Sawah Penghitungan Keakuratan Penafsiran dan Klasifikasi Tutupan Lahan

a b Gambar 33 Perbandingan delineasi pertanian lahan kering a hasil penafsiran tahun 2009 b hasil penafsiran tahun 2010. Petunjuk penafsiran yang diberikan oleh kunci penafsiran tutupan lahan terhadap tutupan lahan pertanian lahan kering sudah cukup konsisten. Gambar 33 dapat dilihat masing-masing kenampakan pertanian lahan kering pada hasil delineasi penafsiran citra ALOS PALSAR tahun 2009 dan 2010.

5.4.10 Sawah

Kelas interpretasi sawah merupakan semua aktivitas pertanian lahan basah yang dicirikan oleh pola pematang Terutama di Pulau Jawa. Perlu diperhatikan adanya fase rotasi tanam, kelas ini memasukan juga sawah musiman, sawah tadah hujan, dan sawah irigasi BAPLAN 2008a. JICA dan Fahutan IPB 2010 mendefinisikan kelas penafsiran sawah sebagai semua aktifitas pertanian lahan basah yang dicirikan oleh pola pematang. Titik verifikasi ditempatkan di daerah yang ditafsirkan sebagai sawah dan tersebar di seluruh wilayah interpretasi pulau Bali. Wilayah persawahan yang ditemukan di lapangan ada yang tidak berupa sawah, namun terdapat saluran irigasi yang masih relatif basah. Hal ini dapat dikarenakan adanya rotasi tanam Gambar 34. Tutupan lahan sawah umumnya memiliki warna biru hingga ungu, memiliki pola berpetak dan umumnya terdapat aksesibilitas jalan yang cukup tinggi. a b Gambar 34 Tutupan lahan berupa sawah di sekitar Gianyar a lokasi pada citra b lokasi di lapangan. Pada Gambar 35 di bawah ini, dapat dilihat bahwa delineasi tutupan lahan sawah hasil penafsiran citra ALOS PALSAR tahun 2009 dengan hasil penafsiran citra ALOS PALSAR tahun 2010 berbeda luasan. Hal ini dikarenakan hasil penafsiran citra ALOS PALSAR pada penelitian sebelumnya hanya diperoleh data hasil penafsiran tutupan lahan sawah pada poligon tertentu saja, sehingga luasan hasil penafsiran tutupan lahan sawah yang dapat dibandingkan tidak banyak. a b Gambar 35 Perbandingan delineasi tutupan lahan sawah a hasil penafsiran tahun 2009 b hasil penafsiran tahun 2010. Dari hasil penafsiran dapat ditarik kesimpulan bahwa wilayah yang ditafsirkan dan di verifikasi sebagai tutupan lahan sawah adalah kurang lebih sama Gambar 35, dan elemen penafsiran tutupan lahan sawah yang diberikan pada manual penafsiran visual citra ALOS PALSAR dapat dikatakan konsisten.

5.4.11 Semak Belukar

Dokumen yang terkait

Evaluasi Akurasi Klasifikasi Penutupan Lahan Menggunakan Citra Alos Palsar Resolusi Rendah Studi Kasus Di Pulau Kalimantan

0 22 94

Evaluasi penafsiran citra alos palsar resolusi 12,5 m slope corrected dan 50 meter dengan menggunakan metode manual dan digital dalam identifikasi penutupan lahan (studi kasus di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi)

3 16 93

Aplikasi dan evaluasi citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan 12,5 m untuk identifikasi tutupan lahan: studi kasus di Kabupaten Brebes, Cilacap, Banyumas dan Ciamis

2 15 87

Perbandingan penafsiran visual antara Citra Alos Palsar Resolusi 50 m dengan Citra Landsat Resolusi 30 m dalam mengidentifikasi penutupan lahan (Studi Kasus di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur)

0 5 180

Aplikasi dan Evaluasi Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m, Resolusi 12,5 m, dan Resolusi 6 m untuk Identifikasi Tutupan Lahan (studi kasus di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Samosir)

0 3 145

Identifikasi Hutan Lahan Basah Menggunakan Citra ALOS PALSAR di Kalimantan Selatan

1 5 55

Aplikasi Citra ALOS PALSAR Multiwaktu Resolusi 50 m dalam Identifikasi Tutupan Lahan di Provinsi Lampung

0 2 136

Model Spasial Pendugaan dan Pemetaan Biomassa di Atas Permukaan Tanah Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 12.5 M.

4 19 51

Klasifikasi dan Detektsi Perubahan Tutupan Hutan dan Lahan Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 Meter di Wilayah Barat Provinsi Jambi.

0 9 70

Model Penduga Biomassa Hutan Alam Lahan Kering Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 M di Areal Kerja PT. Trisetia Intiga

0 5 165