3.3.1.5 Pembuatan Peta Kerja
Peta kerja dibuat sebagai alat pembantu pengamatan di lapangan. Peta kerja dibuat dengan menumpangtindihkan overlay citra ALOS PALSAR, lokasi titik
pengamatan, peta administrasi Provinsi Bali, peta jaringan jalan Provinsi Bali, dan hasil delineasi penafsiran visual citra ALOS PALSAR Provinsi Bali. Peta kerja
kemudian dicetak di kertas A3 dengan skala 1:150000.
3.3.2 Pengambilan Data Lapangan
Blanko tally sheet yang digunakan untuk mencatat data-data lapangan berbentuk buku yang diisi dengan ID plot, jenis tutupan lahan, nomor foto, jenis
vegetasi, kondisi vegetasi, tapak, topografi, fisiografi, dan sketsa lapangan. Sketsa yang dibuat berukuran 300 × 300 meter Gambar 6. Pemotretan bentang titik
pengamatan yang dapat menggambarkan kondisi tutupan lahan juga dilakukan sebagai alat bantu argumen hasil verifikasi.
Gambar 6 Blangko pembuatan sketsa jenis tutupan lahan di lapangan.
50 100
3.3.3 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menghitung akurasi hasil penafsiran menggunakan akurasi umum dan akurasi kappa dan melakukan perbandingan
hasil penafsiran tahun 2009 dengan hasil penafsiran pada penelitian ini.
3.3.3.1 Pengukuran Akurasi Hasil Penafsiran Visual
Jenis tutupan lahan hasil penafsiran visual berdasarkan manual penafsiran citra ALOS PALSAR kemudian dibandingkan dengan hasil pengecekan lapangan
dengan menggunakan matriks kesalahan Confusion Matrix atau matriks kontingensi, adalah suatu matriks persegi yang dibuat melalui proses klasifikasi
tutupan lahan yang diwakili oleh titik verifikasi Tabel 6. Titik verifikasi ditentukan secara acak kemudian di verifikasi di lapangan. Akurasi diukur
menggunakan Overall Accuracy OA, yaitu persentase jumlah tutupan lahan yang dikelaskan secara benar dibagi dengan jumlah seluruh piksel yang
digunakan.
Overall Accuracy memiliki potensi pendugaan akurasi yang cenderung over estimate, sehingga kemudian diperlukan juga pengukuran akurasi kappa K yang
secara matematis dapat dihitung menggunakan persamaan:
dimana: X
ii
= nilai diagonal dari matriks kontingensi baris ke-i dan kolom ke-i X
i+
= jumlah piksel dalam kolom ke-i X
i+
= jumlah piksel dalam baris ke-i N
= banyaknya titik contoh Dalam matriks kontingensi dapat pula dihitung besarnya akurasi pembuat
Producer’s AccuracyPA dan akurasi pengguna User’s AccuracyUA dari setiap kelas. Secara matematis akurasi tersebut dapat dihitung menggunakan
persamaan:
Tabel 6 Matriks kontingensi Interpretasi
Awal Hasil Verifikasi Lapangan
Jumlah Piksel
Akurasi Pengguna
A B
C Total
Piksel
A
X
11
X
12
X
13
X
1+
X
11
X
1+
B
X
21
X
22
X
23
X
2+
X
22
X
2+
C
X
31
X
32
X
33
X
3+
X
33
X
3+
Total Piksel
X
+1
X
+2
X
+3
N
Akurasi Pembuat
X
11
X
+1
X
12
X
+2
X
13
X
+3
Sumber: Jaya 2007
3.3.3.2 Perbandingan Hasil Penafsiran Visual
Penggunaan manual penafsiran citra ALOS PALSAR dalam menduga jenis tutupan lahan di Pulau Bali telah dilakukan pada penelitian di tahun 2009.
Penelitian ini menghasilkan 10 jenis tutupan lahan. Untuk memeriksa konsistensi pengkategorian hasil penafsiran tutupan lahan, hasil penafsiran tutupan lahan
penelitian tahun 2009 ditumpangtindihkan overlay dengan hasil penafsiran tutupan lahan dalam penelitian ini. Kemudian diperiksa hasil penafisran tutupan
lahan pada daerah yang sama, apakah ditemukan hasil penafsiran yang konsisten atau tidak.
3.3.4 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Pemotongan Citra
Penafsiran Visual dan Delineasi
Penentuan Titik Pengamatan Lapangan
Peta Kerja
Verifikasi Hasil Interpretasi dan
Pengamatan Lapangan
Hasil
Selesai Gambar 7 Diagram alir penelitian
Uji Akurasi 85
Pembuatan Synthetic Band dan Citra Komposit
Peta Administrasi Peta Jalan
Penafsiran Visual dan Perbaikan Delineasi
85
Overlay Hasil Penafsiran
Tutupan Lahan 2009
Konsisten atau Tidak Konsisten
Uji Konsistensi Hasil Penafsiran
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis
Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 8°340 - 8°5048 Lintang Selatan dan 114°2553 - 115°4240 Bujur Timur. Relief dan topografi Pulau
Bali di tengah-tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari Barat ke Timur. Provinsi Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok.
Batas fisiknya adalah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Laut Bali Sebelah Timur
: Selat Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat : Selat Bali Provinsi Jawa Timur
Secara administratif, Provinsi Bali terbagi menjadi delapan kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem,
Klungkung, Bangli, Buleleng, dan Kota Denpasar yang juga merupakan ibukota provinsi. Selain Pulau Bali, Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau kecil
lainnya, yaitu: Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan di wilayah Kabupaten Klungkung, Pulau Serangan di wilayah Kota Denpasar, dan
Pulau Menjangan di Kabupaten Buleleng. Luas total wilayah Provinsi Bali adalah 5.634,40 ha dengan panjang pantai mencapai 529 km Pemerintah Provinsi Bali
2008.
4.2 Topografi
Morfologi wilayah Provinsi Bali terdiri dari daerah dataran rendah pantai, sungai, rawa, danau, dataran vulkanik, serta dataran sedimen yang berbentuk
landai dengan kemiringan 0-5 dan ketinggian berkisar 0-25 m diatas permukaan laut. Provinsi Bali merupakan daerah pegunungan dan perbukitan
yang meliputi sebagian besar wilayahnya.
4.3 Iklim
Wilayah Bali secara umum beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin musim. Terdapat musim kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh musim