh areal tanah di Bali tanpa Pulau Nusa Penida. Latosol yang terluas terdapat di Kabupaten Buleleng, Tabanan dan Jembrana, yang keseluruhannya 78,5 dari seluruh luas tanah latosol di Bali. Golongan tanah ini dipergunakan untuk padi sawah, palawija, kacang-kacangan, ubi-ubian, buah- buahan, cengkeh dan kopi.

4.5 Penggunaan Lahan

Dokumen yang terkait

Evaluasi Akurasi Klasifikasi Penutupan Lahan Menggunakan Citra Alos Palsar Resolusi Rendah Studi Kasus Di Pulau Kalimantan

0 22 94

Evaluasi penafsiran citra alos palsar resolusi 12,5 m slope corrected dan 50 meter dengan menggunakan metode manual dan digital dalam identifikasi penutupan lahan (studi kasus di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi)

3 16 93

Aplikasi dan evaluasi citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan 12,5 m untuk identifikasi tutupan lahan: studi kasus di Kabupaten Brebes, Cilacap, Banyumas dan Ciamis

2 15 87

Perbandingan penafsiran visual antara Citra Alos Palsar Resolusi 50 m dengan Citra Landsat Resolusi 30 m dalam mengidentifikasi penutupan lahan (Studi Kasus di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur)

0 5 180

Aplikasi dan Evaluasi Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m, Resolusi 12,5 m, dan Resolusi 6 m untuk Identifikasi Tutupan Lahan (studi kasus di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Samosir)

0 3 145

Identifikasi Hutan Lahan Basah Menggunakan Citra ALOS PALSAR di Kalimantan Selatan

1 5 55

Aplikasi Citra ALOS PALSAR Multiwaktu Resolusi 50 m dalam Identifikasi Tutupan Lahan di Provinsi Lampung

0 2 136

Model Spasial Pendugaan dan Pemetaan Biomassa di Atas Permukaan Tanah Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 12.5 M.

4 19 51

Klasifikasi dan Detektsi Perubahan Tutupan Hutan dan Lahan Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 Meter di Wilayah Barat Provinsi Jambi.

0 9 70

Model Penduga Biomassa Hutan Alam Lahan Kering Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 M di Areal Kerja PT. Trisetia Intiga

0 5 165