30
menjadi contoh sikap bagi para siswa dan fasilitasi yaitu sikap memberikan keleluasaan pada siswa dalam menyelesaikan masalah-
masalahnya sehingga secara tidak langsung dapat membentuk pribadi kuat dalam diri siswa. Pendekatan yang dilakukan secara berulang-
ulang dan terus menerus bertujuan agar penanaman nilai yang disampaikan dapat menjadi suatu kebiasaan. Dengan pendekatan ini,
peserta didik lebih mudah menyerap nilai-nilai yang diajarkan dan ditanamkan, pesan yang disampaikan pendidik kepada peserta didik
pun lebih mudah diserap. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa dalam proses
pendidikan diperlukan pendekatan penanaman nilai agar tujuan pendidikan nilai yang selama ini menjadi bagian tujuan pendidikan
nasional dapat tercapai. Karena pada hakikatnya pendidikan bukan hanya dilihat dari keberhasilan intelektual peserta didik saja tetapi juga
nilai moral yang dimiliki peserta didik yang nantinya dapat bermanfaat di masyarakat pada masa yang akan datang. Pendekatan dapat
dilakukan secara terus menerus atau berulang-ulang sehingga menjadi habituasi pada peserta didik.
5. Strategi Mewujudkan Keberhasilan Pendidikan Nilai Siswa
Boarding School
Dalam sistem pendidikan boarding school peserta didik diharuskan tinggal di asrama. Oleh karena itu guru atau pendidik lebih mudah
mengawasi dan mengontrol perkembangan moralsikap peserta didik. Dalam kegiatan kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler baik di
sekolah, asrama dan lingkungan dipantau selama 24 jam oleh guru. Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari tiga faktor yang paling
mendukung yaitu pendidikan sekolah, keluarga dan masyarakat. Menurut Abdul Sani, totalitas pendidikan nilai pada pesantren
mengandalkan strategi keteladanan, penciptaan lingkungan dan
31
pembiasaan melalui program dan kegiatan.
59
Hal yang sama terjadi pada sistem boarding school,yang mempunyai pengaruh dalam
mewujudkan nilai-nilai pendidikan pada siswa boarding school` setiap kegiatan dikerjakan penuh dengan kesadaran tanpa ada keterpaksaan
oleh siswa yang secara tidak langsung tertanam pada diri siswa sehingga muncul budaya yang baik di lingkungan boarding school.
Wibisono sebagaimana dikutip Zakiah dan Rusdiana bahwa : Strategi pendidikan nilai dapat dikembangakan pada proses belajar
mengajar yang meliputi : a.
Spiritual untuk meletakkan nilai-nilai etik dan moral sebagai religiusitas
b. Akademis untuk menunjukkan kaidah normatif yang harus
dipatuhi dalam menggali dan mengembangkan ilmu. c.
Mondial untuk menyadarkan bahwa siapa pun harus siap menghadapi perubahan yang berlangsung.
60
Dengan menggunakan strategi diatas, penanaman pendidikan nilai biasanya
diintegrasikan pada
program yang
sudah ditentukandirencanakan, seperti kegiatan pembelajaran di kelas.
Selain itu dapat pula pada kegiatan spontanitas di lingkungan sekolah. Adapun Zakiah dan Rusdiana menambahkan bahwa strategi
mewujudkan keberhasilan pendidikan nilai di lembaga pendidikan, dengan menanamkan nilai-nilai pada diri siswa yaitu sebagai berikut :
a. Adanya kesadaran akan pentingnya nilai yang mencakup
semua pihak sekolah : kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan siswa.
b. Adanya komitmen, penghayatan dan aktualisasi yang
dilakukan bersama-sama c.
Adanya evaluasi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas sekolah. Evaluasi ini juga sebagai saran
membentuk ide-ide inovatif.
61
Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa terdapat strategi atau langkah-langkah
yang dilakukan
dalam penanaman
59
Ridwan Abdullah Sani, Pendidikan Karakter di Pesantren, Bandung : Citapustaka, 2011, cet : I, h. 58
60
Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 73
61
Zakiah dan Rusdiana, Op. Cit., h. 170
32
pendidikannilaipada boarding school. Pendidikan nilai pada boarding school dapat dilakukan oleh pendidikguru dengan memberi teladan,
habituasipembiasaan dan penanaman spiritual pada peserta didik. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan
bahwa strategi penanaman pendidikan nilai itu penting. Semua harus dipersiapkan lembaga pendidikan dimulai dari guru-gurupendidik
yang handal untuk merealisasikan strategi tersebut agar mencapai tujuan dari pendidikan. Dengan melakukan upaya pembinaan secara
kontinue untuk menjadikan pembiasan pada siswa. Selain itu penciptaan lingkungan boarding school sekolah asrama yang
kondusif dalam penyelenggaraan pendidikan.
C. Penelitian Yang Relevan