60 Dalam mendeteksi masalah autokorelasi dapat digunakan metode
Durbin-Watson. Metode Durbin-Watson D-W diperkenalkan oleh J.Durbin dan GS. Watson tahun 1951. Untuk menarik kesimpulan ada
tidak autokorelasi dapat digunakan kriteria sebagai berikut : 1 0 d d
L
maka menolak hipotesis nol dan dapat disimpulkan ada autokorelasi positif.
2 d
L
d d
U
merupakan daerah tidak dapat diputuskan 3 d
U
d 4-d
U
maka menerima hipootesis nol dan dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi positif negative.
4 4-d
U
d 4-d
L
merupakan daerah tidak dapat diputuskan. 5 4-d
L
d 4 maka menolak hipotesis nol dan dapat disimpulkan ada autokorelasi negatif.
4. Uji Signifikasi
a. Uji Simultan Uji F
Uji ini digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai F
hitung
dengan F
tabel
. Nilai F
hitung
diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Dimana: F
hitung
: Nilai dari koefisien F R
2
: Koefisien Determinasi. n
: Jumlah Observasi k
: Jumlah variabel bebas.
61 Dalam hasil regresi yang dilakukan dengan pengolahan software
sudah di hitung nilai F hitung. Langkah selanjutnya adalah mencari nilai F tabel. F kritis ditetapkan berdasarkan besarnya
dan df degree of freedom dimana bbesarnya ditentukan oleh numerator k-1 dan df untuk
denominator n-k n merupakan jumlah observasi dan k merupakan jumlah variabel bebas.
Pengambilan keputusan dalam Uji F ini didasarkan pada nilai F hitung dan nilai F kritis. Jika nilai F hitung dari F kritis sehingga
menolak hipotesis nol yang berarti secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika F
hitung F kritis sehingga menerima hipotesis nol yang berarti secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. Selain itu didalam menentukan menerima atau menolak hipotesis
nol dapat dilakukan dengan melihat besarnya probabilitas yang menunjukkan besarnya
, Dari perhitungan Eviews dapat dilihat nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitas 5 maka menerima hipotesis
nol yang berarti secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terrhadap variabel independen. Sebaliknya jika nilai
probabilitas 5 maka menolak hipotesis nol yang berarti secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel
independen Widarjono, 2013:67.
62
b. Uji Parsial Uji t
Uji t merupakan suatu prosedur yang mana hasil sampel dapat digunakan untuk verivikasi kebenaran atau kesalahan hipotesis nol H
. Keputusan untuk menolak atau menerima H
dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data.
Uji hipotesis dua sisi digunakan jika peniliti tidak mempunyai landasan teori atau dugaan yang kuat. Dalam uji dua sisi hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen dalam persamaan regresi bisa positif maupun negatif. Pengambilan kesimpulandilakukan dengan
membandingka antara nilai t hitung dengan nilai t kritis. t hitung dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Dimana : merupakan nilai pada hipotesis nol.
Nilai t
hitung
umumnya telah disediakan pada hasil regresi. Sedangkan nilai t
tabel
terletak pada besarnya df degree of freedom yang digunakan df pada regresi berganda n-k. Jika t
hitung
nilai t
tabel
maka menolak hipotesis nol yang berarti secara individu variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika t
hitung
t
tabel
maka menerima hipotesis nol yang berari secara individu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Widarjono,
2013:65.
63
5. Koefisien Determinasi Adjusted R Square