27
menggantungkan pada ijazah dengan bukan mental pencari kerja.
53
Maksudnya, dengan siswa mengikuti pendidikan pada boarding school, diharapkan siswa tidak menggantungkan pada kecerdasan
intelektualnya saja, tetapi memiliki sikap sikap yang baik. Maksudin, mempertegas dengan siswa mengikuti sistem boarding
school berperan sebagai wahana suntuk mendidik kecerdasan dan keterampilan siswa disamping mendidik mereka agar memiliki sikap
toleran, saling menghargai tidak menonjolkan sikap keturunan ras dan untuk membangkitkan nasionalisme dengan menyatakan kebebasan.
54
Berdasarkan paparan diatas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya dengan pendidikan yang ada pada boarding school dapat
memberikan manfaat lebih banyak kepada peserta didik karena proses pendidikan bukan hanya dilakukan pada jam pelajaran di sekolah,
namun pendidikan yang berlangsung pada lembaga boarding school terjadi selama 24 jam. Lembaga boarding school mempunyai waktu
yang lebih dalam mengembangkan nilai-nilai pada diri siswa. Bimbingan dan pengawasan dari guru serta wali asrama menjadi suatu
komunikasi intensif antara pendidik dan peserta didik yang dapat dijadikan sebagai perwujudan strategi penanaman nilai-nilai pada
lembaga boarding school.
4. Pendekatan Pendidikan Nilai pada Boarding School
Dalam sistem boarding school, peserta didik diharuskan untuk tinggal di lingkungan asrama sehingga pendidik dapat mengawasi
seluruh kegiatan dan perkembangan yang ada pada diri siswa. Seluruh kegiatan siswa baik intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kegiatan asrama
di pantau dan di bimbing oleh guru selama 24 jam. Sistem boarding school, mengintegrasikan pembelajaran ilmu agama dan ilmu umum
53
Haidar Putra Daulay, “Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia”,
Jakarta : Kencana, 2007, Cet. II, h. 71
54
Maksudin, op.cit. h. 104
28
yang bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa sehingga terbentuk nilai-nilai yang baik pada siswa.
Menurut Zakiah dan Rusdiana, ada beberapa pendekatan dalam proses pendidikan nilai di sekolah. Pendekatan ini merupakan cara
yang dilakukan pada proses pengalihan nilai dari pendidik kepada peserta didik. Pendekatan tersebut yaitu:
a. Melalui
pendekatan emosional,
pendidik berusaha
mengaktifkan nilai afektif peserta didik. b.
Membina perilaku postif. Pendidik dapat membina perilaku positif siswa secara berulang-ulang.
c. Transformasi dan penanaman nilai yang disampaikan pada
peserta didik bersifat kontinue, perlahan-lahan, sedikit demi sedikit sehingga membentuk kebiasaan dan sifat kepribadian
peserta didik.
55
Pendekatan pendidikan nilai dapat diarahkan pada proses penanaman nilai-nilai pendidikan yang dapat terwujud pada
pembelajaran. Nilai-nilai yang ditanamkan pada siswa berupa transfer atau pengalihan dari pendidik ke peserta didik agar mencapai
targettujuan nilai yang diharapkan yakni untuk membentuk moral, mental dan pribadi yang baik.
Pendapat lain, menurut Kircshenbaum dikutip dalam Damiyati Zuchdi pendekatan penanaman pendidikan nilai yang dilakukan pada
lembaga pendidikan dengan penedekatan komphrensif yang meliputi : a.
Inkalkulasi nilai yaitu menanamkan nilai dan moralitas dapat berupa menghargai orang lain, membuka komunikasi dengan
lingkungan, menciptkan pengalaman sosial. b.
Modelingketeladanan nilai Pemberian teladan merupakan pendekatan yang biasa di
lakukan, biasanya guru di lingkungan sekolah asrama berperan sebagai model bagi murid-muridnya. Dengan keteladanan nilai
ini, murid-mencontoh perilakutingkah laku yang dilakukan guru-guru di sekelilingnya. Untuk itu guruwali di lingkungan
pendidikan mempunyai tanggung jawab yang besar dalam hal nilai perilakunya sendiri.
c. Fasilitasi
55
Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 168
29
Pada fasilitasi ini melatih peserta didik untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Pada fasilitasi dapat
membawa dampak positif bagi kepribadian peserta didik. Kegiatan fasilitasi biasanya memberikan kesempatan kepada
peserta didik ,menyusun pendapat, menghragai pandangannya dan juga memotivasi peserta didik menghubungkan persoalan
nilai dengan kehidupan
d. Skill development yaitu pengembangan keterampilan untuk
mencapai kehidupan pribadi yang tenteram.
56
Ahmad Fikri dalam Anas Solahudin menambahkan, beberapa pendekatan dalam pendidikan nilai yaitu dengan keteladanan,
pembelajaran, pemberdayaan, penguatan terus menerus, monitoring dan evaluasi.
57
Djahiri yang dikutip dalam Yuliati Zakiah dan Rusdiana, mengemukakan pendekatan pendidikan nilai yaitu evocation,
inclucation, model reasoring dan value clarification. Penjelasannya sebagai berikut :
a. Evocation yaitu pendekatan kepada peserta didik melalui
pemberian kesempatan untuk secara bebas mengekspresikan respon afektif.
b. Inculcation yaitu pendekatan agar peserta didik menerima
stimulus yang diarahkan. c.
Model reasoring yaitu pendekatan agar terjadi transaksi intelektual tinggi dalam pemecahan masalah-masalah pada diri
siswa. d.
Value clarification yaitu pendekatan melalui stimuslus terarah sgar siswa diajak mencari kejelasan isi pesan keharusan nilai
moral.
58
Berdasarkan paparan di atas dapat dikemukakan bahwa pendekatan pendidikan nilai dapat dilakukan dengan beberapa cara
yang mencakup inkalkulasi nilai yaitu membangun komunikasi dengan orang lain sehingga tercipta saling menghargai satu sama lain,
modelingketeladanan yaitu pendekatan melalui sikap guru yang
56
Damiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2009, h. 46-51
57
Solahudin, Op. Cit., h. 71
58
Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 71
30
menjadi contoh sikap bagi para siswa dan fasilitasi yaitu sikap memberikan keleluasaan pada siswa dalam menyelesaikan masalah-
masalahnya sehingga secara tidak langsung dapat membentuk pribadi kuat dalam diri siswa. Pendekatan yang dilakukan secara berulang-
ulang dan terus menerus bertujuan agar penanaman nilai yang disampaikan dapat menjadi suatu kebiasaan. Dengan pendekatan ini,
peserta didik lebih mudah menyerap nilai-nilai yang diajarkan dan ditanamkan, pesan yang disampaikan pendidik kepada peserta didik
pun lebih mudah diserap. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa dalam proses
pendidikan diperlukan pendekatan penanaman nilai agar tujuan pendidikan nilai yang selama ini menjadi bagian tujuan pendidikan
nasional dapat tercapai. Karena pada hakikatnya pendidikan bukan hanya dilihat dari keberhasilan intelektual peserta didik saja tetapi juga
nilai moral yang dimiliki peserta didik yang nantinya dapat bermanfaat di masyarakat pada masa yang akan datang. Pendekatan dapat
dilakukan secara terus menerus atau berulang-ulang sehingga menjadi habituasi pada peserta didik.
5. Strategi Mewujudkan Keberhasilan Pendidikan Nilai Siswa