Permukiman Pertanian Lahan Kering

5.4.8 Permukiman

Kelas interpretasi permukiman merupakan kenampakan kawasan permukiman, baik perkotaan atau pedesaan yang masih mungkin untuk dipisahkan BAPLAN 2008a. JICA dan Fahutan IPB 2010 mendefinisikan permukiman sebagai bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal dan bekerja. a b Gambar 29 Tutupan lahan berupa permukiman di sekitar Denpasar, Bali a lokasi pada citra b lokasi di lapangan. Titik verifikasi ditempatkan di kawasan permukiman yang tersebar di seluruh wilayah interpretasi Bali. Wilayah permukiman yang didapat di lapangan berupa wilayah perkotaan Gambar 29 dan Gambar 30. Tutupan lahan permukiman umumnya memiliki penampakan merah-muda, hijau, kuning, hingga putih dengan tone cerah. Tutupan lahan permukiman umumnya memiliki aksesibilitas jalan yang sangat tinggi. a b Gambar 30 Tutupan lahan berupa pemukiman di sekitar Klungkung, Bali a lokasi pada citra b lokasi di lapangan. Hasil delineasi tutupan lahan permukiman yang digunakan untuk perbandingan adalah hasil delineasi permukiman di sekitar Kota Denpasar, Bali. Pada Gambar 31 dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara hasil delineasi penafsiran citra ALOS PALSAR tahun 2009 dan hasil delineasi penafsiran citra ALOS PALSAR tahun 2010 walaupun pada citra tersebut terdapat perbedaan tingkat kecerahan. Keterangan penafsiran yang diberikan pada manual penafsiran visual sudah dapat dianggap cukup konsisten dalam memberikan hasil penafsiran tutupan lahan permukiman. a b Gambar 31 Perbandingan delineasi permukiman a hasil penafsiran tahun 2009 b hasil penafsiran tahun 2010.

5.4.9 Pertanian Lahan Kering

Kelas interpretasi pertanian lahan kering merupakan semua aktivitas pertanian di lahan kering seperti ladang BAPLAN 2008a. JICA dan Fahutan IPB 2010 mendefinisikan pertanian lahan kering sebagai semua aktifitas pertanian di lahan kering seperti tegalan dan ladang. Beberapa jenis tutupan lahan yang juga ditemukan di lapangan dan dikategorikan menjadi pertanian lahan kering adalah jenis penggunaan lahan sebagai kebun jeruk dan jenis tanaman tahunan lainnya. Titik verifikasi ditempatkan di daerah yang di interpretasi sebagai pertanian lahan kering dan memiliki akses jalan Gambar 32. Tutupan lahan pertanian lahan kering umumnya memiliki kenampakan warna hijau berbercak biru dan terdapat pada daerah yang umumnya sulit memperoleh air. a b Gambar 32 Tutupan lahan berupa pertanian lahan kering di sekitar Kintamani a lokasi pada citra b lokasi di lapangan. Wilayah pertanian lahan kering yang digunakan untuk perbandingan delineasi tutupan lahan pertanian lahan kering adalah di sekitar Danau Buyan. Pada Gambar 33 dapat dilihat bahwa walaupun terjadi perbedaan bentuk poligon, namun tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap penafsiran hamparan tutupan lahan pertanian lahan kering. a b Gambar 33 Perbandingan delineasi pertanian lahan kering a hasil penafsiran tahun 2009 b hasil penafsiran tahun 2010. Petunjuk penafsiran yang diberikan oleh kunci penafsiran tutupan lahan terhadap tutupan lahan pertanian lahan kering sudah cukup konsisten. Gambar 33 dapat dilihat masing-masing kenampakan pertanian lahan kering pada hasil delineasi penafsiran citra ALOS PALSAR tahun 2009 dan 2010.

5.4.10 Sawah

Dokumen yang terkait

Evaluasi Akurasi Klasifikasi Penutupan Lahan Menggunakan Citra Alos Palsar Resolusi Rendah Studi Kasus Di Pulau Kalimantan

0 22 94

Evaluasi penafsiran citra alos palsar resolusi 12,5 m slope corrected dan 50 meter dengan menggunakan metode manual dan digital dalam identifikasi penutupan lahan (studi kasus di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi)

3 16 93

Aplikasi dan evaluasi citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan 12,5 m untuk identifikasi tutupan lahan: studi kasus di Kabupaten Brebes, Cilacap, Banyumas dan Ciamis

2 15 87

Perbandingan penafsiran visual antara Citra Alos Palsar Resolusi 50 m dengan Citra Landsat Resolusi 30 m dalam mengidentifikasi penutupan lahan (Studi Kasus di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur)

0 5 180

Aplikasi dan Evaluasi Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m, Resolusi 12,5 m, dan Resolusi 6 m untuk Identifikasi Tutupan Lahan (studi kasus di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Samosir)

0 3 145

Identifikasi Hutan Lahan Basah Menggunakan Citra ALOS PALSAR di Kalimantan Selatan

1 5 55

Aplikasi Citra ALOS PALSAR Multiwaktu Resolusi 50 m dalam Identifikasi Tutupan Lahan di Provinsi Lampung

0 2 136

Model Spasial Pendugaan dan Pemetaan Biomassa di Atas Permukaan Tanah Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 12.5 M.

4 19 51

Klasifikasi dan Detektsi Perubahan Tutupan Hutan dan Lahan Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 Meter di Wilayah Barat Provinsi Jambi.

0 9 70

Model Penduga Biomassa Hutan Alam Lahan Kering Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 M di Areal Kerja PT. Trisetia Intiga

0 5 165